Ini Dia Camat Rimbo Bujang, Dari Masa Ke Masa

Rimbo Bujang adalah salah satu Kecamatan dari 12 Kecamatan di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Terdiri dari 7 Desa dan 1 Kelurahan, Kecamatan Rimbo Bujang merupakan dataran rendah, dengan ketinggian 50-100 m dari permukaan laut.

Letak astronomisnya antara 1o29’22”–1o37’99”LS dan 102o13’6”–102o 18’8” BT. Adapun luas wilayahnya 408,30 km2. Luas wilayah tersebut merupakan 6,44% dari total luas Kabupaten Tebo.

Kecamatan Rimbo Bujang berbatasan  dengan Kecamatan Tebo Ulu di sebelah utara, Kecamatan Rimbo Ilir di sebelah timur, Kabupaten Bungo di sebelah selatan, dan Kecamatan Rimbo Ulu disebelah barat.

Dari delapan Desa/Kelurahan yang terdapat di Kecamatan Rimbo Bujang, Desa Sapta Mulia merupakan desa dengan luas paling kecil yaitu sebesar 33.78 km2. Sedangkan desa yang paling luas adalah Desa Pematang Sapat yaitu 75.24 km2.

Sebelum pecah menjadi 3 kecamatan, jumlah desa/kelurahan di Kecamatan Rimbo Bujang yaitu 1 kelurahan dan 20 desa. Setelah keluarnya Perda tanggal 10 April 2003 ,maka Kecamatan Rimbo Bujang Terpecah menjadi Kecamatan Rimbo Bujang, Rimbo Ulu dan Kecamatan Rimbo Ilir. Wilayah Administratif Kecamatan Rimbo Bujang terdiri dari 1 kelurahan dan 7 Desa, pada Tahun 2014 membawahi 48 Dusun, 15 rukun warga dan 382 RT. Semua desa/kelurahan di Rimbo Bujang merupakan desa swadaya. Tidak terdapat penambahan dusun maupun RT secara signifikan di tahun ini, tetapi ada beberapa desa yang jumlah dusunnya berkurang dikarenakan penyesuaian dengan perda yang dikeluarkan pada tahun 2014 ini yaitu maksimal 8 dusun.

Jumlah penduduk Kecamatan Rimbo Bujang akhir tahun 2014 adalah 64.370 jiwa. Jumlah ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2013. Tahun 2014 BPS menggunakan proyeksi SP 2010, berbeda dengan tahun 2013 yang menggunakan data SUSENAS 2012 . Sehingga data tersebut tidak dapat dibandingkan. Dengan jumlah laki-laki 33.442 jiwa dan perempuan 30.928 jiwa, setiap km2 dihuni oleh 158 jiwa. Jumlah rumah tangga kecamatan Rimbo Bujang pada tahun ini yaitu 16.423 rumah tangga, dengan jumlah jiwa dalam setiap rumah tangga 4 orang. Ukuran pemusatan penduduk Kecamatan Rimbo Bujang pada tahun 2014 untuk laki laki berkisar 25 - 29 tahun dan untuk perempuan berkisar pada umur 10 -14 tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran pemusatan penduduk berkisar pada umur 10 - 14 tahun dan juga 25 - 29 tahun.

NAMA - NAMA CAMAT RIMBO BUJANG

No Nama Lengkap Menjabat S/D

1 Drs.Karmai 1977 - 1984

2 Drs.Abdullah Hich 1984 -1986

3 Drs.Dewa Liga Braksan 1986 - 1993

4 Mawardi,BA 1993 -1996

5 Marzuki, BA 1996 -1996 *)

6 Drs.Syargawi Ishak 1996 - 2001

7 Drs.Asvan Deswan 2001 - 2001

8 Drs. Asnawi Zakaria 2001 - 2007

9 Drs. Eryanto. MM. 2007 - Okt 2010

10 Taufik Hidayat, S.E Okt-2010 - Agus 2011

11 Aswadi 11-Sep - Okt 2011 *)

12 Suparna, S.E Okt-2011 Juni 2015

13 Sakiman, SP,. MM Juli 2015 - Sekarang

Sumber : BPS Kabupaten Tebo 2015

Baca selengkapnya

Ini Dia Makna Logo HUT RI Ke 71

Logo Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-71 Kemerdekaan Republik Indonesia secara resmi telah dirilis pemerintah melalui Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) pada 25 Mei 2016 lalu, Selanjutnya masyarakat bisa mengakses logo tersebut dihttp://www.setneg.go.id.

Menurut Kepala Bekraf, konsep Logo HUT RI ke 71 adalah: Sebagai bentuk kerja nyata yang berkesinambungan maka visual 71 tahun indonesia merdeka memiliki bentuk yang berkelanjutan dari logo 70 Tahun Indonesia merdeka. Pada logo 71 tahun ini digambarkan dua setengah lingkaran yang mengilustrasikan bilah baling-baling yang dinamis selalu berputar mendorong pesat ke depan. Hal ini menunjukan komitmen pemerintah untuk kerja nyata dalam memajukan Indonesia.

Baca Juga : Rajo Jambi Kalahkan Hantu Pirau

Angka satu yang menembus bidang lingkaran mengarah ke kanan atas merupakan ajakan bagi seluruh lapisan masyarakat agar ber-“satu”, bahu membahu bekerja menembus segala rintangan. Secara tampilan logo 71 Tahun Indonesia Merdeka bernuansa modern dan sederhana dalam tampilan. Hal ini menunjukan sikap pemerintah yang mengutamakan keterbacaan yang jelas/transparansi/informatif dalam seluruh kerja nyatanya. Penjelasan Kepala Bekraf ini pun menjawab sudah pertanyaan masyarakat mengenai arti logo tersebut.

Rilis logo 71 Tahun Indonesia Merdeka secara resmi tertuang dalam surat Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara yang ditandatangani Sekretaris Setneg Setya Utama Nomor : B-1651/Kemensetneg/Ses/TU.00.04/05/2016 tanggal 25 Mei 2016 tentang Penyampaian Logo PeringatanHari Ulang Tahun Ke-71 Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2016 kepada Para Pimpinan Lembaga Negara, Para Menteri Kabinet Kerja, Gubernur Bank Indonesia, Jaksa Agung, Panglima Tentara Nasional Indonesia, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Para Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Para Perwakilan RI di Luar Negeri, Para Gubernur Provinsi di Seluruh indonesia, dan Para Bupati serta Walikota di Seluruh Indonesia.

Sumber : http://psmk.kemdikbud.go.id/konten/1669/ayo-pahami-makna-logo-peringatan-hut-ri-ke-71

Baca selengkapnya

Rajo Jambi Mengalahkan Hantu Pirau

Alkisah, di Negeri Jambi, ada seorang raja yang terkenal sakti mandraguna. Ia adalah Raja Jambi Pertama yang berasal dari Negeri Keling. Selain sakti mandraguna, ia juga terkenal arif dan bijaksana. Ia senantiasa memikirkan nasib dan mengutamakan kepentingan rakyatnya. Keadaan ini membuat rakyat tenang dalam melakukan pekerjaan sehari-hari mencari nafkah. Itulah sebabnya, ia sangat disegani oleh seluruh rakyatnya.

Pada suatu ketika, suasana tenang tersebut tiba-tibaterusik oleh kedatangan Hantu Pirau. Ia selalu datang menakut-nakuti anak-anak kecil yang sedangbermain dan mengganggu bayi-bayi yang sedang tidur. Jika melihat bayi ataupun anak-anak kecil, Hantu Pirau suka tertawa terkekeh-kekeh kegirangan, sehingga anak-anak menjadi ketakutan dan bayi-bayi pun menangis. Namun, jika para orangtua menjaga anak-anak mereka, hantu itu tidakberani datang mengganggu. Oleh karenanya, para orangtua setiap saat harus selalu menjaga anak-anak mereka baik ketika sedang bermain maupun tidur di buaian. Keadaan tersebut membuatwarga menjadi resah, karena mereka tidak bisa keluar rumah untuk pergi mencari nafkah.

Baca Juga : Asal Usul Rajo Jambi

Melihat keadaan itu, para pemimpin masyarakat dari Tujuh Koto, Sembilan Koto, dan Batin Duo Belasatau yang lazim disebut Dubalang Tujuh, Dubalang Sembilan, dan Dubalang Duo Belas, mencoba mengusir hantu tersebut dengan membacakan segala macam mantra yang mereka kuasai. Namun,semuanya sia-sia. Bahkan, kelakuan hantu itu semakin menjadi-jadi. Hampir setiap saat, baik siang maupun malam, ia selalu datang menggangguanak-anak hingga menangis dan menjerit-jerit ketakutan.

“Segala cara sudah kita lakukan, tapi Hantu Pirau itutetap saja tidak mau enyah dari negeri ini. Apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Dubalang Tujuhbingung.

“Bagaimana kalau kejadian ini kita sampaikan kepada raja?” usul Dubalang Sembilan.

“Aku setuju. Bukankah beliau seorang raja yang sakti mandraguna?” sahut Dubalang Duo Belas.

“Baiklah kalau begitu! Ayo kita bersama-sama pergi menghadap kepada raja,” kata Dubalang Tujuh.

Setelah mendapat kata mufakat, akhirnya ketiga dubalang tersebut segera menghadap Raja Negeri Jambi. Sesampainya di istana, mereka pun segera melaporkan semua peristiwa yang sedang menimpanegeri mereka.

“Ampun, Baginda! Kami ingin melaporkan sesuatu kepada Baginda,” kata Dubalang Dua Belas.

“Katakanlah! Apakah gerangan yang terjadi di negeriini, wahai Dubalang?” tanya Raja Jambi ingin tahu.

“Ampun Baginda! Beberapa hari ini, Hantu Pirau selalu datang mengganggu anak-anak kami. Mula-mula mereka merasa geli dan tertawa, tapi lama-kelamaan mereka menangis dan menjerit ketakutan,” jawab Dubalang Duo Belas.

“Ampun, Baginda! Kami sudah melakukan berbagai cara, namun Hantu Pirau itu selalu saja datang mengganggu mereka,” tambah Dubalang Sembilan.

“Bagaimana bentuk dan rupa Hantu Pirau itu? Apakah kalian pernah melihatnya?” tanya Raja Jambi.

“Belum Baginda! Kami hanya sering mendengar suara gelak tawanya kegirangan ketika anak-anak itu menangis dan menjerit-jerit,” jawab Dubalang Duo Belas.

Mendengar laporan para dubalang tersebut, Raja Jambi tersenyum sambil mengelus-elus jenggotnya yang lebat dan sudah mulai memutih. Ia kemudian beranjak dari singgasananya lalu berjalan mondar-mandir.

“Baiklah kalau begitu. Pulanglah ke negeri kalian dan sampaikan kepada seluruh warga yang pandai membuatlukah agar masing-masing orang membuat sebuahlukah!” titah Raja Negeri Jambi.

“Ampun, Baginda! Untuk apalukahitu? Bukankah sekarang belum musimberkarang(mencari ikan)?” tanya Duabalang Duo Belas dengan penuh keheranan.

“Sudahlah, laksanakan saja apa yang aku perintahkan tadi! Jangan lupa, setelahlukah-lukahtersebut selesai, segeralah memasangnya di atas bukit dengan mengikatkannya pada tonggak-tonggak yang kuat. Setelah itu, setiap pagi dan sore kalian bergiliran ke atas bukit untuk melihatlukah-lukahtersebut!” perintah sang Raja.

Mendengar penjelasan sang Raja, ketiga dubalang itu langsung mohon diri untuk melaksanakan perintah. Tak satu pun dari mereka yang berani kembali bertanya kepada raja. Dalam perjalanan pulang, mereka terus bertanya-tanya dalam hati tentang perintah sang Raja.

Baca Juga : Sejarah Jambi Dibalik Koin?

Sesampainya di negeri masing-masing, ketiga dulabang itu langsung menyampaikan perintah raja kepada seluruh warganya. Para warga hanya terheran-heran ketika menerima perintah itu. Ketika bertanya kepada ketiga dubalang, mereka tidak mendapat jawaban yang pasti. Sebab ketiga dubalang itu juga tidak mengetahui maksud sang Raja. Namun karena itu adalah perintah raja, para warga pun segera membuatlukah, meskipun dalamhati mereka selalu bertanya-tanya.

Lukah-lukahtersebut kemudian mereka pasang di atas bukit yang tak jauh dari permukiman penduduk. Setiap pagi dan sore ketiga dubalang itu secara bergiliran naik ke atas bukit untuk melihat dan memeriksalukah-lukahtersebut. Pada hari pertama, kedua, ketiga hingga hari keenam, belum menunjukkan adanya tanda-tanda yang mencurigakan.

