LAPORAN KEGIATAN

LAPORAN KEGIATAN


LAPORAN KEGIATAN
KULIAH KERJA NYATA TEMATIK POSDAYA
DESA SUO – SUO KECAMATAN SUMAY
KABUPATEN TEBO

 
HALAMAN PENGESAHAN
Kelompok yang tersebut dibawah ini :
Nama Kelompok         : Kuliah Kerja Nyata Tematik Posdaya Kelompok XIV
Bidang                         : Posdaya Pendidikan
Ketua Kelompok         : Slamet Setya Budi
NPM                           : 111016179202003
Setelah melalui proses validasi program dihadapan kepala wilayah/ instansi, pembimbing dan pertanggungjawaban program dihadapan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), laporan kegiatan kuliah kerja nyata tematik posdaya ini dapat DISAHKAN
Desa Suo – Suo,   30 September 2014
Mengetahui,
Ketua Adat
Desa Suo - Suo
Dosen Pembimbing Lapangan








SEKAPUR SIRIH

Assalamualaikum Wr. Wb

Segala Puji Syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dariNya, kekuatan dariNya, kemudahan serta nikmat yang tiada dapat terhitung, kami Tim Kuliah Kerja Nyata Tematik Posdaya Universitas Muara Bungo dapat menjalankan dan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata beserta program yang dicanangkan ini. Desa Suo – Suo yang terdapat di Kabupaten Tebo merupakan salah satu tempat yang dipilih dan ditunjuk Universitas Muara Bungo untuk menjadi tempat pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Tematik yang bertemakan Posdaya. Mahasiswa/i yang ditempatkan di Desa Suo - Suo Kecamatan Sumay Kabupaten Tebo berjumlah 15 orang anggota yang berasal dari jurusan yang berbeda-beda, namun sampai selesai Kuliah Kerja Nyata Tim kami berkurang satu dikarenakan sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan.
Laporan ini disusun sebagai salah satu komponen penilaian dari seluruh rangkaian Kuliah Kerja Nyata Tematik Posdaya kelompok XIV, sekaligus sebagai laporan pertanggungjawaban selama berada dilokasi. Selama menjalankan Kuliah Kerja Nyata Tematik Posdaya selama 45 (empat puluh lima) hari banyak kejadian dan peristiwa menarik yang dapat dipetik, untuk itu perkenankan kami untuk mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan setinggi – tingginya kepada :
1.      Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, Yang berkat izinNya sehingga kami dapat menjalankan Program Kuliah Kerja Nyata Tematik Posdaya angkatan ke IX sampai selesai.
2.      Bp. Khairun. A Roni, SE., MM, Selaku Rektor Universitas Muara Bungo
3.      Bp. Akhyarnis Febrialdi, S. Si, Selaku ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muara Bungo
4.      Bp. Dodi Oktariza, SS., M. Hum selaku Dosen Pembimbing Lapangan kelompok XIV
5.      Bp. Sarjono, SP selaku Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Tebo
6.      Bp. Haryadi, S.Sos,. M.Si selaku Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Tebo.
7.      Bp. Yanuar, SE Selaku Camat Kecamatan Sumay
8.      Bp. Julita selaku Kepala Desa Suo – Suo
9.      Bp. Sulaiman Majid selaku Ketua Adat Desa Suo – Suo
10.  Ibu Isfan Trianita selaku Kepala Tim Penggerak PKK Kecamatan Sumay
11.  Bp. Senan As selaku Pembina Suku Talang Mamak
12.  Seluruh Kepala Dusun di Desa Suo – Suo
13.  Seluruh Rukun Tetangga di Desa Suo – Suo
14.  Ninik Mamak Desa Suo – Suo
15.  Bp. Supri dan Bp. Misran selaku Pemuda Dusun Simpang 3
16.  Serta seluruh pihak yang telah membantu kelancaran Kuliah Kerja Nyata Tematik Posdaya Desa Suo – Suo baik secara moril, materil, maupun spiritual yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Semoga Allah S.W.T memberikan balasan yang terbaik bagi mereka. Kami menyadari terdapat banyak kesalahan dalam penulisan laporan kegiatan ini, karena itu segala kritik dan saran yang membangun kami terima dengan senang hati. Kami berharap semoga apa yang telah kami lakukan dan kami laksanakan dapat bermanfaat baik untuk masyarakat maupun kami sendiri.
Desa Suo – Suo, 24 Agustus 2014
A/n Kelompok XIV
Kuliah Kerja Nyata Tematik Posdaya



SLAMET SETYA BUDI
Ketua Kelompok







BAB I
REKAM PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN

A.    Pendahuluan
Desa Suo - Suo Kecamatan Sumay Kabupaten Tebo adalah salah satu Kabupaten yang berada di wilayah Provinsi Jambi. Secara geografis, daerah ini berada di kawasan perbukitan dan Taman Nasional Bukit Tigapuluh sehingga kontur tanah berbukit. Desa Suo - Suo di bagian utara berbatasan dengan Provinsi Riau, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Muara Kilis, sebelah barat berbatasan dengan Desa Muara Sekalo, dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Apabila ditinjau dari letak geografisnya, Desa Suo – Suo berjarak 40 Km dari ibukota Kabupaten Tebo sedangkan kondisi jalan tanah, sehingga ketika hujan akses keluar maupun masuk sulit. Selain itu letak wilayah ini juga menjadikan Desa Suo – Suo memiliki kekayaan baik alam dan budaya yang berbeda-beda antar daerahnya.
Karena letaknya yang berada di sekitar Taman Nasional Bukit Tigapuluh maka Desa Suo - Suo memiliki suhu udara yang bervariatif sekitar 17oC – 32oC sehingga enak untuk dijadikan kawasan pariwisata dan kawasan pertanian serta pengembangan kebun atau lahan untuk Kebun Buah - Buahan. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan Tim Kuliah Kerja Nyata Tematik Posdaya kelompok XIV Desa Suo - Suo, mempunyai masyarakat yang heterogen atau beragam. Sehingga dalam penyusunan serta perencanaan suatu program disesuaikan dengan kondisi, situasi, dan potensi yang dimiliki oleh Desa Suo - Suo.
Setelah melihat hasil survey dan menganalisis daerah Maka Tim Kuliah Kerja Nyata Tematik Posdaya Universitas Muara Bungo yang ditempatkan di Desa Suo - Suo memilih untuk menyusun program yang dapat mencakup berbagai aspek kemasyarakatan dan keluarga. Adapun program yang dicanangkan adalah berupa Penyuluhan dan Ekstra Pelatihan, Festival KRAMIK (Kreativitas dan Akademik), Peduli Lingkungan Hidup (membuat lobang sampah, Toga, Warung Hidup, Tabulampot dll), Bimbingan belajar, Mengajar Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, turut serta dalam kegiatan Adat, serta tidak luput dari program Karang Taruna. Hal yang tidal luput dari perhatian dan fokus utama adalah dalam memantau dan menganalisa potensi desa yang berasal dari peran setiap keluarga.

B.     Observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan melalui beberapa tahap yaitu
Tabel 1: Tahap Pertama
No
Hari
Kegiatan
Responden
Waktu
Jumlah Jam
1
Sabtu, 26 Juli 2014
Mempelajari adat istiadat, sejarah desa dan Perizinan Kukerta
Ketua Adat Bp. Sulaiman Majid
10.05 Wib – 10.45 Wib
40 menit
2
Sabtu, 26 Juli 2014
Mempelajari tentang Kepemudaan
Bp. Misran & Harpiton, S.Pd
11.00 Wib – 12. 30 Wib
1 jam 30 menit
3
Sabtu, 26 Juli 2014
Perizinan penempatan Kukerta
Kepala Desa Bp. Julita
13.00 Wib – 13.30 Wib
30 menit
4
Sabtu, 26 Juli 2014
Mempelajari tentang kehidupan masyarakat pendatang dan suku asli Desa Suo - Suo
Pembina Suku Talang Mamak
Bp. Senan As
14.00 Wib – 16.00 wib
2 Jam

TOTAL
4 Jam 40 menit

Setelah pelaksanaan Survey tahap pertama maka dilakukan Survey kedua adapun rinciannya sebagai berikut:
No
Hari
Kegiatan
Responden
Waktu
Jumlah Jam
1
Rabu, 6 Agustus 2014
Mempelajari adat istiadat dan Permasalahan desa
Ketua Adat Sulaiman Majid
10.00 wib – 11.30 Wib
1 Jam 30 menit
2
Rabu, 6 Agustus 2014
Mempeajari mengenai pendidikan
Bp. Juli & Bp. Ozi
12.45 Wib – 13.15 Wib
30 menit

