Inilah Enam Mualaf Paling Berpengaruh dalam Sejarah Peradaban Islam

Dalam sejarah peradaban Islam, banyak pihak baik personal maupun kelompok yang masuk Islam, menjadi Mualaf, ketika Islam menyentuh sisi religius dan aspek keTuhannya. Dari sekian banyak orang yang masuk Islam, ada di antaranya yang memberikan pengaruh luar biasa terhadap dakwah maupun peradaban Islam itu sendiri pada masanya.Berikut enam Mualaf paling berpengaruh dalam sejarah peradaban Islam:

Keluarga Barmakid (600s-900s)

BARMAKIDS adalah keluarga dari pengurus Buddhadari kota Balkh, di tempat yang sekarang berdiri negara Afghanistan. Ketika Kekhalifahan Umayyah menaklukkan daerah itu di pertengahan tahun 600s, keluarga Barmakid masuk Islam. Setelah Revolusi Abbasiyah di tahun 750, Barmakids menjadi terkenal sebagai administrator berbakat. Mereka mengadopsikan pengalamannya mengelola Kekaisaran Persia, yakni tentang bagaimana mengelola birokrasi pemerintah yang besar. Sesuatu hal yang biasanya tidak begitu dipahami oleh para khalifah Arab Abbasiyah.

Seperti halnya wazir, mereka memiliki pengaruh besar pada pembentukan kerajaan pada akhir abad ke-8. Yahya bin Khalid al-Barmaki adalah orang yang sangat berpengaruh. Dia diangkat sebagai guru dan mentor untuk Harun al-Rasyid, yang kemudian menjadi khalifah selama pemerintahan Abbasiyah pada zaman keemasan mereka. Di bawah bimbingannya, Harun al-Rasyid berhasil menjalin perdamaian dengan negara tetangga, pertumbuhan eksponensial ekonomi kekaisaran, perlindungan ulama, dan sistem infrastruktur yang menyaingi Romawi kuno. Keluarga Barmakid secara keseluruhan memiliki dampak besar pada pembentukan politik dunia Islam yang akan terus dipakai selama berabad-abad.

Berke Khan (tidak diketahui-1266)

Sebagai cucu dari penakluk Mongol, Genghis Khan, Berke Khan adalah tokoh penting dalam dunia Mongol pada pertengahan 1200-an. Seperti Mongol lainnya, ia awalnya mempraktikkan bentuk perdukunan pagan. Sebagai pemimpin di Golden Horde, tentara Mongol, ia dikirim ke Utara Pegunungan Kaukasus dan Eropa Timur untuk menaklukkan Kipchak Turki. Dia akhirnya berhasil memimpin tentara merintis jalan menuju Hongaria.

Kemudian selama perjalanannya kembali ke tanah air Mongol, ia berhenti di Bukhara mana ia mempertanyakan Muslim lokal tentang keyakinan mereka. Dia meyakini pesan utama Islam dan kemudian mengubah kepercayaannya, menjadi pemimpin Mongol pertama yang menerima Islam. Setelah pertobatannya, banyak prajurit di pasukannya juga dikonversi kepada Islam, yang mengarah pada ke ketegangan yang timbul antara tentara mongol dengan tentara lainnya, kekisruhan melanda negeri-negeri Muslim, termasuk ibukota kuno Abbasiyah, Baghdad. Setelah mendengar kabar bahwa Baghdad dihancurkan pada tahun 1258 oleh sepupunya, Hulagu Khan, Berke berjanji untuk membalas dendam, dengan menyatakan, “Dia (Hulagu) telah menghancurkan semua kota Muslim, dan telah membawa kematian kepada khalifah. Dengan bantuan Allah aku akan memanggilnya untuk menjelaskan begitu banyak darah yang tidak bersalah. “Dengan bersekutu dengan Kesultanan Mamluk Mesir, Berke berhasil menahan tentara Hulagu dalam jumlah yang cukup besar untuk mencegah invasi lanjutan dan kehancuran dari sisa tanah Muslim di Mesir, Suriah, dan Hijaz.

Zağanos Pasha (tidak diketahui-1461)

Zağanos Pasha, pria asal Yunani atau Albania, direkrut menjadi korps elit Janissary dari Kekaisaran Ottoman sebagai seorang anak. Seperti Janissary lainnya, dia dididik dalam metode Islam, administrasi sipil, dan hal-hal militer. Dia segera ditunjuk sebagai mentor dan penasihat untuk Mehmed muda II, yang kemudian menjadi sultan ketujuh dalam dinasti Ottoman.

Ketika Mehmed menjadi sultan, ia menunjuk Zağanos Pasha sebagai wazir kedua. Zağanos Pasha sering berkonsultasi pada semua urusan negara, terutama mengenai pengepungan dan penaklukan Konstantinopel pada tahun 1453. Selama pengepungan, ia diberi perintah untuk menyerang kota dari bagian utara kota, dan pasukannya berada di antara yang pertama untuk berhasil menerobos sebagian dari dinding legendaris Konstantinopel. Warisannya masih hiduppada hari ini di berbagai wakaf (termasuk masjid, dapur umum, dan pemandian umum) di kampung halamannya di Balikesir serta di Edirne.