Pada hari ketujuh di pagi hari, Dubalang Duo Belas mendapat giliran naik ke atas bukit untuk memeriksalukah-lukahtersebut. Alangkah terkejutnya saat ia berada di atas bukit. Ia melihat sesuatu menggelepar-gelepar di dalam sebuahlukah.Bentuknya menyerupai manusia, tetapi kecil. Makhluk itu juga dapat berbicara seperti manusia. Ketika Dubalang Duo Belas mendekat, makhluk aneh itu mengeluarkan suara yang sudah tidak asing lagi di telinganya.

“Hei, sepertinya aku sering mendengar suara itu. Bukankah itu suara Hantu Pirau yang sering mengganggu anak-anak kecil?” tanya Dubalang Duo Belas dalam hati.Setelah memastikan bahwa suara itu benar-benar Hantu Pirau, maka yakinlah ia bahwa makhluk yang terperangkap dalamlukahitu pastilah Hantu Pirau. Ia pun segera melaporkan hal itu kepada Raja Negeri Jambi.

“Ampun, Baginda! Hambabaru saja dari bukit itu. Hamba menemukan seekor makhluk yang terperangkap ke dalamlukah.

Apakah dia itu Hantu Pirau?” tanya Dubalang Duo Belas.“Benar, dubalang! BawalahHantu Pirauitu kemari!” titah sang Raja.“Baik, Baginda! Hamba laksanakan!” ucap Dubalang Duo Belas seraya berpamitan.

Sebelum menuju ke atas bukit, ia mengajak Dubalang Sembilan dan Dubalang Tujuh untuk bersama-sama mengambillukahtersebut. Setelah membuka tali pengikatlukahdari tonggak, ketiga dubalang tersebut membawalukahyang berisi Hantu Pirau itu ke hadapan sang Raja.

“Sudah tahukah kalian, wahai dubalang! Makhluk inilah yang bernama Hantu Pirau yang sering menganggu anak-anak kecil,” ungkap sang Raja.

“Mengerti Baginda!” jawab ketiga dubalang itu serentak.

“Pengawal! Siapkan pedang yang tajam! Aku akan memotong-motong tubuh hantu ini,” perintah sang Raja kepada seorang pengawal.

Mendengar ancaman tersebut, Hantu Pirau itu pun langsung memohon ampun kepada Raja Negeri Jambi.

“Ampun, Tuan! Janganlah bunuh hamba! Jika Tuan sudi melepaskan hamba darilukahini, hamba akan memenuhi segala permintaan Tuan. Bukankah Tuanadalah Raja yang arif dan bijaksana?”

“Baiklah, kalau begitu! Aku hanya ada dua permitaan.Pertama, setelah keluar darilukahini, tinggalkan negeri ini dan jangan pernah kembali mengganggu wargaku lagi, terutama anak-anak kecil.Kedua, serahkan cincinpinto-pinto(pinta-pinta, yakni cincin sakti,apo yang kuminta harus ado) itu kepadaku!” kata sang Raja.

Hantu Pirau pun langsung menyanggupi permintaanRaja Jambi. Setelah dikeluarkan darilukah, ia pun segera menyerahkan cincinpinto-pintonya kepada sang Raja, lalu pergi meninggalkan Negeri Jambi. Sejak itu, Negeri Jambi tidak pernah lagi diganggu oleh Hantu Pirau. Keadaan negeri kembali aman, damai dan tenang. Seluruh penduduk kembali melakukan pekerjaan mereka sehari-hari dengan perasaan aman dan tenang.

Beberapa tahun setelah peristiwa Hantu Pirau itu, Raja Negeri Jambi tiba-tiba berpikir ingin membuktikan kesaktian cincinpinto-pinto pemberian Hantu Pirau. Namun karena keinginannya tidak ingin diketahui oleh rakyat Negeri Jambi, maka ia pun menyampaikan kepada rakyatnya bahwa dia akan pulang ke negerinya di Keling (India) dalam waktu beberapa lama.Sesampai di negerinya, Raja Jambi pun segera menguji kesaktian cincin pinto-pintoitu.

“Hei cincinpinto-pinto! Jadikanlah Kota Bambay ini sebagai kota yang bertahtakan mutiara, batu permata, dan intan berlian!” pinta Raja Jambi.

Dalam waktu sekejap, suasana Kota Bombay tiba-tiba berubah menjadi gemerlap. Seluruh sudut kota dipenuhi dengan mutiara, batu permata dan intan berlian. Alangkah senang hati sang Raja melihat pemandangan yang indah dan menggiurkanitu. Ia pun enggan untuk kembali ke Negeri Jambi. Namun sebagai raja yang arif dan bijaksana, beberapa tahun kemudian ia mengutus salah seorang putranya yang bernama Sultan Baring untukmenggantikannya sebagai Raja Jambi.

Mendapat perintah itu, Sultan Baring pun segera berangkat ke Negeri Jambi bersama dengan beberapa orang pengawalnya. Sesampainya di Negeri Jambi, ia pun segera menyampaikan amanah ayahnya kepada seluruh rakyat Jambi bahwa sang Ayah tidak dapat lagi memerintah Negeri Jambi karena sudah tua. Setelah itu, ia membacakan surat pengangkatannya sebagai Raja Jambi Kedua setelah ayahnya. Rakyat Jambi pun menyambutnya dengan gembira, karena ia juga seorang Raja yang arif dan bijaksana seperti ayahnya. Konon, Sultan Baring inilah yang menurunkan raja-raja, sultan-sultan maupun raden-raden berikutnya, seperti Sultan Taha Saifuddin dan Raden Ino Kartopati.

Referensi :

*.Isi cerita diadaptasi dari Kaslani. 1998.Cerita Rakyat Dari Jambi 2. Jakarta: Grasindo.
*.Anonim. “Jambi” (http://id.wikipedia.org/wiki/Jambi, diakses tanggal 29 September 2008).
*.Effendy, Tenas. 2006.Tunjuk Ajar Melayu.Yogyakarta: Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu bekerja sama dengan AdiCita Karya Nusa.

Baca selengkapnya

Asal Usul Rajo Jambi

Negeri Jambi yang dahulu dikenal sepucuk Jambi Sembilan Lurah,dimasa itu belum mempunyai raja. Di samping itu pula belum mempunyai tempat yang tertentu sebagi ibu negeri. Yang ada waktu itu ialah Tujuh Koto, Sembilan Koto, Petaji, dan Muara Sebo, semuanya mempunyai kebebasan sendiri-sendiri. Negeri-negeri ini tunduk kepada Batin dua Belas dan pusatnya ialah Dusun Mukomuko yang mempunyai sebuah istana di kaki bukit Si Guntang di Sumai suatu tempat tersuruk jauh di pedalaman.

Baca Juga : Asal Usul Bukit Siguntang Tebo

Tujuh Koto bukan koto nan tujuh, tetapi bermakna dubalang nan tujuh. Begitu pula Sembilan Koto bermakna dubalang nan Sembilan. Batin Duo Belas berarti dubalang nan duo belas. Muara Sebo Berarti tkang sambut tamu. Sedangkan Petajin berarti tukang tarah atau pertukangan.

Mengingat peranan seorang raja amat penting karena berfungsi sebagai pemimpin yang akan mempersatukan negeri-negeri, maka pada masa itu diputuskan untuk mencariseseorang yang patut di antara mereka untuk diangkat sebagai pemimpin. Pemimpin yang sekaligus sebagai rajaUntuk melaksanakan keinginan tersebut bermufakatlah semua negeri tadi untuk berkumpul di Dusun Mukomuko. Dubalang nan tujuh. Dubalang nan Sembilan, dan dubalang nan dua belas berkjmpul disana. Dengan berkumpul itu mereka dapat bermusyawarah untuk menetukan siapa yang patut diangkat sebagai raja. Seseorang dapat menjadi raja harus yang tahan uji. Orang itu harus tahan dibakar. Direndam tiga hari tiga malam. mampu dijadikan peluru meriam yang akan ditembakkan dalam terakhir harus lulus pula dari ujian digiling dengan kilang besi.

“Siapa yang bersedia diangkat sebagai Raja?” Kata salah seorang dubalang yang dua belas kepala dubalang nan tujuhdan dubalang nan sembilan. “ Kalau dubalang di negeri kita ini cukup. Tetapi raja kita belum punya.”

Mendengar ucapan dan tawaran itu, pada Dubalang dari Tujuh Koto menyatakan kesanggupan pihak mereka. Kemudian disusul pula oleh Sembilan Koto dan Bati Duo-Belas yang tak hendak ketinggalan dari rekan mereka. Tentu saja gelagat yang seperti ini menimbulkan hal yang tidak menyenangkan. Maka ketiga negeri tersebut segera berembuk mencari jalan keluar. Masing-masing harus menjalani ujian dengan dibakar, direndam tiga hari tiga malam, dijadikan peluru meriam, dan harus sanggup digiling dengan kilang besi.

Baca Juga : Apa Itu Sang Nila Utama ?

Pertama sekali yang menjalani ujian ialah salah seorang Dubalang dari sembilan koto. Ia dibakar direndam tiga hari tiga malam, dan dijadikan peluru meriam, ternyata semua ujian itu dapat dilewati tanpa mencederainya sedikit juapun. Ujian berikutnya digiling dengan kilang besi. Ternyata pada ujian ini ia tak sanggup. Karena Dubalang Sembilan Koto tidak berhasil menjalani ujian, maka dipanggilah Dubalang dari Tujuh Koto. ”Siapa pula gerangan di antara kalian Dubalang Tujuh Koto yang sanggup?” Tanya wakil Dubalang Batin Duo Belas.

“Ha, di antara kami ada yang sanggup jawabsalah Dubalang yang bertujuh.Dubalang Tujuh Koto pun dibakar. Ia lolos dalam ujian. Kemudian direndam tiga hari tiga malam. Lolos juga. Dimasukkan pula ke dalam mulut meriam. Untuk ditembakkan. Masih juga berhasil. Ujian berikutnya digiling dengan kilang besi. untuk ujian yang begini ternyata dubalang tersebut tidak mampu ia mengaku kalah.

Tibalah pula giliran dubalang nan dua belas. Salah seorang tampil ke tengah gelanggang. Semua ujian dapat dilewatinya dengan baik. Tetapi ketika sampai pada ujian keempat digiling dengan kilang besi ia tak sanggup sama sekali.”

Baca Juga : Tebo Menyerang Pagaruyung?

Kembali Dubalang dari ketiga negeri tersebut mengadakan perundingsan mereka semua tidak mampu lolpos dalam ujian yang mereka jalani. “

Kita harus mencari seorang Raja dari Negeri lain Kata salah seorang Dubalang Nan Duo Belas.

Maka diputuskanlah untuk mencari seseorang dari negeri lain untuk diangkat menjadi raja. Rombongan pencari raja mulai berjalan dari satu negeri ke satu negeri, berlayar dari satu tempat ke tempati lain. Menjelajahi daerah-daerah asing, bertanya kalau-kalau ada seseorang yang bersedia diangkat menjadi raja. Namun yang dicari tak kunjung bertemu. Dalam keadaan putus asa akhirnya rombongan itu sampai di negeri Keling. Dengan sia-sia tenaga mereka kitari negeri besar dan ramai itu. Kalau nasib akan beruntung di sana bertemu dengan seseorang yang nampaknya memenuhi harapan mereka. Orang itu patut benar diankat segagai raja negeri Jambi, negeri mereka. Tanpa kesukaran calon raja tadi lalu dibawa ke Jambi dengan kendaraan dendang yang mereka gunakan semula.

Setelah beberapa lama berlayar di lautan, mereka samapi di muara sebagai sungai yang amat besar. Mereka lalu berhenti di sana Timbul dalam pikiran mereka untuk menguji calon raja yang mereka bawa dengan suatu soal. Para hulubalang segera mengajukan pertanyaan kepada calon raja mereka.“Elok kiranya Tuanku, jika dapat menjawab sebuah pertanyaan kami!” kato salah seorang dubalang “Muara sungai tempat kita berhenti ini apa gerangan namanya. “Ha, inilah yang bernama muara kepetangan hari “jawaba calon raja tersebut.

Dari ucapan dan jawaban beliau ini maka kemudian dinamakan sungai besar tersebut Batang Hari, hingga sekarang.

Ucapan dan jawaban beliau itu sangat mengembirakan para hulubalang. Dalam pikiran mereka orang yang mereka bawa itu lolos dalam ujian pertama. Kalau nanti ujian-ujian selanjutnya dapat ditempuhnya dengan baik maka berarti memang patut diangkat sebagai raja.