Dalam kegiatan observasi tersebut menghasilkan sebagai berikut:
A.    Kepemudaan & Pemerintahan Desa
1.      Dualisme kepemimpinan kepemudaan
2.      Tidak jalannya Karang Taruna Desa
3.      Tidak jalannya Ikatan Remaja Masjid
4.      Kurang jalannya sistem Pemerintahan Desa
5.      Belum terbentuknya Perdes
6.      Belum terbentuknya Peta Desa
7.      Terdapat 14 Rukun Tetangga & 4 Kepala Dusun
8.      Terdapat 663 KK atau 2301 Jiwa
B.     Pendidikan & Ekonomi
1.      Kurangnya tenaga pengajar
2.      Kurang disiplinya para tenaga pengajar
3.      Banyaknya buta aksara
4.      Tidak berfungsinya Perpustakaan
5.      Mayoritas masyarakat bekerja sebagai buruh perusahaan
C.     Lingkungan, Sarana & Prasarana
1.      Pembukaan Sekolah Lapang
2.      Masih banyaknya lahan kosong
3.      Belum terdapat Tanaman Obat Keluarga, Warung Hidup & Tabulampot
4.      Masyarakat pada umumnya belum memiliki WC sendiri
5.      Sapitank sangat dekat dengan sumur
6.      Membuang sampah sembarangan
7.      Kekayaan tanaman hutan
8.      Belum ada penerangan jalan dan signal
D.    Kesehatan
1.      Merebaknya Narkoba & Free Seks
2.      Tidak jalannya Posyandu
3.      Banyaknya penyakit diare
4.      Masyarakat masih percaya dengan dukun
E.     Kebudayaan
1.      Perlunya peninjauan kembali mengenai adat istiadat
2.      Masih kuatnya mistis
3.      Masyarakat cenderung mengharapkan/menghargai pemberian dari orang lain
4.      Masih belum terekposnya kerajinan tangan



























LAPORAN KEGIATAN BIDANG LINGKUNGAN
KELOMPOK KUKERTA TEMATIK POSDAYA KELOMPOK XIV
DESA SUO-SUO, KEC. SUMAY, KAB. TEBO

A.      Latar belakang

Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar manusia atau masyarakat, serta mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung.  Lingkungan hidup mencakup ekosistem, perilaku sosial, budaya, dan juga udara yang ada di sekitar kita.   Fungsi ;ingkungan yaitu Lingkungan merupakan bagian multak dari kehidupan manusia, dengan kata lain lingkungan tidak terlepas dari kehidupan manusia. Problem tentang kebersihan lingkungan yang tidak kondusif dikarenakan masyarakat selalu tidak sadar akan hal kebersihan lingkungan. Tempat pembuangan kotoran tidak dipergunakan dan dirawat dengan baik.
Akibatnya masalah diare, penyakit kulit, penyakit usus, penyakit pernafasan dan penyakit lain yang disebabkan air dan udara sering menyerang golongan keluarga ekonomi lemah. Berbagai upaya pengembangan kesehatan anak secara umum pun menjadi terhambat. Di desa suo-suo hal seprti itu masih banyak di jumpai di sekitar lingkungan masyarakatnya,oleh sebab itu kami sebagai koordinator lingkungan beserta anggota kukerta tematik posdaya berinisiatif untuk membenahi kebiasaan buruk masyarakat desa suo-suo dan juga memberikan motivasi agar dapat mebenahi lingkungan di sekitar rumahnya, baik dari kebersihan rumah, pemanfaatan lahan kosong dan juga pembuatan TOGA keluarga, baik berupa tanaman obat-obatan dan juga tanaman sayur-sayuran agar kebutuhan gizi yang baik bisa terpenuhi.
Berikut adalah pelaporan kegiatan kukerta tematik POSDAYA bidang Lingkungan

A.    Bidang Lingkungan kemasyarakatan/Umum
1.      Menyambut hari kemerdekaan 17 agustus 1945
Sebelum melaksanakan kegiatan Menyambut HUT RI 17 agustus yang ke 69 Koordinator Bidang Lingkungan dan Ketua KelompoK Kukerta XIV berkunjung ke tempat Kepala Desa ,Sekdes dan perangkat desa lainnya untuk membahas masalah penyambutan 17 agustus yang ke 69, agar dapat mengkoordinir masyarakat sekitar desa suo-suo untuk melakukan kerja bakti membersihkan lapangan sepak bola, karna lapangan tersebut akan digunakan untuk melakukan upacara 17 agustus 1945 di desa suo-suo.
Pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan di Desa Suo-Suo dalam rangka persiapan menyambut hari kemerdekaan Indonesia 17 agustus yang ke 69 yaitu sebagai berikut
a.       Bersih – bersih lingkungan Desa dan lapangan sepak bola desa suo-sou yang dilakukan pada tanggal 15-16 agustus 2014




b.      Bersih – bersih lingkungan Sekolah yang akan dilakukan pada tanggal 14-15 agustus 2014






2.      Bersih-bersih lingkungan masjid
Membersihkan lingkungan sekitar masjid desa suo-suo, dilakukan setiap seminggu sekali yaitu pada hari jum’at sebelum melaksanakan ibadah solat jum’at.

3.      Mengikuti Rapat Desa Mengenai Peninjauaan Adat Desa suo-suo, Kec. Sumay,
 kab. Tebo yang terlaksana pada tanggal 19 agustus 2014
Dalam rapat desa kami dipercaya sebagai notulen dan moderator agar dapat mengkondisikan kegiatan rapat desa mengenai peninjauan adat desa, supaya dalam rapat tersebut dapat berjalan dengan baik dan tertib.





4.      Menghadiri acara desa suo-suo

Dalam  setiap menghadiri acara desa baik sukuran, yasinan dan akad nikah kami selalu di undang oleh perangkat desa suo-suo terlebih dahulu.







5.      Pembuatan Lapangan Volly desa suo-suo.
Dalam melaksanakan program bidang lingkungan,” Pembuatan Lapangan Volly“. Koordinator Bidang Lingkungan menemui perangkat desa RT 03 terlebih dahulu untuk melakukan musyawarah pembuatan lapangan volly.
Sehingga ketua RT 03 memberi tahu warganya untuk bisa bekerjasama dan bergotong royong membuat lapangnan volly di lingkungan RT 03. Pelaksanaan tersebut dilakukan pada tanggal 29 agustus 2014




B.     Realisasi Program POSDAYA Bidang Lingkungan mengenai “Sekolah Lapangan Wanatani Karet “yang bekerjasama dengan FZS,WWF ID, REB30, PAN,dan intansi yang terkait dalam bidang pertanian.

Sebelum melaksanakan realisasi program POSDAYA Bidang lingkungan   “Sekolah lapangan wanatani karet”. Koordinator bidang lingkungan dan Ketua kelompok mengadakan diskusi dengan Perwakilan FZS, WWF ID, REB30, PAN untuk melakukan pebelajaran dan pelatihan mengenai perawatan pohon karet.  Peserta yang mengikuti  kegiatan tersebut sebanyak 33 orang. Peserta kegiatan tersebut adalah masyarakat desa suo-suo sendiri  dan anak SMK satu atap jurusan pertanian. Kegiatan  tersebut dilakukan dalam jangka waktu 6 Bulan dan dilaksanakan setiap seminggu sekali, yaitu hari selasa, yang dimulai dari tanggal 13 agustus 2014.



Berikut adalah Data Peserta, Jadwal kegiatan dan matrik sekolah wanatani karet:
1.      Data Peserta,
2.      Jadwal Kegiatan












3.      Matriks Pembagian Kerja Sekolah Lapang Wanatani Karet










C.     Realisasi Program Lingkungan mengenai Sosialisasi “ Kita Sahabat Orang Hutan “ bekerjasama dengan Frankfrut Zoological Society (FZS)
Sebelum Melakukan Sosialisasi tersebut Kami juga bekerja sama dengan FZS ( Frankfrut Zoological Society ) sehingga pihak FZS menghadirkan Pembicara dari Luar Negeri yang terdiri dari Direktur FZS, Peneliti dan Pelestarian orang hutan di Taman Nasional Bukit 30 Desa Suo - Suo, Kec.Sumay, Kab.Tebo. Kegiatan tersebut dilakukan pada tanggal 30 agustus 2014 di SDN 88 yang diikuti seluruh Siswa/Siswi SDN 88.