Ibrahim Muteferrika (1674-1745)

Sebuah tuduhan umum dilemparkan pada Kekaisaran Ottoman, yakni bahwa kaum intelektual mereka stagnan dan resistan (jumud) terhadap inovasi apapun. Seorang mualaf asal Hungaria, Ibrahim Muteferrika, memiliki gagasan akan hal itu. Dia awalnya seorang diplomat Ottoman yang berhasil memupuk hubungan dekat antara Kekaisaran Ottoman dengan Perancis dan Swedia. Sebagai hasil dari kerja diplomatiknya, ia mengadopsi ide-ide dari Eropa pada jaman Renaissance dan penggunaan dari mesin cetak.

Ketika kembali ke Istanbul, ia mendirikan percetakan, di mana ia mencetak salinan atlas, kamus, dan beberapa buku-buku agama. Di antara karya-karyanya yang diterbitkan adalah atlas dunia yang dibuat oleh ahli geografi terkenal Katip Celebi, yang menggambarkan seluruh dunia yang dikenal pada waktu itu, dengan detail yang luar biasa dan presisi. Selain mencetak buku, Muteferrika juga menulis di berbagai mata pelajaran, termasuk sejarah, teologi, sosiologi, dan astronomi.

Alexander Russel Webb (1846-1916)

Di Amerika pada akhir abad ke-19, jurnalisme mulai lepas landas sebagai media yang efektif dan berpengaruh untuk mempengaruhi publik. Salah satu orang yang membantu memacu gelombang jurnalistik ini adalah Alexander Russell Webb. Webbadalah seorang Kristen, ia seorang wartawan yang baik, ia mulai mempelajari dan membaca pemikiran-pemikiran secara luas tentang agama-agama lain, dan sangat tertarik pada Islam. Ketika ia ditunjuk oleh Departemen Luar Negeri Amerika untuk bekerja di kedutaan Amerika di Filipina pada tahun 1887, ia mengambil kesempatan untuk memulai korespondensi dengan Muslim di India tentang Islam.

Meskipun ia awalnya diperkenalkan kepada Islam melalui gerakan yang tidak lazim (dan terus terang, tidak Islami) yakni gerakan Ahmadiyah, ia akhirnya menemukan jalannya menuju arus utama Islam. Dia melakukan perjalanan ke seluruh dunia Muslim,mempelajari Islam dan bertemu dengan ulama. Pada tahun 1893, ia mengundurkan diri dari jabatannya di Departemen Luar Negeri dan kembali ke Amerika. Kembali di Amerika Serikat, ia kemudian menerbitkan banyak buku tentang Islam dan memulai menerbitkan koran Islam yang menjelaskan agama kepada publik Amerika. Pada dekade awal abad ke-20, ia menjadi vokalis utama yang menonjol bagi Islam di Amerika Serikat, bahkan diangkat menjadi konsulat kehormatan Ottoman oleh Sultan Abdulhamid II. Dia meninggal pada tahun 1916 dan dimakamkan di Rutherford, New Jersey.

Malcolm X (1925-1965)

Tidak seperti orang lain di dalam daftar ini, MalcolmX bukanlah seorang pria yang membutuhkan banyak pengenalan. Pada awal hidupnya, ia berjuang menemukan perannya di dunia. Setelah putus sekolah lebih awal, ia selalu menemukan dirinya dalam kesulitan, akhirnya ia mendaratkan dirinya di sebuah penjara pada tahun 1946. Selama 8 tahun di penjara, ia terisnpirasi ide-ide dari Nation of Islam, sebuah kelompok pseudo Islam yang didirikan pada awal 1900 berdasarkan pada ide-ide supremasi hitam dan jahat dari ras kulit putih. Setelah dibebaskan pada tahun 1952, ia bertemu dengan pimpinan dari Nation of Islam (NOI), Elijah Muhammad, dan menjadi menteri untuk organisasi itu.

Karena kefasihan dan kecerdasan yang luar biasa, karir Malcolm X cepat menapak naik melalui jajaran NOI, menjadi pemimpin kelompok di pertengahan tahun 1950-an. Karena ini adalah era Gerakan Hak Sipil Amerika, Malcolm X menjadi salah satu suara terkemuka di Amerika yang mengadvokasi hak yang sama untuk Afrika Amerika. Bertentangan dengan pemimpin besar lainnya, yakni Martin Luther King, Malcolm X meyakini bahwa orang kulit hitam harus mempertahankan diri, bahkan melakukan kekerasan jika diperlukan karena penindasan pemerintah.

Pada 1950-an, Malcolm X mulai melihat beberapa kekeliruan pada keyakinan dan ide-ide dari Nation of Islam. Dia meninggalkan kelompok itu dan memulai perjalanan untuk menemukan apa itu Islam sejati. Ia pergi haji pada tahun 1964, kemudian melanjutkan tur Muslim ke negara-negara Afrika. Selama itu ia menerima Islam yang benar dan kembali ke Amerika dengan tekad yang baru untuk menyebarkan Islam di kalangan masyarakat Afrika Amerika. Ia juga mengubah namanya menjadi El-Hajj Malik El-Shabazz, meskipun kebanyakan orang masih mengenalnya sebagai Malcolm X.