Dengan perasaan gembira rombongan itu pun melanjutkan perjalanan menuju Mukomuko. Berhari-hari mereka memudiki sungai Batang Hari. Akhirnya mereka sampailah di Mukomuko, ibu negeri Batin Duo Belas. Begitu sampai dikumpulkanlah semua rakyat beserta sekalian menteri dan hulubalang, baik para hulubalang darei Tujuh Koto, Sembilan koto, maupun dubalang dari Batin Duo Belas sendiri. Mereka berkumpul di sana untuk menyaksikan calon raja mereka menjalani ujian.Mulailah diadakan pengujian yang mendebarkan hati bagi setiap orang yang menyaksikannya. Mula-mula calon raja dibakar, ia tidak cedera sedikitpun. Direndam tiga hari tiga malam, ternyata tidak apa-apa juga, ia diangkat dari dalam air dalam keadaan segar-bugar. Beliau segera pula dimasukkan ke dalam mulut meriam lalu tembakkan. Masih tidak apa-apa.

Ujian Beriktunya, yang amat mengerikan,, digiling dengan kilang besi yang sedang dipajang. Semua mata memandang kepadanya. Apakah calon raja mereka sanggup menuyelesaikan ujian yang terakhir ini?, Apakah nanti tubuhnya tidak akan remuk dihantam putaran kilang besi yang menakutkan itu? Kilang besi terdengar kroyak—kreyok karena sudah diputar. Calon raja jemputan dari negeri Keling ini menyorongkan tangannya masuk ke dalam dua jepitan kilang, kilang berhenti berputar. Kemudian kakinya. Maka ketiak kaki itu disorongkan, kilang besi pun remuk seketika hancurl berkeping-keping. Melihat ini rakyat bertempik sorak.

Menteri dan hulubalang menyerbu ketengah gelanggang ke tempat bakal raja mereka. Bakal raja itu mereka dukung dan diusungkan ke istana. Karena semua ujian berhasil dilewatinya, dengan resmi ia pun diangkat sebagai raja. Pestabesar segera diadakan meresmikan pengangkatan raja yang mulai diserahi kekuasaan untuk memerintah.

Setelah resmi menjadi raja, dan setelah ia berkuasa baginda memerintahkan kepada rakyatnya membuat sibuah lukah. Lukah tersebut harus dipasang diatas bukit. Menghadapi keadaan yang ganjil ini, rakyat tak habis pikir. Adakah mungkin lukah dipasang di atas bukit? Bukankah lukah alat untuk menangkap ikan? Ikan mana pula yang akan masuk kedalam lukah yang dipasang diatas bukit? Pikiran-pikiran gundah mulai timbul dikalangan rakyat. Dubalang nan tujuh, dubalang nan Sembilan, dan dubalang nan dua belas, mencoba mencari-cari kebijaksanaan apa yang tersembunyi di balik perintah raja yang musykil yang dibebankan kepada rakyat. Tetapi karena tak kunjung mendapat jawaban, dan makin bertambah pelik, maka mereka berangkat untuk menerima perintah raja mereka. Karena takut dubalang tadi terpaksa juga akhirnya membuat lukah seperti yang diperintahkan raja. Begitu selesai, lukah tersebut segera dibawa ke atas bukit dan dipasang disana.

Lukah sudah terpasang. Dubalang nan tujuh, nan sembilan, dan nan dua belas bergantian menengok lukah yang ditaruh di atas bukit itu. Jangan-jangan seekor ikan besar telah ada didalamnya. Kalau tidak diulangi dikhawatirkan ikan tersebut menjadi busuk. Mereka bergantian dari hari ke atas bukit. Kalau dubalang nan tujuh sudah kembali, giliran dubalang nan sembilan pergi pula ke atas bukit.Kalau, dubalang nan sembilan telah pula kembali, giliran dubalang nan dua belas pergi pula ke sana. Begitulah seterusnya mereka bergantian bertugas melihat luka yang dipasang di atas bukit tersebut. Namun yang mereka temui masih lukah kosong seperti yang terpasang semula. Kendatipun demikian karena patuh kepada raja, mereka tetapsetiap bergantian melihat. Kalau-kalau lukah yang mereka pasang dahulu itu telah mengena. Mereka tertawa sabar menjalankan tugas.

Suatu ketika tiba giliran pula dubalang nan dua belas memanjat ke atas bukit mengulangi lukah yang terpasang. Dilihatnya lukah telah berisi. Ia pun bergegas melapor kepada raja di istana. “Kena Tuanku!” katanya kepada raja,” Lukah kita mengenai sesuatu “Bagus!” jawab raja. “Asahlah pedang tajam-tajam oleh kalian dubalang nan tujuh, sembilan, dan dua belas. “Para dubalang tadi mulailah mengasah pedang, mereka bergantian bekerja.Akhirnya pedang pun tajamlah. Karena ketajamannya rambutdi ampaikan di atasnya akan putus. Pedang telah tajam. Lukah pun segera dijemput. Di dalam lukah itu terlihat hantu pirau. Badannya kecil. Bentuknya persis seperti manusia, bahkan mahluk bersebut dapat berbicara dalam bahasa manusia. Ucapannya dapat dipahami. Sifat hantu pirau dapat menyebutkan asal-usul seseorang tanpa diberitahukan terlebih dahulu. Itulah keistimewaannya yang luar biasa. “Ooi,Tuanku!” kata hantu pirau tersebut kepada raja. “Hamba jangan dibunuh! Kalau hamba dibunuh tak ada gunanya sama sekali bagi Tuanku. Lebih baik lepaskan saja hamba. Apa saja kehendak Tuanku akan hamba beri!”Kalau begitu katamu!”boleh!” jawab raja pula. “Aku minta cincin cinta-cinta. apa yang diminta anda?”Mendengar ucapan raja tersebut, hantu pirau sangat gembira. Sekejap mata ia telah memberikan apa yang dimintaraja tadi. Raja pun demikian pula dengan gembira mengambilcincin tersebut lalu dipasangkannya ke jari tangannya. Sesudah itu disuruhnya dubalang yang ada didekatnya melepaskan hantu pirau yang terkurung di dalam lukah tadi.

Peristiwa lukah mengenai hantu pirau telah berlalu. Begitu pula cincin cinta-cinta telah dimiliki oleh raja. Semua ini bagaikan suatu peristiwa biasa bagi rakyat. Tetapi tidak demikian halnya dengan raja. Beliau inigin membuktikan kemukjizatan serta mengadakan apa yang dimintanya hendaknya janganlah diketahui rakyatnya. Dan sebaliknya pula itu dilakukan bukan di Mukomuko, tetapi dikeling negeri kelahirannya sendiri. Berdasarkan pertimbangan-pertrimbangan ini baginda memutuskan untuk segera kembali ke keeling. ia dapat leluasa di sana mencobakan keampuhan cincinnya.Sesampai di negerinya ia pun segera meminta agar kota Bombai berhiaskan berlian segalanya. Sungguh luar biasa apa yang beliau pinta terkabul seluruh bombai lampu-lampunya bertatahkan intan berlian. Mesjid-mesjidnya dihiasiintan gemerlapan.

Mungkin terlena akan kekayaan yang dimilikinya, raja tidak hendak kembali lagi ke Jambi lyang berbalik hanya anaknya yang bernama SultanBaring. Sultan Baring inilah yang melanjutkan pemerintahan di negeri Jambi. I adapt bertindak sebagai raja yang diingini rakyat. Kelak ternyata Sultan Baring ini menurunkan anak yang akan menjadi raja yang turun-temurun. Ada raja Itam, Sultan Taha, sampai kepada raden-raden misalnya Raden Inu Kertopati.

Sumber : Somad, Kemas Arsyad. 2003. Mengenal Adat Jambi Dalam Perspektif Modern. Jambi : Dinas Pendidikan Jambi

Baca selengkapnya

SEJARAH MELAYU : SANG NILA UTAMA

Kata sahibul hikayat, maka tersebutlah perkataan Sang Nila Utama tinggal di Bitan beristrikan Wan Seri Beni. Anak Raja Bitan terlalu amat berkasih-kasihan. Hatta beberapa lamanya, pada suatu hari, Sang Nila Utama hendak pergi beramai-ramaian ke Tanjung Bemban, hendak membawa perempun Baginda. Maka Baginda pun bermohon kepada Bunda Baginda, permaisuri Iskandar Syah.

Maka titah Bunda Baginda :“Apa kerja anak kita pergi ke sana? Tidakkah rusa dan pelanduk dengan kandangnya, dan tidakkah kijang, landak dengan karungannya? Tidakkah segala ikan dan kerang-kerangan didalam kolam? Dan tiadakah buah-buahan danbunga-bungaan dalam taman? Mengapakah maka anak kita hendak bermain jauh?”

Maka sembah Sang Nila Utama : ”Segala anak sungai Bitan ini telah habislah sudah tempat beta bermain : Bahwa Tanjung Bemban ini ditawarkan orang terlalu baik. Itulah sebabnya makabeta hendak pergi. Dan jikalau tiada diberi beta pergibeta bermain ke Tanjung Bemban ini, duduk mati, berdiri mati, serba mati.”

Maka beberapa dilarang permaisuri Iskadar Syah, Baginda bermohon juga pergi.

Maka titah permaisuri. ”Daripada sebab kita anak kita mati, baiklah anak kita pergi.”

Maka permaisuri pun menyuruhberlengkap padaIndera Bupala dan pada Aria Bupala : Telah sudah lengkap maka Sang Nila Utama pun berangkatlah dengan raja perempuan sekali. Maka segala lancing kenaikan pun didayung oranglah. Adapun kenaikan Baginda lancaran bertiang tiga, pilah peraduan dalam kelambu tirai dalam kurung, serta pemandian, dan perlengkapan bermasak-masak. Maka rupa perahu orang yangmengiringkan tiada terbilang lagi.

Telah datang ke Tanjung Bemban maka Baginda pun turun bermain ke pasir. Maka raja perempuan pun turun dengansegala bini orang besar-besar dan orang kaya-kaya bermain di pasir itu mangambil kerang-kerangan. Maka raja perempuan duduk dibawah pohon padan dihadap bini segala orang kaya-kaya. Maka Baginda terlalu suka melihat kesukaan dayang-dayang bermain itu. Masing-masing pada kesukaannya : Adayang mengambil siput, ada yang mengambil kupang, ada yang mengambil ketam, ada juga yang mengambil lokan, ada yang mengambilkayu olah hulaman, ada yang mengambil bunga karang, ada yang mengambil agar-agar.

Maka terlalulah suka cita segaladayang-dayang itu : Ada yang membuat bunga-bungaan diperbuat sunting, masing-masing dengan tingkah lakunya, dan ada yang berlari terhambat-hambatan teserandung jatuh rebah rempah daripadasangat sukanya itu.

Adapun Sang Nila Utama dengan segala menteri, pegawai, dan rakyat pergi berburu. Maka terlalulah banyak beroleh perburuan. Hatta maka lalu seekor rusa di hadapan Sang Nila Utama, maka ditikam Baginda sekali lagi, kena rusuknya, terus lalumati. Maka Sang Nila Utama datang pada suatu batu, terlalu besar dengan tingginya, maka Baginda naik ke atas batu itu memandangke seberang. Pasirnya terlalu putihseperti kain terhampar.

Maka Baginda pun bertanya pada Indera Bupala , “Pasir yang kelihatan itu tanah mana?”

Baca Juga : Sultan Taha, Pahlawan Jambi

Maka sembah Indera Bupala : “Itualah ujung tanah besar, Temasik namanya.”

Maka titah Sang Nila Utama : “Mari kita pergi ke sana.”

Maka sembah Indera Bupala : “Mana titah tuanku.”

Maka Sang Nila Utama pun naiklah ke perahu lalu menyeberang.

Setelah datang ke tengah laut, ribut pun turun : maka kenaikan itu pun keairan, maka pertimba orang tiadatertimba air ruang lagi.

Maka disuruh penghulu kenaikan membuang ; maka beberapa harta dibuangkan, tiada beberapa lagi yang tinggal. Maka kenaikan itu hampir ke teluk Belanga, makin sangat air naik; maka di buang orang segala harta yang lagi tinggal itu, hanyalah mahkota juga yang ada lagi, tiada juga kenaikan itu timbul.

Maka sembah penghulu kenaikan kepada Sang Nila Utama : ”Tuanku, kepada bicara patik sebab mahkota ini juga gerangan maka kenaikan kapal ini telah habislah sudah. Jikalau mahkota ini tiada dibuangkan, tiadalah kenaikan ini timbul dan tiadalah tebela oleh patik sekalian.”

Maka titah Sang Nila Utama : “Jikalau demikian, buangkanlah mahkota ini.”

Maka dibuangkan oranglah mahkota itu. Hatta maka ribut itu pun teduhlah, dan kenaikan itu pun timbullah, maka didayung oranglah ke darat. Setelah sampai ke tepi pantai, maka kenaikan itu pun dikepilkan oranglah; maka Sang Nila Utama naik ke pasir dengan segala rakyat bermain,mengambil segala kerang-kerangan; lalu Baginda berjalan ke darat bermain ke padang kuala Temasik itu.