D.    Realisasi Program POSDAYA Bidang Lingkungan mengenaiPendayagunaan Lahan  Kosong dan Pembagian Bibit Sayuran dan Bibit Buah-buahan”
1.      Pendayagunaan lahan kosong
Dalam merealisasikan program POSDAYA bidang lingkungan, ketua kelompok dan koordinator bidang lingkungan mengunjungi masyarakat yang mamiliki lahan kosong yang sebelumnya digunakan untuk berkebun dan memelihara ikan tetapi tidak ada berkelanjutanya lagi. Maka kami berinisiatif untuk membantu mereka dalam  memanfaatkan kembali lahan tersebut, agar pemanfaatan lahan tersebut bisa dimanfaatkan kembali untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Kegiatan tersebut dilakukan pada tanggal 23 agustus 2014
 





2.        Pembagian Bibit Sayuran dan Bibit Buah-buahan”
Dalam merealisasikan program POSDAYA bidang lingkungan, ketua kelompok dan koordinator bidang lingkungan mengajukan proposal ke dinas pertanian pada tanggal 20 agustus 2014 untuk dapat memberikan bantuannya dalam bentuk benih bibit sayuran dan pohon buah-buahan sekaligus Penyuluhan, kemudian akan kami bagi-bagikan ke masyarakat desa sesuai tujuan Realisasi program POSDAYA yang kami rencanakan untuk pemberdayaan keluarga di desa suo-suo ini . Kegiatan tersebut dilakukan pada tanggal  3 september 2014
  





E.     Realisasi Program POSDAYA Bidang Lingkungan mengenai  “ P2W - KSS
Kegiatan yang akan dilakukan untuk program POSDAYA bidang lingkungan yaitu Pembuatan TOGA di desa suo-suo. Namun dalam pembuatan TOGA tersebut, kami disini diminta untuk berkerja sama dengan BPMBD kab. Tebo sebagai Fasilitator dan Tenaga Ahli. Rencananya Desa suo-suo ini mewakili Kab. Tebo untuk mengikuti Perlombaan P2W - KSS Se Propinsi Jambi yang di ikuti oleh 2 Kota dan 8 Kabupaten. Dalam kesempatan ini kami membantu perangkat desa kususnya ibu-ibu PKK untuk merealisasikan pembuatan TOGA.
Peserta pembuatan TOGA desa suo-suo di ikuti oleh 51 KK dan 8 RT, program tersebut diselenggarakan pada tanggal 3 September 2014. Dalam pelaksanaan kegiatan ini Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan serta Dinas Kehutanan Kabupaten Tebo aktif dalam melakukan Penyuluhan.
 


Berikut adalah data peserta P2W-KSS di desa suo-suo untuk mengikuti lomba tingkat propinsi Jambi.
ROLEK                   
EVIANTO
ENOT
AEH
FADILA
MAHDALENA
ELSAH
TIJAH
ROMINI
FERAYETNO
SATINAH
SICIK
SADIAH
LAILA
HADIJAH
EKSI
RT 02
RT 02
RT 02
RT 02
RT 02
RT 02
RT 05
RT 07
RT 07
RT 07
RT 07
RT 07
RT 07
RT 08
RT 08
RT 08
   YANA
HARMAINI
HARMINA
MEGAWATI
ELIYEN
BAHTIAR
MAHIYA
DAFRIZAL
ANIDAR
KENA
SRIWULAN
NURHAYATI
MASKINA
ROSNAWATI
SITI FATIMAH
ANIZAR
NURBIATI
RT 08
RT 08
RT 09
RT 09
RT 09
RT 09
RT 09
RT 09
RT 09
RT 09
RT 09
RT 10
RT 10
RT 10
RT 10
RT 10
RT 10
SURTINAH
SUMINARSIH
RUSMI
SRIYANI
JUHATRA
MAZIDA
SUQINAH
WIWIN
LAILA
NURASIAH
BAHTIAR
HARDISON
SUNITA
MASTURAH
ERNIWATI
GIMIN
FATIMAH HANIM
RT 11
RT 11
RT 11
RT 11
RT 11
RT 13
RT 13
RT 13
RT 13
RT 13
RT 14
RT 14
RT 14
RT 14
RT 14
RT 14
RT 14
Peta peserta P2W-KSS

                                             Sungai sekalo








F.      Realisasi Program Bidang Lingkungan mengenai  “ Pembuatan Papan Nama Desa,Pemasangan papan nama desa dan Pengecetan Tugu Desa suo-suo ”
a.       Realisasi program Pembuatan Papan Nama desa.
Dalam merealisasikan program bidang lingkungan untuk pembuatan papan nama desa suo-suo, koordinator bidang lingkungan dan ketua kelompok kukerta berdiskusi terlebih dahulu oleh kepala desa untuk membahas dan meminta ketersediaannya untuk membantu kami dalam pembuatan papan nama desa suo-suo.
Dalam hal ini kepala desa suo-suo, sangat mendukung program pembuatan papan nama ini dan memberikan bantuan sumbangan berupa papan dan tiang kayu untuk pembuatan papan nama tersebut. Kegiatan tersebut dilakukan dari tanggal 6 -8 september 2014
 




Anggaran dana pembuatan papan nama desa
No
Jenis barang
Harga barang
1
Cat minyak 2 kaleng
Rp.60.000,00
2
Pilok 6 kaleng
Rp.130.000,00
3
Tiner 2 kaleng
Rp.50.000,00
4
Kuas 3 buah
Rp.75.000,00

Jumlah
Rp. 315.000,00




   
Penggunaan cet yang di gunakan untuk pembuatan papan nama desa sebagiannya yaitu dari sumbangan desa suo-suo itu sendiri sebanyak 6 kaleng cet dan 2 botol tiner, yang digunakan untuk pengecetan Tugu desa dan Gapura desa suo-suo
b.      Realisasi program pemasangan papan nama desa.
Dalam merealisasikan program bidang lingkungan yaitu pemasangan papan nama desa baik nama jalan maupun nama perangkat desa suo-suo itu sendiri, kami lakukan kegiatan tersebut setelah menyelesaikan program pembuatan papan nama. Kegiatan tersebut dilakukan pada tanggal 10-11 September 2014


c.       Realisasi program Pengecetan tugu desa dan gapura desa suo-suo
Untuk merealisasikan program pengecetan ini, coordinator bidang lingkungan dan ketua menemui kepala desa untuk meminta izin mengecet ulang tuga dan gapura desa. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 13 September 2014.




Dalam pengecetan tugu desa, kami di beri bantuan cat dan kuas dari desa untuk mengecat tugu dan gapura desa suo-suo.
Kendala Pelaksanaan Bidang Lingkungan
Dalam pelaksanaan kegiatan Bidang Lingkungan berjalan cukup baik namun dikarenakan lokasi yang cukup jauh dari perkotaan dan masuk dalam daerah terisolir maka untuk realisasinya membutuhkan dana cukup besar namun disini kami saling bekerjasama dan berkoordinasi dengan team maupun pemerintahan desa sehingga ini dapat terlaksana dengan baik.









