TANTANGAN MEA, SASTRA DAN BAHASA JANGAN HILANG
![]() |
F-Slamet Setya Budi |
Ditulis Oleh : Slamet Setya Budi Mahasiswa Jurusan Sastra
Inggris Universitas Muara Bungo
METROBUTE.COM- Masyarakat Ekonomi
Asean tinggal menghitung hari sudah siapkah kita.Sebuah permasalahan besar bagi
masyarakat yang belum siap akan adanya Masyarakat Ekonomi Asean atau yang lebih
dikenal dengan nama Pasar Bebas Asean. Permasalahan terus melanda negeri ini
mulai dari gonjang ganjing politik ditmbah aspek pendidikan yang semakin rumit
hingga masyarakat kecil yang mulai tercekik. Bagaimana masyarakat akan siap jika
dari segi pemerintahan belum stabil, pendidikan belum merata, dan kesejahteraan
terasa semakin langka.
Tentunya ini bukanlah tugas
pemerintah semata namun ini tugas kita semua. Menyoroti kinerja media yang
terfokus kepada Pendidikan, Politik dan Kesejahteraan masyarakat namun kadangkala
aspek sastra dan bahasa terlupakan. Kemungkinan karena Sastra dan Bahasa tidak
begitu berpengaruh kepada masyarakat dibanding ekonomi, politik, dan pendidikan.
Menyikapi permasalahan Sastra dan Bahasa tentunya tidak hanya dikaji dari
keindahan kata – kata maupun teori belaka. Dimana sastra memiliki pengaruh
terhadap kehidupan masyarakat. Seperti pendapat Mursal Esten, sastra atau
kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai
manifestasi kehidupan manusia (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium
dan punya efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan). Kita
tentu mengetahui bahwa dari sebuah karya sastra kita dapat mengetahui keadaan
kultur budaya suatu bangsa.
Dengan bergulirnya Masyarakat Ekonomi
Asean tentunya berbagai kesusasteraan dari luar negeri bebas masuk ke
Indonesia. Tentunya menimbulkan berbagai pemasalahan ketika para generasi muda
bersifat konsumtif tanpa memfilter terlebih dahulu. Doktrin, Budaya hingga pola
hidup hedonis yang tecurah dalam sebuah karya sastra tentunya dengan cepat
mempengaruhi generasi muda Indonesia. Ini merupakan ancaman terhadap penggiat
Kesusastraan di Indonesia dikala masyarakat sendiri tidak menghargai hasil dari
negaranya sendiri. Namun dari banyaknya hal negatif, tentunya memberikan dampak
positif bagi penggiat kesusastraan Indonesia, tanpa harus kehilangan identitas.
Bercampurnya berbagai hasil Kesusastraan Asing menimbulkan persaingan yang
positif untuk lebih kreatif namun kontrol pemerintah juga harus diperketat serta
penggiat sastra dituntut mampu memperkenalkan ke dunia internasional.
Dalam bergulirnya Masyarakat
Ekonomi Asean tentunya bukan hanya kesusastraan yang berpengaruh namun segi
kebahasaan juga berpengaruh. Slogan jika kita ingin menguasai dunia maka kuasai
bahasa ternyata bukan hanya sebuah slogan. Bahasa Inggris sebagai bahasa
Internasional memberikan dampak serius bagi eksistensi bahasa daerah. Padahal
selain fungsi bahasa untuk berkomunikasi namun satu sisi bahasa juga memiliki fungsi
sebagai Perdamaian abadi, diciptakan dengan menjadikan fungsi bahasa sebagai
strategi, baik strategi untuk memahami diri setiap anggota komunitas maupun
strategi untuk memahami cara pandang komunitas lain. Disamping itu, potensi bahasa
sebagai bentuk diplomasi terus digali serta diterapkan dalam rangka
keikutsertaan Indonesia mewujudkan perdamaian dunia.
Apresiasi perlu ditujukan kepada
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah mendirikan Pusat Pengembangan
Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDB). Namun ini perlu didukung dengan
pengembangan Bahasa di daerah – daerah, dimana di Indonesia memiliki berbagai
macam ragam bahasa. Permasalahan ini tentunya sangat serius dimana permasalahan
dalam penggunaan bahasa dapat menimbulkan kesalah pahaman dan konflik.
Penguatan identitas bahasa daerah maupun bahasa nasional harus lebih
ditonjolkan dalam setiap pertemuan internasional serta pendirian kursus –
kursus bahasa Indonesia di luar negeri. Disamping itu Peningkatan kompetensi
berbahasa asing strategis dan penerjemah. Dimana para ahli bahasa harus fokus
terhadap pendidikan dan pelatihan kebahasaan, diplomasi bahasa, juru bahasa,
penerjemahan dokumen strategis, karya sastra, dan buku ipteks.
Editor: dbr
Bagikan
4/
5
Oleh
Admin
Terima Kasih