Syah dan maka dilihat oleh segala mereka itu seekor binatang maha tangkas lakunya, merah warna tubuhnya, hitam kepalanya dan putih dadanya. Dan sikapnya terlalu pantas dan perkasa dan besarnya besar sedikit daripada kambing randuk. Telah ia melihat orang banyak maka ia berjalan ke darat lalu lenyap.

Maka Sang Nila Utama bertanya pada segala orang yang ada sertanya itu:” Binatang apa itu?”

Maka seorang pun tiada tahu.

Maka sembah Demang Lebar Daun,”Tuanku, ada patik mendengar dahulu kala singa yang demikian sifatnya. Baik tempat ini, karena binatang gagah ada di dalamnya.”

Maka titah Sang Nila Utama pada Indera Bupala ; “ Pergilah Tuan hamba kembali. Katakan pada Bunda bahwa kita tiadalah kembali. Jikalau ada kasih Bunda akan kita, berilah kita rakyat dan gajah, kuda. Kita hendak membuat negeri di Temasik ini.”

Maka Indera Bupala pun kembali. Telah datang ke Bintan maka ia pun masuk menghadap permaisuri Iskandar Syah. Maka kata Sang Nila Utama itu semua di persembahkanya kepada permaisuri.Maka kata permaisuri. “Baiklah, yang mana kehendak anak kita itu tidak kita lalui.”

Maka dihantari Baginda rakyat dan gajah, kuda tiada teperamanai banyaknya. Maka Sang Nila Utama pun berbuat di negeri Temasik, maka di namai Baginda Singapura. Maka Bat membacakan cirinya : maka Sang Nila Utama digelarnya oleh Bat Seri Teribuana.

Telah beberapa lamanya Seri Teribuana kerajaan di Singapura itu maka Baginda berputra dua orang laki-laki. Keduanya baik paras; yang tua Raja Kecil Besar namanya, yang muda Raja Kecil Muda namanya.

Maka permaisuri Iskandar Syah dan Deman Lebar Daun dirajakan Baginda di Bitan, bergelar Tun Telanai. Dan daripada anak cucu dialah berelar Telanai Bitani, dan yang makan di balirung nasinya dan sirihnya sekaliannya bertetampan belaka. Hattanegeri Singapura pun besarlah, dan dagang pun banyak datang berkampung terlalu ramai, dan Bandar pun terlalu makmur.

Dikutip dari :Sejarah Melayu. T.D Situmorang dan A. Teeuw

Baca selengkapnya

Asal Usul Bukit Siguntang Tebo

Pada zaman dahulu tersebutlah sebuah kerajaan yang bernama Selado Sumai. Negeri itu diperintah oleh seorang raja yang arif lagi bijaksana. Raja Negeri itu ada mempunyai sebuah pedang pusaka yang diturunkan secara turun-temurun, tapi sayang senjata tersebut tiba-tiba hilang tanpa diketahui ke mana perginya. Kalau di curi orang siapa yang mencurinya. Ke daerah mana dilarikan. Periswtiwa ini sangat mengharubirukan sang raja.

Pedang pusaka yang keramat serta bertuah itu bernama Pedang Surik meriang sakti sumbing sembilan puluh sembilan. Raja telah bertekad agar pusaka yang hilang itu harus ditemukan segera. Maka untuk menemukan kembali pedang pusaka itu, dipanggilah seorang hulubalang kerajaan yang amat terkenal bernama Datuk Baju Merah Berbulu Kerongkongan. Disebut Datuk Baju Merah, karena setiap kali turut berperang bajunya selalu merah oleh darah. Dan disebut berbulu Kerongkongan, karena ketika dilahirkan kerongkongannya ditumbuhi bulu. Kewpada beliau inilah raja mempercayakan untuk mencari pedang pusaka yang hilang itu.

Ketika Datuk Baju Merah Berbulu Kerongkongan mendapat tugas ini beliau menerimanya dengan senang hati tanpa membantah sedikit juapun. Sebagi hulubalang kerajaan, beliau tahu benar dengan tugasnya. Maka pergilah beliau masuk hutan mencari pedang pusaka yang hilang itu. Belautanpa takut sedikit juapun bertualang sampai ke sebuah goa. Diputuskannyalah untuk memasuki goaitu. Goa itu nampak sangat gelap. Datuk Baju Merah Berbulu Kerongkongan melangkahi satu-satu dengan pasti menyusup berpegangan kepada dinding goa yang keras dan dingin. kalau semenjak tadi goa itu gelap, tidak demikian halnya pada bagian dalam. Di bagian sebelah ke ujung goa itu namapak terang sekali, rupanya, dibagian itu ada lobang disebelah atas. Melalui lobang itu cahaya matahari bebas menerpa dasar goa. Sesampai disana Datuk Baju Merah Berbulu Kerongkongan amat terkejut di sebuah batu yang tampak dilihatnyaseorang tua sedang duduk bertapa, mulut orang tua bertapa itu nampak komat-kamit mengucapkan sesuatu. Di haribaannya terlintang, sebuah pedang. Datuk Baju Merah Berbulu Kerongkongan nanar memeperhatikan benda tersebut. Menurut hematnya itulah pedang Surik meriang, sakit sumbing sembilan puluh sembilan yang hilang dari kerajaan Selado Sumai yang sedang dicarinya.

Setelah menunggu beberapa saat berserulah, beliaumenyapa orang asing yang sedang bertapa itu. Ooi, Datuk yang sedang bertapa! Siapa gerangan Datuk Sebenarnya, dari negeri mana Datuk datang.Mendengar ada suara manusia petapa itu dengan suatu gerakan menoleh kearah datangnya suara itu. Dari sikapnya ia tidak merasa takut sedikitpun mendengar sapaan yang tiba-tiba itu. Dengan suara keras ia menghardik. “Tutup mulutmu jangan banyak omong takkan engkau ketahui bahwa aku sedang bertapa? Ketahuilah olehmu bahwa akulah yang bernama Panglimo Tahan Takik, berasal dari Ranah Pagaruyung. Siapa engkau gerangan yang selancang ini. Ada keperluan apa makanya engakausampai kemari.”“Hamba? hamba bernama Datuk Baju Merah Berbulu Kerongkongan, hulubalang kerajaan selado sumai. Maksud hamba datang ke mari hendak mencari pedang pusaka negeri Selado Sumai yang hilang. Pedang itu bernama pedang surik meriang sakti sumbing sembilan puluh sembilan. Kalau hamba tak salah lihat, pedang pusaka itu ada di haribaan Datuk Panglimo!“Kurang ajar!” raung panglimo Tahan Takik. Ia pun lalau tegak dan langsung menyerang Datuk Baju Merah Berbulu Kerongkong. Perkelahian sudah tak dapat dihindarkan lagi. Mula-mula saling tendang-menendang, kemudian. Saling hempas-menghempas.

Bunyi pekik dan raung bersipongganga melantun-lantun di diniding goa. Binatang-binatang yang ada, disekitar goa itu bertemperasan lari. Mana yang berdiam di atas pohon beerloncatan ketakutan, daun-dau kayu berguguran kena terjang binatang yang berlompat-lompatan. perkelahian makin seru, tanpa ada tanda-tanda yang kalah dan yang menang. Kedua, manusia itu namapak seimbang. sama-sama sakti dan bertuah. Dinding goa pecah-pecah kena sepak dan kena hempasan tangan kedua jagoan itu.Bila malam telah datang mereka saling menghentikan perekelahian untuk sama-sama beristirahat. Istirahat semalam suntuk cukup untuk memulihkan kekuatan. Esoknya matahari mulai bersinar lagi. Perkelahian pun dilanjutkan makin dahsyat. Gerakan mereka berpindah-pindah dari tempat yang terang ke tempat yang gelap. Terkam-menerkam, hempas-menghempas. Melompat, berpalun bertumbukan. Tak Jarang buku tangan kedua dubalang itu beradu, berdetak, menggelegar, menerbitkan api. Dindidng goa makin banyak yang runtuh.. Untunglah kemduaian malam datang pula memperhatikan perkelahian yang mengerikan itu.Kokok ayam Derogo telah lama berhenti. Kicau murai dan cicit burung kecil-kecil mulai terdengar. Matahari musim kemarau mulaimemanasi daun-daun kayu. kedua dubalang itu mulai, bersiap-siap tanap mengeluarkan sepatah katapun. Maka mereka bersinar marah saling mengawasi gerak lawan. inilah hari yang keenam mereka berkelahi. Tubuh kedua pendekar itu nampak bergulung-gulung hempas-menghempas. Sebentar-sebentar terdengar suara pekikan, bersipngan terpantul-pnatul di anatar kedua sisi dinding goa. Batu pecahan dinding goa makin bertambah banyak berguguran. Perkelahian ini, memang semakin tinggi dan hebat. Tapi sungguh sangat menarik belum ada tanda-tanda yang akan kalah dan yang akan menang. Matahari telah pula tergelincir di ufukbarat. Malam telah tiba, kedua dubalang itu sama-sama menghentikan gerakan dan saling menjauhkan diri, mundur dan beristirahat. Datuk Baju Merah bergegas keluar goa agaknya mencari dedaunan untuk dimakannya. Datuk Tahan Takik demikaina pula keluar mencari apa-apa yang dapat dimakannya. Tak obahnya kedua orang itu bagaikan musang raksasaa yang mencari makan di wkatu malam hari. Setelah perut mereka kenyang mereka sama-sama beristirahat dan melepaskan mata.

Matahari pagi telah tiba, mengawali hari ketujuh dlama mengikuti perkelahian antara kedud pendekar yang tangguh di dalam sebuah goa ditengah rimba raya negeri Selado Sumai. Pada yang ketujuh ini tempat elah berpindah kbagian luar.Perkelahian sudah semakin hebat. Pohon-pohon kayu banyak yang tumbang. Permukaan tanah bagaikan tercukur terinjak, kaki dan himpitan tanah keuda pendekar yang berkelahi mati-matian itu.Entah salah dalam melangkah, entah nasib lagi sial, dapatlah Datuk Baju Merah Bebulu Kerongkongan menangkap kaki Panglimo Tahan Takik yang segeramenghmpaskannya ke banir kayu. Pada saat tubuh Panglomo Tahan Takik terhempas itu, pedang surik meriang sakti sumbing sembilan puluh sembilan terlepas dari pengangannya dan terpental keudara.

Melihat ini segera Datuk Baju Merah B erbulu Kerongkongan melepaskan kaki Panglimo Tahan TAkik dan tubuhnya membumbung ke udara mengikuti arah pedang dan lalu menangkapnya. Ketika kakinya menjejak tanah, tanpa buang waktu larilah Datuk Baju merah Berbulu Kerongkongan membawa pedang pusaka yang tergenggam ditangannya.Datuk Panglimo Tahan Tekik sadar bahwa pedang yang mereka perebutkan telah berhasil diambil lawannya, segera berdiri dan mengejar Datuk Baju Merah Berbulu kerongkongan. kedua pendekar itu berkeja-kejaran sejadi-jadinya. Penghuni rimba, binatang besar kecil, berlarian pontang-panting ketakutan.Sudah tujuh lurah tujuh pematng yang mereka lalui, akhirnya sampailah ke sebuah tanah lapang yang maha luas. Sesayup-sayup mata memandang rumput hijau papak belaka. Di atas padang datar itulah kedua pendekar masih saling kejar-mengejar. Namun tiba-tiba mereka berhenti, dimuka mereka nampak seekor ular besar sedang menghadap siap menelan barang siapa yang berani mendekat.

Melihat hal ini kedua pendekar yang bermusuhan itusaling mendekat penuhg pengertian. mereka mulai mengadakn perundingian. “Di depan kita melintang ular besar yang akan mellur kita, Datuk Panglimo, “kata Datuk Baju Merah Berbulu Kerongkongan. “Menurut hemat hamba, barang siapa yang sanggupmembunuh ulr itu, dialah yang berhak memiliki pedang surik meriang sakti sumbing sembilan puluhsembilan ini. Setujukah Datuk penglimo?“Kalau demikian ujudnya, “jawab Datuk Panglimo tahan Takik gembira, “hamba setuju sekali.”Selesai berucap demikian Datuk Panglimo Tahan Takik lalu menghunus, keris. Panjangnya bergegas menuju ke tempat ular besar telah siap pula menunggunya. sesampai disana ditikamnyalah ular besar tersebut sekuat-kuatnya. Begitu ujung keris Datuk Panglimo mencecah di kulti ular, terdengar bunyi berdencing keras memekakkan telinga. Keris tersebut terpental. Pangkal ketiak Datuk Panglimo merasa kesemutan. Dilihatnya keris panjang itu bengkok sepuluh, sedang kulit ular itu sendiri tidak cedera sedikit juapun.Datuk Panglimo merasa sangat kesal. Di pihak lain, terdengar gelak mengkkak Datu Baju Berahg Berbulu Kerongkongan mengejek lawannya. Datuk Panglimo tentu saja sangat marah dibuatnya. Keringatnya membasahi muka dan sekujur tubuhnya, matanya mendelik menengadah ke awang-awang. Ia pun mencabut keris pendek yang tersisip di puinggangnya. Diugasaknya menikamkansenjata tersebut kebadan ular besar yang mengerikan itu.