LAPORAN KEGIATAN BIDANG PENDIDIKAN
KELOMPOK KUKERTA TEMATIK POSDAYA KELOMPOK XIV
DESA SUO-SUO, KEC. SUMAY, KAB. TEBO

Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal dasar bagi setiap insan manusia, karena dengan pendidikan yang baik akan membentuk karakter yang baik pula, maka dari itu kukerta posdaya kelompok 14 pada bidang pendidikan telah melaksanakan proses belajar mengajar di 3 sekolah, yaitu SDN 88 suo-suo, SDN 167 suo-suo, dan SMPN 1 Atap, 3 x dalam 1 minggu. Bidang pendidikan tidak hanya mengajar pendidikan umum di Sekolah Dasar maupun SMP saja, kami juga memberikan pendidikan agama yang bertujuan untuk menambah pengetahuan Siswa-siswi serta masyarakat setempat agar dapat memahami bahwa pendidikan agama tersebut juga sangat penting untuk menambah pengetahuan di dalam ajaran islam, selain dari pengajaran kepada Siswa-siswi, kami juga melakukan Bimbel umum bagi masyarakat yang buta aksara terutama bagi masyarakat yang putus sekolah. Di harapkan dengan kegiatan ini para siswa- siswi dan masyarakat lebih perduli dengan pentingnya pendidikan tersebut.
1.      Menyambut 17 agustus 2014
a.                   Melatih LKBB
Pada tanggal 12 agustus 2014 bidang pendidikan melakukan sosialisasi ke 3 sekolah yaitu di SDN 88, SDN 167, dan SMPN 1 Atap untuk menanyakan kegiatan apa saja yang biasa di lakukan di desa Suo-Suo saat perayaan ulang tahun Republik Indonesia, bidang pendidikan melakukan kerja sama dengan kepala sekolah untuk membantu siswa-siswi dalam berbagai hal seperti: Latihan LKBB bagi siswa-siswi SMPN DAN SDN di desa suo-suo yang dilaksanakan dari tanggal 13-16 agustus 2014 dalam rangka menyambut HUT RI-69





b.      Menjadi  Panitia dan Dewan Juri Pawai di Desa Suo-suo
Sebelum kegiatan ini dilaksanakan Ketua Kelompok terlebih dahulu membentuk Panitian Pelaksana bersama Pemerintah Desa dalam rapat tersebut di pastikan bahwa Ketua Panitian Berasal dari Kepala Sekolah SDN 167/VIII yang dibantu oleh Mahasiswa/I sedangkan Koordinator Pendidikan dipercaya untuk menilai para peserta karnaval yang baru pertama kali di adakan di Desa ini, kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh para siswa-siswi namun kegiatan ini juga diikuti oleh kalangan pemuda dan pemudi desa, serta masyarakat ibu-ibu PKK bahkan desa tetangga (Desa Muara Sekalo) pun ikut serta untuk meramaikan karnaval pada tahun pertama yang diadakan didesa ini.





2.      Kegiatan belajar mengajar di SDN 88, SDN 167, dan SMPN 1 atap suo-suo
Sebelum melakukan proses belajar mengajar di sekolah, Ketua Kelompok XIV bersama Bidang pendidikan melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah untuk bekerja sama dengan pihak sekolah agar kami dapat menentukan jadwal proses belajar mengajar disekolah tersebut, yang  mana kegiatan tersebut di adakan 3 x dalam 1 minggu pada setiap sekolah.
Jadwal Mahasiswa/i yang Mengajar di SDN 88 Suo-suo
SELASA
KAMIS
SABTU
Tri Hersukoco
Ardi Triwidayat
Yeni Kusnita
Nisa Wati Gea
Desriani
Sadam Husein
Jadwal Mahasiswa/i yang Mengajar di SDN 167 Suo-suo
SELASA
RABU
KAMIS
M.Arron Lee.Z
Tri Hersukoco
Gaura Victoria
Musofa Buhari
Andi Kurniawan
Supriyono

Jadwal Mahasiswa/i yang Mengajar di SMP 1 ATAP
SENIN
RABU
JUM’AT
Andi Kurniawan
Sadam Husein
Nisa Wati Gea
Yeni Kusnita
Cici Karmila
Herman

·         Proses belajar mengajar di SDN 167 Suo-suo
 




·         Proses Belajar Mengajar di SDN 88 Suo-suo



·         Proses Belajar Mengajar di SMPN 1 Atap


·         Mengajar Di Sekolah Madrasah
Sekolah Madrasah merupakan sekolah yang diadakan diluar jam pelajaran sekolah. Sekolah madrasah mengajar kan hal-hal yang berkaitan dengan agama islam seperti Aqidah Akhlak, Fiqih, Qur’an Hadish,dan pelajaran agama lainnya. Tujuan dari sekolah madrasah ini untuk lebih memahami tentang agama islam. Sekolah Madrasah ini dilakukan setiap hari kecuali hari minggu, pada jam 14.OO. tetapi kami hanya membantu satu kali dalam seminggu yaitu pada hari senin.


·         Mengajar ngaji
Selain dari pada pengetahuan umum kami juga mengajarkan pendidikan ilmu agama terutama mengajar ngaji bagi anak-anak yang dialakukan sesudah sholat magrib atau sebelum sholat isya. Kegiatan ini bertujruan agar anak-anak di desa ini dapat membaca al-quran dengan baik dan benar.



·         Les Bahasa Inggris
Les Bahasa Inggris didasari pada observasi yang dilakukan oleh Kelompok XIV dikarenakan kurangnya pengetahuan bahasa inggris, dengan demikian kami memutuskan untuk mengadakan les bahasa inggris yang dimulai pada tanggan 23 Agustus 2014, kegiatan ini dilakukan di rumah bidan desa Bu Efkariani Am. Keb pada malam hari dari jam 19.00-20.00 yang diadakan setiap 3 x dalam 1 minggu.
Private lesson schedule
MONDAY
WEDNESDAY
FRIDAY
Slamet Setya Budi
Andi Kurniawan
M. Arron Lee.Z
Nisa Wati Gea
Sadam Husein
Desriani


3.      BIMBEL UMUM
a.      Sekolah Dasar
Bimbel Sekolah Dasar merupakan Bimbingan Belajar bagi Siswa-siswi yang tujuannya untuk mengevaluasi tentang pelajaran yang mereka dapatkan disekolah serta menambahkan materi-materi pelajaran yang dirasa diperlukan oleh Siswa Sekolah Dasar. Oleh karena itu kami melaksanakan Bimbel diluar jam sekolah yang dilaksanakan 2x dalam 1 minggu di SDN 88 Suo-suo dan SDN 167 Suo-suo.


b.      Bimbel Umum Masyarakat
Bimbel ini didasari pada observasi yang menunjukan banyaknya masyarakat buta aksara, bimbel ini dilakukan pada malam hari dirumah warga sekitar yang dilaksanakan 2x didalam 1 minggu. Bimbel ini dilaksanakan atas permintaan para warga yang ingin belajar supaya mereka mengerti arti pentingnya pendidikan itu sendiri sehingga mereka bisa memotivasi agar anak mereka mau terus belajar dan tidak putus Sekolah.



4.      Kegiatan Ekstra Kulikuler
A.    PRAMUKA
Pramuka adalah kegiatan penting untuk membentuk karakter Siswa/i, dalam PRAMUKA para peserta didik diajarkan berbagai hal seperti LKBB, Kemandirian, Kedisiplinan, dan lain-lain. Oleh sebab itu dari bidang pendidikan ikut berpartisipasi dalam kegiatan mengajar PRAMUKA di SDN 88 dan SDN 167 Suo-suo. Yang diadakan setiap satu kali dalam seminggu yaitu pada hari kamis.



5.      LOMBA CERDAS CERMAT
LCC ini bertujuan untuk mengevaluasi tentang hasil pembelajaran yang sudah di ajarkan oleh guru kepada anak didiknya. Selama kami berada di desa suo-suo ini melihat perkembangan pendidikan para siswa terutama SD yang mana berdasarkan informasi dari para guruyang mengajar di sekolah tersebeut bahwa anak didiknya telah mengikuti lomba LCC sekecamatan Sumay khusunya tingkat SD. Maka dari itu kami dari bidang pendidikan mengadakan lomba LCC antara Desa Suo-suo dan Desa Muaro Sekalo diantaranya SDN 88 Suo-suo, SDN 167 Suo-suo, dan SDN 67 Muaro Sekalo yang diadakan pada hari Senin 15 September 2014 di gedung Madrasah Suo-suo.



6.      PERPUSTAKAAN
Menghidupkan kembali perpustakaan SDN 88 Suo-suo dan SDN 167 suo-suo Perpustakaan merupakan bagian penting bagi setiap sekolah, baik sebagai sarana untuk meminjam buku oleh siswa-siswi maupun bagi masyarakat yang ada di desa ini, yang mana sebelumnya kami dari bidang pendidikan bersama Ketua Kelompok melakukan  observasi terlebih dahulu ke setiap sekolah, dan perpustakaan yang ada di setiap sekolah sempat tak tak ada aktivitas  lagi dalam arti mati suri, maka dari itu kami berinisiatif untuk mengaktifkan kembali perpustakaan yang ada di setiap SDN di Suo-suo.
Selain itu tujuan kukerta tematik posdaya ini adalah memperdayakan keluarga, tetapi kami yang kukerta di desa suso-suo ini memilih posdaya dalam bidang pendidikan. Sehingga  kami kelompok 14 kukerta tematik posdaya ini memilih perpustakaan sebagai sasaran pemberdayaan dalam bidang pendidikan. Maka dari itu kami memilih perpustakaan yang ada di SDN 167 suo-suo untuk dijadikan perpustakaan umum desa suo-suo, yang sesuai dengan pos pemberdayaan keluarga didalam bidang pendidikan yang mengambil judul Posdaya Melalui Perpustakaan Bersama “ TIGO SEKATO”.
  


Kendala Dalam Pelaksanaan Bidang Pendidikan
Dalam pelaksanaan program di bidang pendidikan kami mengalami kendala yaitu kurangnya tenaga pengajar dikarenakan antusiasnya para anak didik maupun warga. Selain Guru di Setiap sekolah ataupun Madrasah sangat minim.
LAPORAN KEGIATAN BIDANG KESEHATAN
KELOMPOK KUKERTA TEMATIK POSDAYA KELOMPOK XIV
DESA SUO – SUO KEC. SUMAY KAB.TEBO
A.    Demo Cuci Tangan
Kesehatan merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan sehari – hari. Untuk mewujudkan kehidupan yang sehat, kita harus mampu menjaga kesehatan pada diri kita sendiri. Kelompok Kukerta Posdaya XIV telah merealisasikan Program Kesehatan, yakni Demo Cuci Tangan yang diikuti oleh para siswa dan siswi kelas 1,2 dan 3 SD didesa Suo – Suo dan SD didesa tetangga, Muara Sekalo. Hasil dari kegiatan ini, diharapkan siswa dan siswi mampu memahami betapa pentingnya cuci tangan sebelum makan dan setelah bermain.
Sebelum mengadakan kegiatan Demo Cuci Tangan, Koordinator Bidang Kesehatan KelompoK Kukerta XIV berkunjung ke Bidan Desa untuk berkonsultasi tentang kegiatan kesehatan, khususnya Demo Cuci Tangan. Selanjutnya kami berkonsultasi dengan Ketua dan rekan yang lainnya agar kegiatan Demo Cuci Tangan berjalan dengan baik.
1.      Demo Cuci Tangan SDN 167 Muara Sekalo
Sabtu, 23 Agustus 2014



2.      Demo Cuci Tangan SDN 88 Suo – Suo
Sabtu, 30 Agustus 2014
3.      Demo Cuci Tangan SDN 167 Suo – Suo
Kamis, 28 Agustus 2014




Anggaran Dana Kegiatan Demo Cuci Tangan
No
Nama Item
Harga
Sumber Dana
1
Sabun Cuci Tangan
8.000
Dana Posdaya

B.     Sosialisasi Kesehatan tentang Bahaya Pergaulan Bebas
Pergaulan Bebas adalah salah satu factor yang dapat mengganggu berjalannya kehidupan, terutama kehidupan remaja. Seiring berjalannya masa pertumbuhan remaja, pergaulan bebas tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari – hari remaja. Oleh karena itu pertumbuhan remaja juga harus dibekali pendidikan tentang hal – hal negative yang ada disekitar mereka.
Seperti kegiatan sebelumnya, Koordinator Bidang Kesehatan juga telah berkonsultasi dengan Bidan Desa dan rekan – rekan satu kelompok kukerta. Dan Koordinator Bidang Kesehatan juga telah menyampaikan Surat Pemberitahuan tentang Acara Penyuluhan Bahaya Pergaulan Bebas kepada Kepala Sekolah masing – masing sekolah, serta menjelaskan deskripsi kegiatan tersebut. Dalam program sosialisasi kesehatan ini, kami mengangkat Tema Pergaulan Bebas dengan materi Narkoba, Minuman Keras dan HIV.
1.      SMP SATU ATAP SUO – SUO
Senin, 08 September 2014





2.      SDN 167 SUO – SUO
Sabtu, 13 September 2014




3.      SDN 88 SUO – SUO
Rabu, 17 September 2014





Anggaran Dana Kegiatan Sosialisasi Kesehatan
No
Nama Item
Harga
Sumber Dana
1
Photo Copy Materi
36.000
Dana Posdaya

Kendala Pelaksanaan Program Kesehatan
Dikarenakan letak sekolahan yang berjauhan serta tidak adanya aula yang besar untuk melakukan setiap kegiatan baik sosialisasi dan demo kesehatan maka program ini menyita waktu yang banyak sehingga untuk pelaksanaan Program Demo Dokter Kecil dan Demo Gosok Gigi TIDAK DAPAT TERLAKSANA











BAB III
PENUTUP

Saran
            Desa Suo – Suo merupakan salah satu desa yang memiliki potensi alam yang luar biasa namun sangat disayangkan minimnya pendidikan sehingga mereka dimanfaatkan oleh pihak – pihak yang tidak bertanggungjawab. Sekaligus disana kekurangan tenaga pengajar di sekolah dasar sampai menengah kejuruan, kadangkala kedisiplinan tenaga pengajar perlu dipertanyakan. Untuk itu kami memohon kepada pemerintah agar memperhatikan aspek tersebut.

Baca selengkapnya

LAGU DAERAH TEBO

Lagu Daerah Tebo



Dear pengunjung & sahabat kursus-mediatek.. berikut ini kumpulan lagu daerah Tebo. File unduhan ini sudah direct link, jadi untuk download tinggal klik aja. Semoga bermanfaat.

1. Abang dirantau
2. Cinto danau sigombak
3. Dendang nasib badan
4. Gadis dusun
5. Joged anak pulau pecinan
6. Lukah gilo
7. Pisang kayak
8. Sultan taha
9. Tari sembah tebo
10. Tebo nan indah
11. Terkenang
12. Untuk negeri ku
Baca selengkapnya

MAKNA KULTURAL DALAM GUGON TUHON MASYARAKAT JAWA MENGENAI KEHIDUPAN REMAJA


MAKNA KULTURAL DALAM GUGON TUHON MASYARAKAT JAWA MENGENAI KEHIDUPAN REMAJA
Slamet Setya Budi 1
Abstrak
Judul penelitian ini adalah Makna Kultural Dalam Gugon Tuhon Masyarakat Jawa Mengenai Kehidupan Remaja. Objek kajian dalam penelitian ini adalah Gugon Tuhon pada kehidupan remaja yang berkembang di Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo. Data yang dikumpulkan adalah data lisan yang dikumpulkan dari para narasumber. Permasalahan yang diangkat yaitu mengenai 1) Bagaimanakah makna kultural yang terkandung dalam Gugon Tuhon masyarakat Jawa mengenai kehidupan remaja?.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian menggunakan tekhnik simak libat cakap. Dengan tekhnik ini diusahakan peneliti dapat memperoleh data selengkap-lengkapnya, sebanyak data yang dikehendaki atau diharapkan. Dalam metode ini juga diperlukan teknik pancing, yaitu memancing informan untuk berbicara serta tekhnik catat untuk mencatat setiap Gugon Tuhon, dengan terlebih dahulu dipersiapkan daftar sejumlah pertanyaan sebagai panduan untuk mengarahkan peneliti memperoleh data akurat. Sumber data dalam penelitian ini adalah tuturan atau data lisan pada Masyarakat Jawa yang tinggal di Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo. Untuk menganalisa data Untuk menganalisis data digunakan metode agih dan metode padan.
Simpulan dari penelitian ini adalah 1) Gugon Tuhon yang memiliki makna sebab akibat yaitu ditandai dengan kata Aja ‘jangan’ yang menunjukan larangan dan mundhak ‘nanti/menyebabkan’ yang menunjukan akibat, 2) Gugon Tuhon mengunakan kata aja ‘jangan’ di depan kalimat memiliki arti larangan, 3) Gugon Tuhon menggunakan kata yen ‘kalau’ dan mundhak ’nanti’ menunjukan perumpamaan, dan 4) Gugon Tuhon mengunakan frasa Ora ilok ‘tidak pantas’ menandakan tidak sepatutnya dilakukan.
Kata Kunci    : Gugon Tuhon, Makna Kultural, Semantik
 