“Terimalah tikaman mautku ini ular keparat! terdengar raung Datuk Panglimo seraya menghujamkan kerisnya kuat-kuat. Ya Tuhan ular tadi tidak juga cidera sedikit pun.Melihat temannya tidak mampu membunuh ular besar yang melintang dan menghalangi perjalanan mereka, Datuk Baju Merah Berbulu Kerongkongan berdiri dalam, sikap seorang dubalang. Sebentar matanya melirik kepada pedang surik meriang sakti yang dipegangnya. Ia melangkah lambat-lambat secara menyakinkan. Sambil melangkah itu ia Mengucapkan kata sakti dan himbauan.

“Kalau benar engkau pedang surik meriang sakti sumbing sembilan puluh sembilan, pusaka KerajaanSelado Sumai, Sobeklah olehmu kulit ular itu dan putuskan urat-urat nadinya. Selesai berucap yang demikian dicabutnyalah pedang tersebut. Tentu sajaia berhajat untuk segera menetak badan ular itu. Tiba-tiba keluar cahaya seperti kilat dari senjata pusaka milik negeri Selado Sumai, serentak dengan itu dihunjamkannyalah senjata itu sekuat-kuatnya.Terpungkus dan potongan tiga badan ular besar tersebut melihatr kenyataan ini, Datuk Panglimo Tahan Takik sangat marah. Ia melompat kesamping, serentak dengan itu ditendangnya kepala ular itu sekuat-kuatnya. Kepala ular itu terlempar ke udara bersiutan dan jatuh di Ranah Minangkbabu, yang lama-kelamaan menajdi gunung Merapi seprti yang ada sekarang. Ekornya diangkatnya menjadi tangan lalu dilemparkannnya jatuh ken negeri Pelembang menjadi Bukit Siguntang-guntang. Sedang perutnya, bagian tangahdibiarkan saja tertinggal di Jambi di daerah Sumai menjadi Bukit Si Guntang. Itulah sejarah asal-usul terjadinya Bukit Siguntang.

Sumber : Somad, Kemas Arsyad. 2003. Mengenal Adat Jambi Dalam Perspektif Modern. Jambi : Dinas Pendidikan Jambi

Follow Me : Facebook

Baca selengkapnya

Putri Reno Pinang Masak

Pada zaman dahulu, di belakang Dusun Pasir Mayang, ada sebuah kerajaan yang bernama Limbungan. Kerajaan itu diperintah oleh seorang ratu Putri Reno Pinang Masak. Putri ini terkenal dengan kecantikannya yang menawan hati. Tak mengherankan banyak raja dan putra raja yang menghendaki mempersuntingnya. Namun tak seorang pun raja atau putra raja yang meminang yang diterimanya. Semua pinangan ditolaknya.Disamping cantik, putri ini terkenal pula berbudi luhur, arif serta bijaksana. Kebijaksanaannya dipuji-puji oleh rakyatnya. Ia adil dan jujur, rakyatnya yangmiskin mendapat jaminan hidup dalam hal makan dan minum. Yang kaya, diberi luang dan kesempatan untuk menambah dan mengendalikan kekayaannya. Golongan rakyatnya yang kaya ini kelak harus pula menjamin kelangsungan hidup bagi yang miskin. Dengan demikian terdapat suasana yang harmonis antara sesame anggota masyarakat negeri Limbungan.

Dalam menjalankan pemerintahannya, sang ratu dibantu oleh tiga orang huluibalang yang baginda percayai. Hulubalang yang pertama bernama DatukRaja penghulu, terkenal sebagai orang arif dan bijaksana yang kedua bernama Datuk Dengar Kitab,seorang hulubalang yang mempunyai keistimewaan dapat mengetahui kejadian-kejadian yang akan dating melalui sebuah kitab yang dimilikinya. Hulubalang yang ketiga ialah datuk Mangun, bertugas sebagai panglima perang kerajaan.

Kecantikan Putri Reno Pinang terdengar pula sampai ke telinga raja Jawa. Lama-kelamaan raja negeri Jawa lalu mengirim utusan untuk melamar sang putri. Ternyata lamaran tersebut ditolak oleh Putri Reno Pinang Masak. Raja Jawa sangat tersinggung karena lamarannya ditolak dengan tegas. Timbuillah kemudian tekad raja Jawa untuk bersumpah bagaimanapun akan mengambil Putri Reno Pinang Masak dengan cara kekerasan.Putri Retno Pinang Masak tidak takut sama sekali akan ancaman raja negeri Jawa yang telah mabuk kepayang itu. Bahkan baginda ratu sangat gemas dan geram. Baginda memandang gelagat raja Jawatadi sebagai yang akan merusak kedaulatan negertinya. Oleh sebab itu baginda memanggil ketiga hulubalang serta mengumpulkan rakyat negerinya. Bersama-sama dicarilah bagaimana cara untuk raja jawa yang mengancam akan menyerang negeri Limbungan. Mencari jalan yang sebaik-baiknya melalui pemikiran, musyawarah danmufakat. Akhirnya didapatkan suatu cara yang telahdisepakati bersama dalam perundingan tersebut. Negeri diberi berparit.

Di samping itu harus dipagar pula dengan bambu berduri. Bambu yang dahan dan rantingnya harus berduri. Maka dicarilah tumbuhan tersebut. Setelah dapat maka segera ditanam berlapis-lapis,sebagai pagar negeri untuk menghalangi supaya tentara Jawa jangan masuk. Pagar inilah nanti sebgagai benteng pertahanan. Negeri Limbungan sudah dilingkupi dengan pagar bamboo berduri. Untuk keluar masuk hanya ada sebuah gerbang. Dipintu masuk, ini telah menunggu Datuk. Mangun beserta anak buahnya.Raja Jawa beserta tentaranya datang jalan satu-satunya untuk memasuki Limbungan adalah sebuah gerbang yang dijaga oleh hulubalang Datuk Mangun dan anak buahnya. Ke sanalah raja Jawa mengarahkan serangan. Terjadilah pertempuran yuang sengit. Ternyata tentara Jawa tak kuasa sedikit pun menembus pertahanan Datuk Mangun yang didapingi oleh prajurit-prajurit serta rakyat negeri Limbungan yang tangguh. Tentara Jawa perkasa mundur dengan menderita korban besar.

Melihat tentaranya gagal memasuki Limbungan dan menderita kekalahan besar, raja Jawa memanggil semua hulubalang dan mengumpulkan semua prajuritnya. Maka diadakan perundingan dicari akal melalui pikiran orang banyak. Maka dapatlah suatu akal tipu muslihat. Dikumpulkan semua uang ringgit logam. Uang logam ini dijadikanpeluru yang akan ditembakkan ke setiap rumpun bambu yang berlapis-lapis tadi. Ditembakkan berulang-ulang, sepuas-puas hati tentara Jawa, sehingga uang ringgit logam itu beronggokan di celah pohon bamboo berduri tersebut. Kemudian raja Jawa beserta tentaranya pun pergilah kembali.Dalam pada itu ada seorang penduduk negeri Limbungan tidak disengaja, bersua dengan onggok-onggokan uang ringgit logam itu sepanjang edaran pagar bamboo negeri. Melihat uang logam itu sangat banyak terniat di hatinya untuk memberitahukan hal tersebut kepada baginda ratu. Lalu diambilnya sebuah untuk diperlihatkan kepada sang ratu di istana.Dimana engkau dapat ringgit logam itu, Datuk?” Tanya baginda ratu penuh keheranan.“Di rumpun-rumpun bamboo benteng pertahanan kita. Tuanku!” jawab pembawa ringgit logam itu agak tergagap. “Bertimbun banyaknya.”“Baiklah!” kata sang ratu pula. “Aku yakin Datuk tidak berbohong. Mari kita lihat!”Benar saja! Ratu menemukan uang ringgit logam bertumpukan di sela-sela rumpun bamboo. Maka setelah dirundingkan dengan semua orang diputuskan untuk mengambil semua uang logam tersebut. Untuk memudahkan pengambilannya, pohon-pohon bamboo itu pun ditebangi. Uang logam tersebut diangkut ke istana. Pada saat itu pula ditebangi. Uang logam tersebut diangkut ke Istana. Pada saat itu pula raja Jawa bersama tentaranya datang menyerbu dengan tiba-tiba. Karena benteng pertahanan tak ada lagi pasukan negeri Jawa dengan mudah masuk negeri Limbungan. Tentara beserta rakyat Limbungan tidak dapat menahan serangan yang mendadak itu.

Putri Retno Pinang Masak sadar akan kesalahannya. Ia sangat menyesal akan kealpaannya. Dengan rasa masygul diam-diam pergilah baginda seorang diri meninggalkan negeri yang dicintainya.Ternyata kemudian tahu jugalah rakyat bahwa ratunya sudah tidak ada lagi di istana. Negeri Limbungan menjadi gempar. Berusahalah rakyat mencari kemana mana. Ada yang mencari ke hulu, ada yang ke hilir, ada pula yang mencari ke darat dank e baruh (pinggir sungai). Bahkan ada yang mencari sampai ke tepi laut. Namun ratu mereka tak kunjung bersua.

Akan halnya ketiga hulubalangnya, Datuk Raja Penghulu, Datuk Dengar Kitab, serta Datuk Mangun bermufakat ketika itu untuk bersama-sama mencariratu Putri Reno Pinang Masak. Mereka masuk hutan keluar hutan. Bila bertemu dengan seseorangmereka tak jemu bertanya. Namun yang dicari tak kunjung bertemu. Maka mereka lanjutkan pula perjalanan. Lurah diturun, bukit di daki. Semak-semak disinggahi kalau-kalau ada putrid Reno Pianang Masak, atau mayatnya. Ketiga hulubalang itu bertekad berpantang berbalik, pulang sebelum yang di cari bersua hidup atau mati. Kalau perlu nyawa mereka sebagai taruhannya.

Sementara itu seorang petani desa Tenaku sedang berada di rumahnya. Ia baru saja selesai bekerja menyiangi rumput hari baru tengah hari, petani itu akan beristirahat ke pondoknya. Menjelang ia sampai ke pondoknya ia sangat terkejut, di mukanya di udara yang cerah dilihatnya melayang-layang sepotong upih pinang. Kemudian upih tersebut jatuh tak berada jauh dari tempatnya berdiri. Ia sangat heran mengapa ada upih pinang dihumanya. Kalau itu upih pinang yang ada di desanya, taklah mungkin sejauh itu, diterbangkan angina. Dalam keheranan, petani itu bergegas menuju ke tempat upih jatuh tadi. Sesampai di sanaia sangat terkejut. Dilihatnya sesosok tubuh wanita cantik tergeletak memucat yang dilihatnya itu tak dikenalnya. Ia cukup hapal semua penduduk desanya. Apalagi orang yang sudah dewasa seperti yang dilihatnya. Di baliknya sebentar. Memang wajah yang tak dikenalnya sama sekali. Maka diputuskannyalah untuk memberitahukan pendudukdesanya.

Ternyata semua penduduk desa Tenaku sama dengan petani tersebut tak juga mengenal siapa gerangan orang yang meninggal secar aneh itu. Semua yang hadir menjadi gempar. Mereka saling berpandangan dan bertanya satu sama lain. Di saat demikian maka dipanggil seorang dukun.Dukun telah datang. Ia segera membakart kemenyan. Setelah itu dibacanya jampi-jampi ramalan. Dalam waktu yang singkat dapatlah diketahuinya siapa gerangan mayat yang berbaring di huma itu.“Jenazah yang kita temui ini “Katanya mengabarkan kepada orang banyak yang mengelilinginya. “Jenazah yang melayang jatuh dari udara bagaikan upih pinang ini adalah jenazah Tuan Putri Reno Pinang Masak raja negeri Limbungan! ”Mendengar ramalan dukun tersebut semua orang yang hadir sangat terkejut. Suara bergumam berdengung bagai suara lebah terbang. Wajah-wajah yang keheranan segera berubah menjadi suram dan sedih. Terbayang kepada orang banyak itu betapa sengsaranya tuan baginda ratu negeri pada saat-saat terakhir hidupnya.

Pada saat itu juga diambil keputusan untuk memakamkan sang putrid di huma di desa Tenaku itu. Sang ratu dimakamkan secara sederhana tanpadisaksikan rakyatnya. Rasa tanggung jawabnya yang besar terhadap rakyat dan negerinya sudah berakhir. Sampai sekarang makam di desa Tenaku tersebut dinamakan “Makam Upih Jatuh”.Lama-kelamaan ketiga hulubalang yakni Datuk RajaPenghulu, Datuk Dengar Kitab, dan Datuk Mangun sampai pula ke tempat Putri Reno Pinang Masak dimakamkan. Setelah mereka ketahui bahwa itu adalah makam baginda ratu Puteri Reno Pinang Masak, tiba-tiba saja mereka jatuh pingsan dan terus meninggal. Ketiga hulubalang itu dimakamkan pula di sana di samping makam Puteri Reno Pinang Masak. Sampai sekarang makam keempat orang tersebut masih dan dikeramatkan.

Sumber : Somad, Kemas Arsyad. 2003. Mengenal Adat Jambi Dalam Perspektif Modern. Jambi: Dinas Pendidikan Propinsi Jambi


Baca selengkapnya

Khawatir Dengan Kegagalan?

Jika anda pernah mencoba sesuatu hal yang baru dan gagal, saya yakin bahwa anda adalah seseorangyang enak untuk saya ajak bicara dibanding dengan orang-orang yang merasa semuanya lancar-lancar atau baik-baik saja.

Orang-orang seperti itu menurut saya, tidak pernah mencoba sesuatu hal yang baru. Namun anda adalah seseorang yang berbeda …… lho dari mana saya tahu? …. Karena anda berkunjung ke blog saya dan membaca artikel-artikel saya ini, yang berarti anda ingin merubah kehidupan anda menjadi lebih baik dari saat ini. Anda ingin mencari sesuatu hal yang baru yang dapat anda terapkan di kehidupan anda.

Anda mempunyai semangat dan saya yakin anda juga mempunyai pengalaman hidup yang luar biasa.Mungkin sudah banyak sekali kegagalan yang anda rasakan dan mungkin juga sebagian dari anda sudahsampai pada taraf ragu akan keyakinan anda sendiriuntuk meraih apa yang anda inginkan.

Baca Juga : Boleh Maksiat Asalkan?

Mampukah saya? Berhasilkah saya? Sepertinya saya tidak sanggup lagi menghadapi kegagalan. Hal-hal dibawah ini adalah beberapa point tentang kegagalan yang ingin saya sharingkan kepada anda. Saya berkonsentrasi penuh selama 3 hari menyusun artikel ini, mudah-mudahan dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk anda. Setidaknya jika ada orang yang sangat terbantu dengan artikel ini, tentu saja akan membuat saya bahagia karena jerih payah saya tidak sia-sia :)

Kegagalan menciptakan pilihan-pilihan baruMungkin anda tidak dapat menyerap semua pelajaran yang anda terima dari kegagalan anda, namun tetap saja hal tersebut menjadi harta tak ternilai untuk anda. Kegagalan juga menjadi momenyang tepat dimana anda merenungkan kembali tujuan awal anda, melihat di sekeliling dan memutuskan alasan mengapa anda tidak boleh menyerah.

Bagian yang paling baik dari sebuah kegagalan adalah anda akan dibawa ke sebuah jalan yang belum pernah anda temukan sebelumnya.

Pintu yang baru akan terbuka, hubungan anda dengan beberapa orang mungkin akan bertambah kuat, sebaliknya mungkin juga hubungan anda dengan beberapa orang lain menjadi renggang karena anda gagal.

Kegagalan melatih kesabaran anda Jika anda adalah orang yang cepat emosi, apalagi ketika anda mengalami kegagalan, itu adalah satu hal yang sangat alamiah. Saya rasa hampir semua orang merasakan kekesalan atau kemarahan ketika menghadapi kegagalan. Namun poin yang pentingnya adalahjangan memendam kekesalan atau kemarahan anda.

Poin kedua adalah jangan berusaha mencari hal-hal untuk dijadikan alasan kegagalan anda. Seperti, saya tidak mendapat dukungan dari pasangan saya, ini akibat saya tidak mempunyai modal yang cukup, saya tidak mempunyai kendaraan pribadi untuk mobilitas saya, saya memang dilahirkan dari keluarga yang bermental kecil, dsb.

Sekali anda menjadikan hal-hal tersebut sebagai alasan kegagalan anda, maka itu akan menjadi bagian dalam diri anda. Anda akan membawa alasan itu kemanapun anda pergi sehingga lama kelamaan akan meracuni anda.Silahkan lampiaskan emosi anda, tentunya dalam batas-batas wajar. Mungkin anda ingin melampiaskannya dengan menangis, menangislah. Mungkin anda ingin melampiaskannya dengan pergike cafe untuk mendengarkan life musik, pergilah ke cafe.

Namun cukup sampai disitu. Masa depan yang sangat cerah masih menanti anda. Bangkit dan berjalanlah kembali.

Kegagalan merupakan sumber dari kreatifitas

Siapa yang menghendaki kegagalan?

Namun jika anda tidak pernah berharap untuk mengalami kegagalan maka pikiran anda tidak dirangsang untuk berkembang.

Gagal akan mendorong anda menjadi lebih kreatif. Coba anda ingat-ingat kembali masa kecil anda. Jika anda lupa, anda bisa melihat pada anak anda sendiri atau anak-anak kecil di sekitar anda. Mereka tidak pernah takut akan berbuat kesalahan ataupun mengalami kegagalan. Mereka melakukan semua hal yang ingin mereka lakukan tanpa berpikir panjang resikonya. Kadang mereka jatuh namun dalam sekejap mereka bangkit dan berlari-lari kembali. Mereka kadang menemukan jalan buntu ketika melakukan sebuah permainan namun merekatidak berhenti, mereka berusaha mencari solusi-solusi yang baru. Akibatnya pikiran mereka begitu kreatif. Kita semua bisa mencontoh pikiran murni mereka yang belum banyak terkontaminasi oleh lingkungan sekitarnya.Kegagalan akan mengoptimalkan potensi andaMungkin anda mempunyai seorang ’guru’ dalam hidup anda atau atasan bagi mereka yang berkarir. Saya percaya bahwa guru atau atasan yang baik akan mengarahkan anda untuk berani mengambil resiko. Mereka mempunyai suatu keyakinan bahwa pikiran yang konservatif tidak akan membuat potensi diri keluar dengan optimal.Semakin sering anda mengalami kegagalan, otak anda akan semakin dilatih untuk menghadapi permasalahan dan bagaimana mencari jalan keluarnya.

Saya meyakini bahwa setiap orang memiliki potensi diri yang sangat besar dengan keunikannya masing-masing.Anda dapat mengetahui kedahsyatan potensi yang anda miliki hanya dengan keberanian menghadapi masalah, tidak ada jalan lain.

Anda memperoleh kekuatan dengan mengalami kemalangan

Bersyukurlah jika anda mengalami kegagalan atau kemalangan. Karena dengan kegagalan anda sedang disiapkan untuk meraih kesuksesan yang lebih besar. Anda akan ditempa untuk menjadi lebih kuat dari sebelumnya.Saya akan memberikan sedikit ilustrasi :

Anda tahu pohon bambu cina? Jika anda termasuk orang yang tidak sabar menunggu pertumbuhan sebuah tanaman, mungkin pohon bambu tersebut sudah menjadi korban anda.

Pohon bambu cina tidak akan menunjukkan pertumbuhan berarti selama 6-7 tahun pertama, mungkin hanya tumbuh beberapa puluh cm saja. Namun setelah waktu tersebut, pertumbuhan pohon bambu cina tidak dapat dibendung, ia tumbuh begitu cepatnya dan ukurannya bukan lagi cm melainkan meter

Sebetulnya apa yang terjadi pada pohon bambu cina tersebut? ….

Selama 6-7 tahun pertama, ia bukannya tidak mengalami pertumbuhan, hanya saja kita memang tidak melihat pertumbuhannya dengan kasat mata. Fokus pertumbuhan pohon bambu cina pada waktu tersebut adalah pada akar, bukan pada batang. Pohon bambu cina sedang menyiapkan pondasi yang kuat agar ia bisa menopang ketinggiannya yang berpuluh-puluh meter.

Bayangkan apa yang terjadi jika pohon bambu cina tidak mempunyai akar yang cukup kuat untuk menopang ketinggiannya? Sedikit tiupan angin saja akan membuatnya tumbang.

Jika anda seringkali mengalami kegagalan dan merasa koq jauh sekali dari kesuksesan yang anda impikan, bukan berarti anda tidak mengalami perkembangan. Justru anda sedang mengalami pertumbuhan yang luar biasa di dalam diri anda. Mental anda sedang ditempa dan dipersiapkan menujukesuksesananda. Sama halnya dengan pohon bambu cina tersebut.Jika anda hanya mengharapkan sebuah hasil yang instan, apapun itu, nasib anda akan seperti pohon bambu yang tidak memiliki akar yang kuat. Sedikit goncangan saja, anda akan jatuh begitu kerasnya.Jadi sekali lagi bersyukurlah dengan segala kemalangan dan kegagalan anda, anda akan memperoleh kekuatan karenanya.

Bagi anda yang ingin mensharingkan hal-hal sehubungan dengan kegagalan, silahkan untuk menuliskannya di kolom komentar.

Baca selengkapnya

Datangi Dulu Orangtuanya, Barulah Datangi Ia

REMAJA oh Remaja… Remaja Islami nan sejati yang berhati-hati dengan hati dan birahi, tidak sembarang lirik kesana-kemari apalagi sentuh sana-sini.

Remaja yang punya hati dan berhati-hati denganhati tidak akan sembarang main curi-curi apalagi sampai melukai, sebab ia punya Tuhan yang terus ditaati, ia punya Malaikat yang terus mewanti-wanti dan ia punya iman dan taqwa yang selalu menasihati.Ia akan berani ketika dirinya dan dia sudah menjadi pasangan yang resmi, meraih ridho orangtua dan ridho Ilahi. Tak perlu banyak janji, cukup laksanakan secara syar’i dan memulai hidup berumah tangga dengan basmalah, sakinah mawaddah warahmah in sha Allah.

Remaja yang tak punya hati nurani, braninya main gombalisasi dan curi-curi, setelah dicuri dan disakiti lalu tak berani menjadikannya pasangan sehidup semati, karena cintanya adalah birahi yang tak terkendali. Ujung-ujungnya si doi jadi obrolan sensasi yang masyarakat yang menyanyat hati, bisa-bisa si doi bunuh diri. Aduhai, tega sekali dirimu lelaki yang tak punya harga diri!

Kesalahan sesama yang akhirnya disesali, yah sayang sekali sudah terjadi, apa mau dikata ia menyentuh orangnya sejak pertama jumpa, bukan melalui hati dan perasaan yang sempurna. Apa boleh dikata, dia telah mendatanginya sebelum mendatangi kedua orangtuanya, hingga Tuhan pun murka kepadanya.

Kairo, 5 Mei 2016

Oleh: Muhammad Daud Farmaulviyeturk94@gmail.com

Baca selengkapnya

Siapa Kekasihmu Sebenarnya, Ibumu atau Pacarmu?

BAHAYANYA orang yang sedang jatuh cinta ialah, ia lebih nurut dengan perintah pacarnya daripada kedua orangtuanya.

Maksudnya? Ya, seperti contoh-contoh berikut ini:

Ibu: “Nak, kamu jangan telat bangun, sholat shubuh di masjid ya?”

Anak: “Aku masih ngantuk mah, cuaca shubuh juga dingin, aku sholat di rumah saja.”

Ibu: “Nak, nanti kalau ke super market, tolong belikan Mama mukena ya, Nak?”

Anak: “Aduh, Mah kok aku yang disuruh belikan mukena, aku kan cowok, Mah? Gak enak lah dilihat teman.”

Di waktu lain;

Cewek: “Sayang, sudah sholat subuh belum?”

Cowok: “Abang sudah sholat sayang, tadi abang sholat di masjid.” (Walaupun itu adalah bohong).

Cewek: “Sayang, aku mau ke super market beli mukena, bisa temani gak?”

Cowok: “Sayangku, kamu gak usah repot-repot ke super market beli mukena, ntar abang saja yang beliin, sekalian hadiah ulang tahunmu.”

Duhai, siapa kekasihmu yang sesungguhnya? Ibumu atau pacarmu? []

Oleh: Muhammad Daud Farmaulviyeturk94@gmail.com

Baca selengkapnya

Ketika Tampan Tak Menawan

HIDUP adalah sebuah pilihan. Entitas semesta yang menghadapkan manusia pada berbagai macam problema, lanjut mencernanya. Kemudian mengharuskan mereka untuk memilah dan mengambil sebuah keputusan. Pun diriku. Butuh waktu lama untuk mengerti makna sebuah pilihan. Hingga usiaku beranjak dua puluh dua tahun kini, tak pernah benar mengerti semua itu.