1 Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris Universitas Muara Bungo
Abstract
The title of this research is Cultural Meaning In Gugon Tuhon Javanesse People About Teenager’s lifes . Object of this research are Gugon Tuhon to teenager’s lifes that develop in Tirta Kencana Village Rimbo Bujang Subdistrict Tebo Regency. Data collected are oral data that collect from informant. The
problem of this research is How is the cultural meaning in Gugon Tuhon Javanesse People about Teenager’s life?
Method of the research are qualitative descriptive method. This research also used simak libat cakap technique. It technique be able to get complete data. In this method also use pancing technique that is wheedle the informant for speak and and write technique to write gugon tuhon who speak in conversation. Besides that, the researcher also provide some question to direct the researcher to get the accurate data. Source of data this research is verbal data javanesse people in Tirta Kencana Village Rimbo Bujang Subdistrict Tebo Regency. To Analize  data, the researcher used agih and padan method.
Conclusion of this research are 1) Gugon Tuhon cause and effect marked by word Aja ’don’t’ that reference prohibit and mundhak ‘cause’ that reference effect, 2) Gugon Tuhon used word aja ‘ don’t’ as preposition has meaning prohibit, 3) Gugon Tuhon used word yen ‘if’ and mundhak ‘cause’ seem parable, and 4) Gugon Tuhon used phrase Ora ilok ‘Unproper’ seem unproper to do.
Keyword        : Gugon Tuhon, Cultural Meaning
1.         PENDAHULUAN
Transmigrasi di tahun 1970an telah merubah wajah Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo tidak terkecuali untuk Desa Tirta Kencana. Latar belakang dari berbagai macam daerah dan kebudayaan menambah warna tersendiri dalam kehidupan masyarakat dimana mayoritas penduduk berasal dari daerah Jawa. 37 tahun sudah Desa Tirta Kencana berdiri, ini merupakan usia yang tidak muda lagi. Kebudayaan penduduk yang berasal dari berbagai daerah Jawa memaksa mereka untuk melebur menjadi satu. Pernahkah kita berfikir bagaimanakah kebudayaan jawa di Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang.
Walaupun kadang kala adat istiadat berbeda misalkan dalam hal pernikahan, kehidupan remaja, kelahiran anak maupun hukum adat. Namun nasihat – nasihat dari orang tua yang berasal dari Masyarakat Jawa atau yang disebut Gugon Tuhon tentu memiliki kesamaan. Gugon Tuhon merupakan salah satu nasihat – nasihat ataupun larangan dalam kehidupan masyarakat jawa. Menurut Subalindinata (Dikutip dalam Arifah, 2011, hal. 19) menjelaskan bahwa “Gugon Tuhon sebenarnya mengandung ajaran, tetapi ajaran – ajaran tersebut tidak jelas hanya samar –samar yang isinya berupa larangan, tujuan dari larangan tersebut adalah supaya tidak dilanggar”.
Dari pendapat diatas mengungkapkan bahwa Gugon Tuhon adalah sebuah ujaran yang mengandung larangan namun larangan tersebut tidak jelas walaupun tujuanya adalah untuk kebaikan. Seringkali kita mendengar nasihat orang tua terhadap anaknya Aja mangan nang lawan mengko lamarane balik ’Jangan makan di pintu nanti kalau dilamar, lamaranya kembali’. Nasihat tersebut memiliki makna agar tidak makan dipintu jika dikaji menurut makna kultural bahwa jika kita makan di depan pintu maka akan menghalangi orang berjalan.
Secara tradisional bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau juga perasaan (Chaer dan Agustina, 2012, Dalam Herawati, Hermintoyo, & Amin , Hal. 1). Menurut Marsono (2011, Hal. 36-40) yang menyatakan bahwa bahasa Jawa sebagai bahasa daerah, “Bahasa Jawa sebagai bahasa daerah merupakan bahasa yang digunakan untuk alat komunikasi penduduk Jawa yang tinggal di Propinsi Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur dan di beberapa daerah lainnya. Fungsi bahasa daerah yaitu: 1) sebagai lambang kebanggaan daerah, 2) sebagai lambang identitas daerah, dan 3) sebagai alat perhubungan di dalam keluarga dan masyarakat daerah”.
Namun nasihat – nasihat atau Gugon Tuhon sekarang ini sudah tidak lagi digunakan oleh para remaja, biasanya mereka menganggap ini adalah takhayul. Hal ini sesuai dengan pendapat Purwadi, (Dalam Arifah, 2011, hal 19) “Gugon Tuhon yaitu percaya pada adat dan tahayul”. Karena salah satu ungkapan kenapa remaja menganggap ini takhayul dikarenakan setiap Gugon Tuhon tidak diberikan alasan – alasan yang kuat. Padahal, tanpa disadari Gugon Tuhon memiliki tujuan ataupun maksud yang baik untuk kehidupan kita. Dengan antusias pemerintah dalam melestarikan kebudayaan indonesia dengan membentuk slogan 100% Indonesia ataupun I Love Indonesia maka kita selayaknya pemuda harus mengetahui Kebudayaan indonesia terlebih dahulu.
Untuk meningkatkan pemahaman remaja mengenai tujuan Gugon Tuhon dalam masyarakat jawa maka saya tertarik untuk meneliti mengenai makna kultural yang terkandung dalam Gugon Tuhon itu sendiri. Sehingga diharapkan remaja mampu memahami tujuan Gugon Tuhon tersebut. Namun dikarenakan Gugon Tuhon ataupun nasihat dalam masyarakat jawa sangat banya yaitu mencakup semua aspek kehidupan maka saya akan membatasi permasalahan tersebut yaitu mengenai 1) makna kultural yang terkandung dalam Gugon Tuhon masyarakat Jawa mengenai kehidupan remaja Di Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo.
2.         KERANGKA TEORI
2.1.      Semantik
Semantik adalah bagian dari struktur bahasa yang berhubungan dengan makna ungkapan dan dengan struktur makna suatu wicara. Makna adalah maksud pembicaraan, pengaruh satuan bahasa dalam pemahaman persepsi, serta perilaku manusia atau kelompok (Griffiths, 2006, hal. 6). Makna kata merupakan bidang kajian yang dibahas dalam ilmu semantik. Berbagai jenis makna kata dikaji dalam ilmu semantik. Menurut Tarigan (1985, Hal. 7) semantik menelaah lambang-lambang atau tanda-tanda yang menyatakan makna, hubungan makna yang satu dengan yang lain, dan pengaruhnya terhadap manusia dan masyarakat. Jadi semantik senantiasa berhubungan dengan makna yang dipakai oleh masyarakat penuturnya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa semantik adalah ilmu yang menelaah lambang-lambang atau tanda-tanda yang menyatakan makna, hubungan makna yang satu dengan yang lain, serta hubungan antara kata dengan konsep atau makna dari kata tersebut.
2.2.      Pengertian Makna
Makna kata merupakan bidang kajian yang dibahas dalam ilmu semantik. Semantik berkedudukan sebagai salah satu cabang ilmu linguistik yang mempelajari tentang makna suatu kata dalam bahasa, sedangkan linguistik merupakan ilmu yang mengkaji bahasa lisan dan tulisan yang memiliki ciri-ciri sistematik, rasional, empiris sebagai pemerian struktur dan aturan-aturan bahasa (Verhaar, Dalam Hilman, 2010, Hal. 22). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa makna suatu kata dalam bahasa dapat diketahui dengan landasan ilmu semantik.
Sastromiharjo (2011, hal. 50) berpendapat bahwa makna adalah maksud pengarang/ penulis terhadap peristiwa yang dituturkan. Poerwadarminta (dalam Pateda, 1988:45) mengatakan makna : arti atau maksud. Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Pateda, 2001:82) kata makna diartikan : (i) arti: ia memperhatikan makna setiap kata yang terdapat dalam tulisan kuno itu, (ii) maksud pembicara atau penulis, (iii) pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan. Dari batasan pengertian itu dapat diketahui adanya tiga unsur pokok yang tercakup di dalamnya, yakni (1) makna adalah hasil hubungan antara bahasa dengan dunia luar, (2) penentuan hubungan terjadi karena kesepakatan para pemakai, serta (3) perwujudan makna itu dapat digunakan untuk menyampaikan informasi sehingga dapat saling dimengerti.
2.3.      Makna Kultural
Makna Kultural adalah makna yang berhubungan dengan kebudayaan untuk memaknainya kita harus memahami konteks kebudayaanya (Palmer, dalam Arifah 2011). Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk memperoleh makna dari setiap Gugon Tuhon kita perlu memahami konteks budayanya.
2.4.      Gugon Tuhon
Gugon Tuhon berasal dari dua kata yaitu ‘Gugon’ dan ‘Tuhon’ berasal dari kata ‘gugu’ yang mendapat akhiran [–an], yang mempunyai arti yang mudah percaya terhadap ucapan ataupun cerita, sedangkan ‘Tuhon’ berasal dari kata ‘tuhu’ yang mendapat akhiran [-an] yang mempunyai arti sifat yang mudah mempercayai orang lain (Subalidinata, dalam Arifah, 2011, hal. 19). Gugon Tuhon dalam bahasa jawa biasanya dalam bentuk tuturan yang disampaikan sebagai bentuk nasihat atau larangan.
3.         METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode ini berdasar pada penggunaan data yang murni dan alamiah yang diperoleh dari lapangan, sehingga diperoleh hasil penelitian yang dapat menjelaskan realita yang sebenarnya (Sudaryanto, Dalam Rohim, 2013. Hal. 50). Metode penelitian menggunakan tekhnik simak libat cakap. Menurut Sudaryanto (Dalam Arifah, 2011, Hal. 37) “ tekhnik simak libat cakap adalah dimana peneliti menyimak pembicaraan calon data dan berpartisipasi dalam dialog.. Dengan kedua metode ini diusahakan peneliti dapat memperoleh data selengkap-lengkapnya, sebanyak data yang dikehendaki atau diharapkan. Dalam metode ini juga diperlukan teknik pancing yaitu memancing informan untuk berbicara serta tekhnik catat untuk mencatat setiap Gugon Tuhon yang diucapkan, dengan terlebih dahulu dipersiapkan daftar sejumlah pertanyaan sebagai panduan untuk mengarahkan peneliti memperoleh data akurat. Sumber data dalam penelitian ini adalah tuturan atau data lisan pada Masyarakat Jawa yang tinggal di Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo.
Untuk menganalisis data digunakan metode agih dan metode padan. Metode agih atau distribusional, yaitu metode analisis data yang alat penentunya dari dalam bahasa itu sendiri (Sudaryanto, Dalam Rustam, 2011, Hal. 3). Metode padan, yaitu metode analisis data yang alat penentunya di luar bahasa itu, dalam hal ini situasi pengguna bahasa (Djadjasudarma, Dalam Rustam, 2011, Hal. 3)

4.         HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.      Gugon Tuhon yang memiliki makna sebab akibat yaitu ditandai dengan kata Aja ‘jangan’ yang menunjukan larangan dan mundhak ‘nanti/menyebabkan’ yang menunjukan akibat.

Aja mangan karo turu mundhak bojone gembeng
‘Jangan makan sambil tidur nanti istrinya  pemalas‘
(Suroto, 42 tahun, Petani, 20 November 2014)
Makna Kultural dalam masyarakat jawa mengenai Gugon Tuhon tersebut adalah larangan mengenai makan sambil tidur karena menandakan bahwa orang tersebut adalah pemalas. Jika seseorang tersebut di cap sebagai pemalas maka para perempuan tidak menyukai orang tersebut. Selaku laki – laki seharusnya tidak boleh malas karena nantinya akan menjadi contoh dalam berumah tangga. Namun dalam kondisi tertentu diperbolehkan makan sambil tidur yaitu ketika sakit.

Aja adus kesoren mundhak keneng putraning njala
‘Jangan mandi sore – sore nanti terkena putraning njala’
(Suroto, 42 tahun, Petani, 20 November 2014)
Makna Kultural dalam masyarakat Jawa mengenai Gugon Tuhon tersebut adalah larangan mengenai mandi di sore hari sedangkan makna dari putraning njala adalah jauh jodohnya. Alasannya sore hari waktunya orang santai, berpakaian rapi dan berangkat sembahnyang. Jika pada sore hari belum mandi maka baik laki – laki maupun perempuan akan di cap sebagai orang yang tidak bersih ataupun jorok sehingga alasan tersebut yang membuat jauh jodohnya.

Aja mangan brutu mundhak lalinan mengkone
‘Jangan makan pantat ayam nanti menjadi pelupa’
(Mbah Tarmo, 72 Tahun, petani, 21 November 2014)
Makna kultural dari Gugon Tuhon tersebut adalah larangan memakan pantat ayam karena dipercayai hal tersebut akan berakibat buruk pada seorang remaja yaitu menjadi pelupa sehingga akan menjadi pembicaraan orang nantinya, jika dilihat dari segi kesehatan pantat ayam banyak mengandung kolestrol sehingga tidak baik bagi kesehatan.

Aja nganggo klambi kewalik mundhak dadi omong uwong
‘Jangan memakai baju terbalik nanti menjadi omongan orang’
(Mbah Tarmo, 72 Tahun, petani, 21 November 2014)
Makna kultural dari Gugon Tuhon tersebut adalah larangan menggunakan pakaian secara terbalik alasannya yaitu jika menggunakan pakaian terbalik itu di ibaratkan orang gila sehingga dapat menyebabkan menjadi banyak perbincangan bagi orang lain.

Gadis aja metu wengi mundhak elek mburine
‘Gadis jangan keluar malam nanti buruk akhirnya’
(Mbah Tarmo, 72 Tahun, petani, 21 November 2014)

Makna kultural dari Gugon Tuhon tersebut adalah larangan keluar malam bagi perempuan/gadis karena mengakibatkan hal buruk pada akhirnya. Alasannya yaitu wanita rentan dengan hal – hal negatif jika keluar pada malam hari walaupun tidak melakukan hal negatif namun dapat menjadi bahan pembicaraan orang.

4.2.      Gugon Tuhon mengunakan kata Aja ‘jangan’ di depan memiliki arti larangan

Aja mangan karo kecap
‘Jangan makan sambil berkecap’
(Mbah Tarmo, 72 Tahun, petani, 21 November 2014)
Makna kultural dari Gugon Tuhon adalah larangan mengenai makan sesuatu sambil berkecap menurut para orang tua makan sambil berkecap menandakan mereka tidak bersyukur atas nikmat yang diberikan. Menurut Mbah Tarmo (Diwawancarai pada 21 November 2014) Biasanya, orang yang makan sambil berkecap mereka pada umumnya merasakan makanan terlebih dahulu namun jika tidak enak maka mereka tidak melanjutkan makan dan cenderung menghina. Gugon Tuhon ini sering diucapkan oleh orang tua kepada anak – anak maupun remaja dikarenakan agar memahami bahwa masyarakat jawa pada umunya tidak menyukai orang yang makan sambil berkecap.

Aja mlaku nang ngarepe wong tuo karo ngadek
‘Jangan berjalan di depan orang tua sambil berdiri’
            (Mbah Pahing, 63 Tahun, Petani, 23 November 2014)
Makna kultural dari Gugon Tuhon tersebut adalah larangan berjalan di depan orang tua sambil berdiri alasanya yaitu karena tidak sopan dan selaku orang yang lebih muda kita harus menghormati yang lebih tua.

Aja mangan panganan nang nduwur piring ditumpuk
‘Jangan makan makanan diatas piring yang ditumpuk’
(Mbah Pahing, 63 Tahun, Petani, 23 November 2014)
Makna kultural dari Gugon Tuhon tersebut adalah larangan memakan makanan di atas piring yang ditumpuk. Hal ini diyakini yaitu menyebabkan orang tersebut akan dituduh oleh orang lain dan tidak tahu penyebabnya. Menurut Mbah Pahing (Wawancara pada 23 November 204) mengungkapkan bahwa jika kita memakan makanan diatas piring yang ditumpuk kita akan tertuduh bahwa kita rakus dan tidak enak dipandang oleh orang lain.

Aja mangan karo mlaku
‘Jangan makan sambil berjalan’
                        (Mbah Wage, 55 Tahun, Petani, 25 November 2014)
Makna kultural dari Gugon Tuhon tersebut adalah larangan makan sambil berjalan.  Menurut Mbah Wage (Diwawancarai Pada 25 November 2014) bahwa orang yang makan sambil berjalan itu tidak memiliki rasa tenang dan terburu – buru hal ini menyebabkan tersedak bahkan penyakit. Untuk itu ketika makan kita perlu duduk ataupun santai dalam menikmati makanan.