Faktanya, keputusan tak bisa diperoleh dengan amarah meninggi dan perasaan yang tengah diliputi kekecewaan. Kenapa begini? Karena akuadalah korban daripada pilihan. Hak veto-ku dicabut sejak kecil. Sebagai anak perempuan satu-satunya dari sorang pemuka agama. Aku kehilangan kebebasan mengemukakan pendapat dan uneg-uneg. Walhasil, inilah aku sekarang. Seorang gadis pendiam, penyendiri, kesepian dan tak punya teman. Aku tumbuh menjadi boneka cantik dan manis. Seluruh diri ini murni jiplakan. Hasil daur ulang antara keterpaksaan dan kekecewaan. Aku menelan ludah. Disibukkan kembali dengan pisau dan sayuran di tangan. Air mata mulai jatuh satu persatu meninggalkan isak yang tertahan pada kerongkongan.

“Nur, kamu kenapa?”Ummi menatapku sekilas kemudian kembali sibuk menggoreng tempe. Aku menggeleng kecil seraya menyeka sisa lelehan air mata.

“Tidak apa-apa, Mi. Mengiris bawang kok bisa perih pada mata ya, Mi?” elakku. Kebohongan nyata sebagai pelarian dari kejujuran tersamarkan. Nyatanya, tak ada bawang di tangan ini selain kol yang semakin remuk kupotong.

“Nur, mau sampai kapan kamu memotong kolnya? Itu bukan lagi memotong, tapi mencacah,” protes Ummi. Aku terkesiap melihathasil kerja tangan ini.

“Kamu ada apa sih sebenarnya, Nur?” lanjut Ummi.Aku bungkam selama beberapa saat. Memikirkan dan menyusun kata yang bisa kuucapkan. Mungkin ini alasan keputusanku yang tak begitu dianggap. Terlalu lama memikirkan kata membuat oranglain bosan padaku.

“Ummi, kalau seandainya perjodohannya dibatalin aja gimana? Masih satu bulan lagi kok. Masih belum terlambat untuk membatalkannya,” saranku sedikit hati-hati. Ummi memadamkan kompor lalu menatap tajam ke arahku.

“Kamu gak bisa seenaknya gini donk, Nur. Kemarin kan kamu yang bilang setuju dengan perjodohan ini. Bahkan kamu ingin mempercepat tanggal pernikahan agar kamu bisa segera ke Arab kan? Kenapa sekarang malah kayak gini?” protes Ummi. Aku menelan ludah getir.

“Itu kan kemarin, Mi. Kemarin kan anak gadismuini sedang patah hati gegara diputusin Brad Pitt. Mana sempat mikir dengan jernih,” belaku, yangtentu saja cuma pembelaan dalam hati.

“Sekarang kamu mau ngomong apa lagi? Calon mertua dan suamimu sedang di perjalanan menuju rumah ini. Apa lagi pembelaanmu hmm?” lanjutnya yang berhasil menohok ulu hati ini.“Kalau Nur bisa menemukan pria lain yang Nur cintai, boleh kan pertunangannya dibatalin aja?” jawabku penuh kehati-hatian.

“Kamu pikir ini sedang turnamen ya? Memangnya kamu bisa menemukan pria itu dalam waktu kurang dari sebulan? Gak usah mikir yang aneh-aneh. Jalani aja semua ini dengan baik!” elak Ummi mengakhiri obrolan. Mengambil alih potongan sayur di tanganku lalu mulai memasaknya. Aku beranjak pergi dengan perasaan mangkel luar biasa. Dengan cekatan tangan ini menarik jilbab yang tergantung kemudian alat sholat dan kitab. Beranjak pergi menuju Ponpes tempatku menimba ilmu dan mengamalkannya.

“Mau ke mana, Nur? Masaknya kan belum selesai?” komentar Ummi.“Nur janji sama anak-anak pondok mau ngajarin Imriti bab ke tiga, Mi. Maaf, Nur ke mejid lebih awal,” jawabku meraih tangan Ummi lalu menciumnya. Ummi hanya ber-oh kecil dan membiarkan diri ini berlalu.

Ruangan sebesar empat kali dua ini dulu menjadi tempat peristirahatanku di pondok. Sekarang ini sudah berubah menjadi tempat penyimpanan kitab. Di sinilah aku menghabiskan waktu untuk menyendiri. Ya, mengajar anak-anak pondok hanya alasan agar terhindar dari pertanyaan Ummi. Aku berbohong? Tidak juga. Karena waktu untuk mengajar mereka masih satu jam-an lagi. Sebelum tiba waktunya, aku bisa menghabiskan waktu bercinta dengan kalamullah dan mengadu pada-Nya. Kehampaan menyeruak dalam kalbu. Betapa selama ini aku terlupa pada Sang khaliq. Hanya datang ketika diri ini berlumur harap dan noda. Menyapa sekilas lalu berbalik pergi. Rutinitas mengajar anak-anak pondok hanya sebatas kewajiban. Tak ada alasan lain untuk menjiwainya hingga ke sumsung tulang. Aku menangis meratapi diri. Betapa kecilnya rasa syukur ini. Hingga malam menurunkan tirai pekat. Diri ini masih asyik bertadabur dalam kalamNya. Panggilan kewajiban mengajar anak-anak pondok menghentikan renungan. Ba’da isya, panggilan Kakak ipar memotong pengajian.“Nur, kamu disuruh pulang. Calon mertuamu sudah tiba,” ujarnya.

“Ada apa Teh, Nur kan masih ngaji?” protesku.“Badal sama yang lain aja. Teteh udah bilang sama Pak Ustadz kok, beliau juga sudah mengizinkan,” komentarnya.

Aku merengut, sama sekali tak tertarik dengan pembicaraan Kakak ipar. Bayangan ini melayang entah ke mana. Tertahan pada satu titik hitam dan gelap di atas padang tandus. Aku terjebak di antara sepi yang menyiksa diri.“Nur, kok malah bengong sih? Ayo cepetan! Mereka sudah nunggu dari tadi lho,” lanjut Kakakku, menarik paksa alam bawah sadar ini menuju nyata. Setengah terpaksa, kuikuti langkah kakinya setelah mengantongi izin dari guru besar. Selang lima menit, kami pun sampaidi pelataran rumah.“Cadarnya dibuka aja, Nur. Gak apa-apa kok,” saran Kakak ipar. Aku menggeleng kecil.

“Teteh duluan masuk aja. Nur masuk jalan dapur. Nanti nunggu di ruang tengah,” jawabku seraya berlalu sebelum mendengar penolakannya.Keringat dingin bermunculan. Sayup kudengar obrolan mereka. Menerka seperti apa kiranya calon suami dan mertuaku. Tak ada keberanian sedikit pun untuk mendekat sebelum mereka memanggil. Dan panggilan itu pun akhirnya datang. Kakak ipar menghampiri lalu mengajakku menemui mereka. Pandangan ini menunduk dalam. Hati gemuruh tak menentu. Selama beberapa saat diri ini bagai manekin di balik etalase perak. Menjadi sosok yang dipuji dan dikagumi. Hal ini tak membuat hati ini melambung, justru sebaliknya. Semakin dipuji, semakin membuatku ketakutan. Kemudian satu persatu dari dua keluarga ini pun berlalu meninggalkan diriku bersama Ahmeed Alkaff, calon suamiku.

“Inti Noor Ainy Siddiqui? Masya allah, inti jamilah jiddan,” ujarnya membuka percakapan.

Ia banyak berbicara menggunakan bahasa arab.Sementara aku semakin bungkam. Bukan karena tak mengerti yang ia ucapkan, tapi lebih menjaga diri.“Leisy askut, Ya Khumaira? Inti la tatakallam ilalughotil arabiyyah? Kenapa diam saja? Kamu tidak bicara dalam bahasa arab?” tanyanya.

“Alafu minkum. La adry. I can’t speak arabian language,” jawabku sengaja menggunakan campuran bahasa.

Bukan untuk membuatnya tertarik denganku. Tapi, lebih agar dia mengetahui kekuranganku dalam berkomunikasi. Setahuku, orang Arab jarang menggunakan bahasa Inggris dan tak begitu menyukainya. Satu-satunya alasan bagi diri ini agar membuatnya menjauh dan memutuskan menolak perjodohan. Respon yangkuperoleh adalah sebaliknya. Ia tertawa renyah. Terkejut, refleks netra ini menatap wajahnya. Sungguh diluar dugaan. Ahmed bukan seperti pria dalam bayangan otak ini. Ia tak selalu berimamah dan berjubah seperti di film-film timur tengah. Justru ia mengenakan setelan kaos berbalut jacket modis anak muda. Manik hitamnya semakin tajam dan bercahaya saat tersenyum. Hidungnya bangir, alisnya hitam pekat seperti ulat bulu. Tulang rahang yang tegas dengan dagu membelah. Rambutnya sedikit ikal dan gelap dengan perawakan yang tinggi besar. Jika kau pernah melihat aktor Indiayang bernama Aditya roy kapoor, ya Ahmeed ibarat cerminannya. Seperti pinang dibelah dua. Aku bahkan meragu, apakah aku dijodohkan dengan seorang selebritis? Tapi aku menggeleng cepat. Itu takkan mengubah perasaan ini.

“Hey kenapa bengong?” lanjutnya menggunakanbahasa Indonesia. Logatnya masih kental Arab. Aku terkesiap.“Anda bisa berbicara dalam bahasa Indonesia?” tanyaku tanpa sadar. Ia kembali tertawa renyah.

“Akhirnya kau mau bicara juga. Suaramu merdu,” jawabnya tak mengindahkan pertanyaan ini.“Aku terkejut jika Anda bisa mengerti bahasa kami,” lanjutku cuek.

“Kau tak menanyakan apapun. Apa kau tak menyukai perjodohan ini?” jawabnya tersenyum.Aku kembali diam. Ucapannya benar-benar menohok hati ini.

“Apa kau keberatan jika aku memintamu membuka cadar? Dalam adat istiadat kami, seorang calon suami diperbolehkan melihat wajah calon isterinya,” lanjutnya.

Aku mengerti hal itu. Untuk itulah diriku dipanggil menemuinya secara berdua. Hal yang biasanya tak diizinkan kedua orangtuaku. Perlahan aku mulai membuka cadar yang menutupi wajah. Pandangan ini semakin menunduk dalam.

“Kau boleh mengangkat wajahmu,” sarannya yang lebih tepat seperti perintah untukku. Mengikuti keinginannya, aku mengangkat wajahini menatapnya.

“Yassalam. Inti jamilah jidan. Sudah cukup, kau boleh memakai kembali cadarmu,” ujarnya.

Obrolannya semakin panjang mengajak diri ini berbincang. Tak banyak yang kukatakan selain kata iya, tidak, atau entahlah. Hanya sederet kata-kata singkat yang menjenuhkan. Ia bukannya jera dan bosan, tapi justru sebaliknya. Semakin bersemangat memperisteri diri ini. Beruntung kedua orangtua kami datang menghampiri lalu mengajaknya pamit undur diri. Keputusan sudah diperoleh mereka dari silaturrahmi ini.

Bulan depan kami akan meresmikan pertunangan. Lututku lemas seketika. Sepeninggal mereka, air mata tiada henti mengalir dari kelopak ini. Ahmeed memang sangat rupawan. Tapi hal ini tak cukup membuat hatiku bergetar hebat. Kenyamanan lebih menjadi prioritas utamaku. Dan hal itu masih belum kuperoleh dipertemuan pertama kami. Kembali, kenyataan hidup menampar wajahku. Pilihan macam apakah ini? Haruskah diri ini terjebak dalam lingkaran hidup yang sulit kupecahkan? Dan air mata terus mengalir sebagai jawaban.

Oleh: Noor Ainy El Mansyur, noerabby.isyqu@gmail.com

Baca selengkapnya

Inilah Enam Mualaf Paling Berpengaruh dalam Sejarah Peradaban Islam

Dalam sejarah peradaban Islam, banyak pihak baik personal maupun kelompok yang masuk Islam, menjadi Mualaf, ketika Islam menyentuh sisi religius dan aspek keTuhannya. Dari sekian banyak orang yang masuk Islam, ada di antaranya yang memberikan pengaruh luar biasa terhadap dakwah maupun peradaban Islam itu sendiri pada masanya.Berikut enam Mualaf paling berpengaruh dalam sejarah peradaban Islam:

Keluarga Barmakid (600s-900s)

BARMAKIDS adalah keluarga dari pengurus Buddhadari kota Balkh, di tempat yang sekarang berdiri negara Afghanistan. Ketika Kekhalifahan Umayyah menaklukkan daerah itu di pertengahan tahun 600s, keluarga Barmakid masuk Islam. Setelah Revolusi Abbasiyah di tahun 750, Barmakids menjadi terkenal sebagai administrator berbakat. Mereka mengadopsikan pengalamannya mengelola Kekaisaran Persia, yakni tentang bagaimana mengelola birokrasi pemerintah yang besar. Sesuatu hal yang biasanya tidak begitu dipahami oleh para khalifah Arab Abbasiyah.