Aja tangi turu nganti kedisitan ayam tangi
‘Jangan bangun tidur sampai didahului ayam bangun’
(Mbah Wage, 55 Tahun, Petani, 25 November 2014)
Makna kultural dari Gugon Tuhon tersebut menurut masyarakat jawa yaitu kita harus bangun lebih pagi dikarenakan untuk mempersiapkan pekerjaan nantinya agar tidak terburu – buru, Gugon Tuhon ini juga memiliki makna bahwa jika kita bangun lebih pagi kita dapat melaksanakan sholat. Membiasakan bangun pagi merupakan sebuah rutinitas bagi masyarakat jawa pada umumnya yaitu membiasakan untuk disiplin dan tidak bermalas – malasan. Menurut Mbah Wage (Wawancara pada 25 November 2014) menyebutkan bahwa pada zaman dahulu masyarakat jawa pada umunya bangun lebih awal sebelum ayam berkokok digunakan untuk persiapan berjualan kepasar, memasak, sholat dan bersih – bersih rumah sebelum mereka bekerja.

4.3.      Gugon Tuhon menggunakan kata yen ‘kalau’ dan mundhak ’nanti’ memiliki makna perumpamaan

Yen nyapu seng resik mundhak bojone jembrang
‘Kalau menyapu harus bersih nanti suaminya brewokan’
                        (Mbah Castro, 80 Tahun, Petani, 27 November 2014)
Makna kultural dari Gugon Tuhon tersebut adalah ketika kita membersihkan halaman maka harus membersihkanya dengan sebaik mungkin karena tidak enak dipandang, jika masih ada kotoran digambarkan seperti halnya wajah yang memiliki banyak rambut tidak enak dipandang.

Yen iseh nom kerjone ojo males mundhak tuone rekoso
‘Kalau masih muda kerja jangan malas nanti tuanya menderita’
(Mbah Castro, 80 Tahun, Petani, 27 November 2014)
Makna kultural Gugon Tuhon tersebut mengajarkan pada kita bahwa kita harus giat dalam bekerja untuk mempersiapkan di hari tua, jika kita malas diwaktu muda maka dihari tua akan menderita. Karena pada masa muda tenaga kita masih kuat dan di masa tua tenaga kita mulai melemah.

Yen karo gadis ojo klayapan mundhak elek mburine
‘Kalau sama gadis jangan pergi kemana – mana nanti buruk akhirnya’
(Sakimin, 46 Tahun, Petani, 28 November 2014)
Makna kultural Gugon Tuhon tersebut mengajarkan kepada kita bahwa jika kita sedang bersama seorang gadis dan kita bawa berpergian kemana – mana maka akan menimbulkan hal buruk misalkan aib dan omongan orang – orang yang tidak baik pada kedua belah pihak. Untuk itu kita harus jaga jarak dan tidak terlewat batas karena akan merugikan diri kita.

4.4.      Gugon Tuhon mengunakan frasa Ora ilok ‘tidak pantas’ menandakan tidak sepatutnya dilakukan.

Ora ilok mbantah omongane wong tuo
‘Tidak pantas membantah omongan orang tua’
(Sakimin, 46 Tahun, Petani, 28 November 2014)
Makna kultural dalam Gugon Tuhon tersebut adalah ketika kita dinasihati orang yang lebih tua tidak sepatutnya kita membantah dikarenakan omongan orang tua biasanya berdasarkan pengalaman dan baik untuk kedepannya.

Ora ilok mangan karo ngmong
‘Tidak pantas makan sambil berbicara’
(Suroto, 42 Tahun, Petani, 20 November 2014)
Makna kultural dalam Gugon Tuhon tersebut adalah ketika kita sedang makan tidak sepantasnya kita sambil berbicara selain kita tidak dapat menikmati makanan ketika makan sambil berbicara juga dapat menimbulkan kita tersedak.

Ora ilok lajang utowo gadis adus karo wudo
‘Tidak pantas bujang atau gadis mandi telanjang’
(Munjari, 46 Tahun, Guru, 28 November 2014)
Makna kultural dalam Gugon Tuhon tersebut adalah ketika mandi kita harus menggunakan kain untuk menutupi aurat tubuh hal ini berguna untuk mencegah hal yang tidak kita inginkan seperti menimbulkan hasrat/nafsu bagi seseorang yang melihatnya.

Ora ilok urusan dirampungne wayah wengi
‘Tidak pantas segala urusan diselesaikan pada malam hari’
(Munjari, 46 Tahun, Guru, 28 November 2014)
Makna kultural dalam Gugon Tuhon tersebut adalah kita tidak pantas menyelesaikan segala urusan pada malam hari. Menurut Mbah Castro (Diwawancarai pada 26 November 2014) mengungkapkan bahwa segala urusan sebaiknya diselesaikan pada pagi hingga sore hari dikarenakan pada malam hari adalah waktunya untuk beristirahat dan hari terasa pendek kadang kala tidak menghasilkan keputusan seperti apa yang di inginkan.

5.         PENUTUP
5.1.      Kesimpulan
Gugon Tuhon dalam masyarakat jawa di Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Provinsi Jambi memiliki berbagai bentuk khususnya untuk para Remaja. Sedangkan makna kultural Gugon Tuhon mengenai kehidupan remaja memiliki berbagai macam sesuai dengan kata dan juga frasa yang digunakan misalkan kata aja ’jangan’ dan mundhak ’nanti’ yang memiliki makna sebab akibat , aja ’jangan’ memiliki makna larangan, yen ‘kalau’ dan mundhak ’nanti’ memiliki makna perumpamaan, Ora ilok ‘tidak pantas’ memiliki makna tidak sepantasnya dilakukan.
5.2.      Saran
            Pada umumnya remaja kurang menyukai dengan nasihat – nasihat atau Gugon Tuhon masyarakat jawa. Jika dicermati dalam Gugon Tuhon memiliki tujuan untuk kebaikan kita dalam mengarungi kehidupan. Gugon Tuhon masyarakat jawa sangatlah banyak misalkan dalam hal Perjodohan, Kepemimpinan, Pernikahan, Anak – Anak, dan lain sebagainya. Untuk itu diperlukan penelitian lebih lanjut untuk meneliti Gugon Tuhon lainnya. Sehingga walaupun kita bukan berada di daerah jawa aslinya diharapkan kebudayaan jawa tidak akan hilang.
6.         DAFTAR PUSTAKA
Arifah, Khairunnisa Noor. 2011. Gugon Tuhon dalam Masyarakat Jawa Pada Wanita       Hamil Dan Ibu Balita Di Kecamatan Tingkir Kota Salatiga; Suatu Kajian        Etnolinguistik. Skripsi Fakultas Sastra dan Seni Rupa: Universitas Sebelas Maret
Herawati, Deni, M. Hermintoyo, Mujid Farihul Amin. 2012. Afiks Pembentuk Verba Bahasa         Jawa Dialek Tegal Kajian Deskriptif Struktural. Jurnal Ilmu Budaya, Volume 1,            Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-7. (http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtekim,         diakses pada 15 November 2014)
Hilman, Muhammad. 2010. Analisis Semantik Pada Terjemahan Al – Qur’an (Surat Ad-    Dhuha dan Al - Insyirah) : Studi Komparatif Antara Terjemahan Mahmud Yunus           Dengan T.M. Hasbhy Ash Shiddieqy. Skripsi Fakultas Adab dan Humaniora:            Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah.

Griffiths, Patrick. 2006. An Introduction to English Pragmatics and Semantics. Edinburgh:            Edinburgh University Press
Marsono. 2011. Morfologi Bahasa Indonesia dan Nusantara (Morfologi Tujuh Bahasa       Anggota Rumpun Austronesia dalam Perbandingan). Yogyakarta: Gadjah Mada         University Press.

Pateda, Mansoer. 1988. Linguistik (Sebuah Pengantar). Bandung: Angkasa.

Rohim, Miftahur. 2013. Analisis Konstrastif Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab    Berdasarkan Kala, Jumlah, dan Persona. Skripsi Fakultas Bahasa Dan Seni:  Universitas Negeri Semarang

Rustam, 2011. Eufemisme Dalam Ungkapan Tradisional Daerah Melayu Jambi. Volume 13,          Nomor 1, Hal. 01-06 ISSN 0852-8349 Januari – Juni 2011

Sastromiharjo, M.Pd, Dr. Andoyo. 2011. Bahasa Dan Sastra Indonesia 1: SMA Kelas X.   Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan

Baca selengkapnya