Seperti halnya wazir, mereka memiliki pengaruh besar pada pembentukan kerajaan pada akhir abad ke-8. Yahya bin Khalid al-Barmaki adalah orang yang sangat berpengaruh. Dia diangkat sebagai guru dan mentor untuk Harun al-Rasyid, yang kemudian menjadi khalifah selama pemerintahan Abbasiyah pada zaman keemasan mereka. Di bawah bimbingannya, Harun al-Rasyid berhasil menjalin perdamaian dengan negara tetangga, pertumbuhan eksponensial ekonomi kekaisaran, perlindungan ulama, dan sistem infrastruktur yang menyaingi Romawi kuno. Keluarga Barmakid secara keseluruhan memiliki dampak besar pada pembentukan politik dunia Islam yang akan terus dipakai selama berabad-abad.

Berke Khan (tidak diketahui-1266)

Sebagai cucu dari penakluk Mongol, Genghis Khan, Berke Khan adalah tokoh penting dalam dunia Mongol pada pertengahan 1200-an. Seperti Mongol lainnya, ia awalnya mempraktikkan bentuk perdukunan pagan. Sebagai pemimpin di Golden Horde, tentara Mongol, ia dikirim ke Utara Pegunungan Kaukasus dan Eropa Timur untuk menaklukkan Kipchak Turki. Dia akhirnya berhasil memimpin tentara merintis jalan menuju Hongaria.

Kemudian selama perjalanannya kembali ke tanah air Mongol, ia berhenti di Bukhara mana ia mempertanyakan Muslim lokal tentang keyakinan mereka. Dia meyakini pesan utama Islam dan kemudian mengubah kepercayaannya, menjadi pemimpin Mongol pertama yang menerima Islam. Setelah pertobatannya, banyak prajurit di pasukannya juga dikonversi kepada Islam, yang mengarah pada ke ketegangan yang timbul antara tentara mongol dengan tentara lainnya, kekisruhan melanda negeri-negeri Muslim, termasuk ibukota kuno Abbasiyah, Baghdad. Setelah mendengar kabar bahwa Baghdad dihancurkan pada tahun 1258 oleh sepupunya, Hulagu Khan, Berke berjanji untuk membalas dendam, dengan menyatakan, “Dia (Hulagu) telah menghancurkan semua kota Muslim, dan telah membawa kematian kepada khalifah. Dengan bantuan Allah aku akan memanggilnya untuk menjelaskan begitu banyak darah yang tidak bersalah. “Dengan bersekutu dengan Kesultanan Mamluk Mesir, Berke berhasil menahan tentara Hulagu dalam jumlah yang cukup besar untuk mencegah invasi lanjutan dan kehancuran dari sisa tanah Muslim di Mesir, Suriah, dan Hijaz.

Zağanos Pasha (tidak diketahui-1461)

Zağanos Pasha, pria asal Yunani atau Albania, direkrut menjadi korps elit Janissary dari Kekaisaran Ottoman sebagai seorang anak. Seperti Janissary lainnya, dia dididik dalam metode Islam, administrasi sipil, dan hal-hal militer. Dia segera ditunjuk sebagai mentor dan penasihat untuk Mehmed muda II, yang kemudian menjadi sultan ketujuh dalam dinasti Ottoman.

Ketika Mehmed menjadi sultan, ia menunjuk Zağanos Pasha sebagai wazir kedua. Zağanos Pasha sering berkonsultasi pada semua urusan negara, terutama mengenai pengepungan dan penaklukan Konstantinopel pada tahun 1453. Selama pengepungan, ia diberi perintah untuk menyerang kota dari bagian utara kota, dan pasukannya berada di antara yang pertama untuk berhasil menerobos sebagian dari dinding legendaris Konstantinopel. Warisannya masih hiduppada hari ini di berbagai wakaf (termasuk masjid, dapur umum, dan pemandian umum) di kampung halamannya di Balikesir serta di Edirne.

Ibrahim Muteferrika (1674-1745)

Sebuah tuduhan umum dilemparkan pada Kekaisaran Ottoman, yakni bahwa kaum intelektual mereka stagnan dan resistan (jumud) terhadap inovasi apapun. Seorang mualaf asal Hungaria, Ibrahim Muteferrika, memiliki gagasan akan hal itu. Dia awalnya seorang diplomat Ottoman yang berhasil memupuk hubungan dekat antara Kekaisaran Ottoman dengan Perancis dan Swedia. Sebagai hasil dari kerja diplomatiknya, ia mengadopsi ide-ide dari Eropa pada jaman Renaissance dan penggunaan dari mesin cetak.

Ketika kembali ke Istanbul, ia mendirikan percetakan, di mana ia mencetak salinan atlas, kamus, dan beberapa buku-buku agama. Di antara karya-karyanya yang diterbitkan adalah atlas dunia yang dibuat oleh ahli geografi terkenal Katip Celebi, yang menggambarkan seluruh dunia yang dikenal pada waktu itu, dengan detail yang luar biasa dan presisi. Selain mencetak buku, Muteferrika juga menulis di berbagai mata pelajaran, termasuk sejarah, teologi, sosiologi, dan astronomi.

Alexander Russel Webb (1846-1916)

Di Amerika pada akhir abad ke-19, jurnalisme mulai lepas landas sebagai media yang efektif dan berpengaruh untuk mempengaruhi publik. Salah satu orang yang membantu memacu gelombang jurnalistik ini adalah Alexander Russell Webb. Webbadalah seorang Kristen, ia seorang wartawan yang baik, ia mulai mempelajari dan membaca pemikiran-pemikiran secara luas tentang agama-agama lain, dan sangat tertarik pada Islam. Ketika ia ditunjuk oleh Departemen Luar Negeri Amerika untuk bekerja di kedutaan Amerika di Filipina pada tahun 1887, ia mengambil kesempatan untuk memulai korespondensi dengan Muslim di India tentang Islam.

Meskipun ia awalnya diperkenalkan kepada Islam melalui gerakan yang tidak lazim (dan terus terang, tidak Islami) yakni gerakan Ahmadiyah, ia akhirnya menemukan jalannya menuju arus utama Islam. Dia melakukan perjalanan ke seluruh dunia Muslim,mempelajari Islam dan bertemu dengan ulama. Pada tahun 1893, ia mengundurkan diri dari jabatannya di Departemen Luar Negeri dan kembali ke Amerika. Kembali di Amerika Serikat, ia kemudian menerbitkan banyak buku tentang Islam dan memulai menerbitkan koran Islam yang menjelaskan agama kepada publik Amerika. Pada dekade awal abad ke-20, ia menjadi vokalis utama yang menonjol bagi Islam di Amerika Serikat, bahkan diangkat menjadi konsulat kehormatan Ottoman oleh Sultan Abdulhamid II. Dia meninggal pada tahun 1916 dan dimakamkan di Rutherford, New Jersey.

Malcolm X (1925-1965)

Tidak seperti orang lain di dalam daftar ini, MalcolmX bukanlah seorang pria yang membutuhkan banyak pengenalan. Pada awal hidupnya, ia berjuang menemukan perannya di dunia. Setelah putus sekolah lebih awal, ia selalu menemukan dirinya dalam kesulitan, akhirnya ia mendaratkan dirinya di sebuah penjara pada tahun 1946. Selama 8 tahun di penjara, ia terisnpirasi ide-ide dari Nation of Islam, sebuah kelompok pseudo Islam yang didirikan pada awal 1900 berdasarkan pada ide-ide supremasi hitam dan jahat dari ras kulit putih. Setelah dibebaskan pada tahun 1952, ia bertemu dengan pimpinan dari Nation of Islam (NOI), Elijah Muhammad, dan menjadi menteri untuk organisasi itu.

Karena kefasihan dan kecerdasan yang luar biasa, karir Malcolm X cepat menapak naik melalui jajaran NOI, menjadi pemimpin kelompok di pertengahan tahun 1950-an. Karena ini adalah era Gerakan Hak Sipil Amerika, Malcolm X menjadi salah satu suara terkemuka di Amerika yang mengadvokasi hak yang sama untuk Afrika Amerika. Bertentangan dengan pemimpin besar lainnya, yakni Martin Luther King, Malcolm X meyakini bahwa orang kulit hitam harus mempertahankan diri, bahkan melakukan kekerasan jika diperlukan karena penindasan pemerintah.

Pada 1950-an, Malcolm X mulai melihat beberapa kekeliruan pada keyakinan dan ide-ide dari Nation of Islam. Dia meninggalkan kelompok itu dan memulai perjalanan untuk menemukan apa itu Islam sejati. Ia pergi haji pada tahun 1964, kemudian melanjutkan tur Muslim ke negara-negara Afrika. Selama itu ia menerima Islam yang benar dan kembali ke Amerika dengan tekad yang baru untuk menyebarkan Islam di kalangan masyarakat Afrika Amerika. Ia juga mengubah namanya menjadi El-Hajj Malik El-Shabazz, meskipun kebanyakan orang masih mengenalnya sebagai Malcolm X.

Berbicara di depan umum atas nama Islam dan melawan Nation of Islam, membuatnya menjadi memiliki banyak musuh di antara sekutu lamanya, terutama ketika banyak penggemarnya mulai meninggalkan NOI dalam hal mendukung Islam yang mainstream. Ia dibunuh pada tahun 1965 di tangan seorang preman NOI. Meskipun Malcolm X memiliki waktu yang singkat dalam memperjuangkan Islam, dia sangat berpengaruh dan terus dijadikan sebagai simbol untuk Muslim Amerika dan aktivis hak-hak sipil di Amerika Serikat.

Sumber: islampos

Baca selengkapnya

SYAITAN MEMBANTU PEMUDA KE MASJID

Seorang pemuda bangun awal pagi untuk shalat subuh di Masjid. Dia berpakaian, berwudhu dan berjalan menuju masjid. Di tengah jalan menuju masjid, pemuda tersebut jatuh dan pakaiannya kotor.

Dia bangkit, membersihkan bajunya, dan pulang kembali ke rumah. Di rumah, dia berganti baju, berwudhu lagi dan berjalan menuju masjid.

Dalam perjalanan kembali ke masjid, dia jatuh lagi di tempat yg sama! Dia, sekali lagi, bangkit, membersihkan dirinya dan kembali ke rumah. Di rumah, dia sekali lagi, berganti baju, berwudhu dan berjalan menuju masjid. Di tengah jalan menuju masjid , dia bertemu seorang lelaki yang memegang lampu. Dia menanyakan identitas lelaki tersebut.

Lelaki itu menjawab, "Saya melihat anda jatuh 2 kali di perjalanan menuju masjid, jadi saya bawakan lampu untuk menerangi jalan anda.

'Pemuda tersebut mengucapkan terima kasih dan mereka berdua berjalan ke masjid . Ketika sampai di masjid, si pemuda bertanya kepada lelaki yang membawa lampu, mengapa tidak masuk dan shalat subuh bersamanya?" Lelaki itu menolak. Pemuda itu mengajak lagi hingga berkali kali dan jawabannya tetap sama.

Pemuda bertanya, "Kenapa menolak untuk masuk masjid dan ikut shalat?" .

Lelaki itu menjawab, "Karena aku adalah Iblis." Pemuda itu terkejut mendengar jawaban lelaki itu.

Syaitan kemudian menjelaskan: Saya melihat kamu berjalan ke masjid dan sayalah yang membuat kamu terjatuh. Ketika kamu pulang ke rumah untuk membersihkan badan dan kembali ke masjid, Allah memaafkan semua dosa dosamu. Saya membuatmu jatuh kali kedua, dan itupun tidak membuatmu berubah pikiran untuk tinggal di rumah, kamu tetap memutuskan kembali masjid. .

Karena itu, Allah memaafkan dosa-dosa seluruh anggota keluargamu.Saya kuaatir, jika saya membuat kamu jatuh untuk kali ketiga,jangan-jangan Allah akan memaafkan dosa seluruh penduduk kampungmu. Jadi, saya mesti memastikan bahwakamu sampai di masjid dengan selamat.

Moral kisah ini:

Jangan biarkan Syaitan mendapatkan keuntungan dari setiap aksinya. Jangan melepaskan sebuah niat baik yang hendak kamu lakukan karena kamu tidak pernah tahu ganjaran yang akan kamu dapat dari segala kesulitan yang kamu temui dalam usahamu untuk melaksanakan niat baik tersebut.

(Jangan menyerah pada usaha ke-100 meskipun masih gagal. Siapa tahu keberhasilanmu berada pada usaha ke-101

Baca selengkapnya