Berbicara di depan umum atas nama Islam dan melawan Nation of Islam, membuatnya menjadi memiliki banyak musuh di antara sekutu lamanya, terutama ketika banyak penggemarnya mulai meninggalkan NOI dalam hal mendukung Islam yang mainstream. Ia dibunuh pada tahun 1965 di tangan seorang preman NOI. Meskipun Malcolm X memiliki waktu yang singkat dalam memperjuangkan Islam, dia sangat berpengaruh dan terus dijadikan sebagai simbol untuk Muslim Amerika dan aktivis hak-hak sipil di Amerika Serikat.

Sumber: islampos

Baca selengkapnya

SYAITAN MEMBANTU PEMUDA KE MASJID

Seorang pemuda bangun awal pagi untuk shalat subuh di Masjid. Dia berpakaian, berwudhu dan berjalan menuju masjid. Di tengah jalan menuju masjid, pemuda tersebut jatuh dan pakaiannya kotor.

Dia bangkit, membersihkan bajunya, dan pulang kembali ke rumah. Di rumah, dia berganti baju, berwudhu lagi dan berjalan menuju masjid.

Dalam perjalanan kembali ke masjid, dia jatuh lagi di tempat yg sama! Dia, sekali lagi, bangkit, membersihkan dirinya dan kembali ke rumah. Di rumah, dia sekali lagi, berganti baju, berwudhu dan berjalan menuju masjid. Di tengah jalan menuju masjid , dia bertemu seorang lelaki yang memegang lampu. Dia menanyakan identitas lelaki tersebut.

Lelaki itu menjawab, "Saya melihat anda jatuh 2 kali di perjalanan menuju masjid, jadi saya bawakan lampu untuk menerangi jalan anda.

'Pemuda tersebut mengucapkan terima kasih dan mereka berdua berjalan ke masjid . Ketika sampai di masjid, si pemuda bertanya kepada lelaki yang membawa lampu, mengapa tidak masuk dan shalat subuh bersamanya?" Lelaki itu menolak. Pemuda itu mengajak lagi hingga berkali kali dan jawabannya tetap sama.

Pemuda bertanya, "Kenapa menolak untuk masuk masjid dan ikut shalat?" .

Lelaki itu menjawab, "Karena aku adalah Iblis." Pemuda itu terkejut mendengar jawaban lelaki itu.

Syaitan kemudian menjelaskan: Saya melihat kamu berjalan ke masjid dan sayalah yang membuat kamu terjatuh. Ketika kamu pulang ke rumah untuk membersihkan badan dan kembali ke masjid, Allah memaafkan semua dosa dosamu. Saya membuatmu jatuh kali kedua, dan itupun tidak membuatmu berubah pikiran untuk tinggal di rumah, kamu tetap memutuskan kembali masjid. .

Karena itu, Allah memaafkan dosa-dosa seluruh anggota keluargamu.Saya kuaatir, jika saya membuat kamu jatuh untuk kali ketiga,jangan-jangan Allah akan memaafkan dosa seluruh penduduk kampungmu. Jadi, saya mesti memastikan bahwakamu sampai di masjid dengan selamat.

Moral kisah ini:

Jangan biarkan Syaitan mendapatkan keuntungan dari setiap aksinya. Jangan melepaskan sebuah niat baik yang hendak kamu lakukan karena kamu tidak pernah tahu ganjaran yang akan kamu dapat dari segala kesulitan yang kamu temui dalam usahamu untuk melaksanakan niat baik tersebut.

(Jangan menyerah pada usaha ke-100 meskipun masih gagal. Siapa tahu keberhasilanmu berada pada usaha ke-101

Baca selengkapnya

Adakah Berpolitik dan Berpartai Dicontohkan Nabi dan Sahabat?

Ustadz, ana ingin bertanya? Kalau dilihat dari realita yang sekarang, banyak sekali partai yang mengatas namakan partai Islam (PKB, PKS, PAN dan lain-lain) sehingga sebagai seorang muslim ada yang mewajibkan harus memilih salah satu dari beberapa partai tersebut atau bahkan sama sekali tidak memilih.Yang menjadi pertanyaan, bagaimana sesungguhnya atau sebenarnya dilihat dari sudut pandang Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam hal berpolitik/berpartai?

Ada nggak contohnya dari Nabi dan para sahabat? Mohon penjelasan, jazakumulloh khoiron katsiron.
Wassalam,

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW dan para shahabatnya seumur-umur belum pernah ikut pemilu, apalagi membangun dan mengurusi partai politik. Realita seperti ini sudah disepakatioleh semua orang, termasuk para ahli sejarah, ulama dan juga semua umat Islam.Dengan realita seperti ini, sebagian kalangan lalu mengharamkan pemilu dan mendirikan partai. Alasannya, karena tidak ada contoh dari Nabi Muhammad SAW, juga tidak pernah dilakukan oleh para shahabat belia yang mulia, bahkan sampai sekian generasi berikutnya, tidakpernah ada pemilu dan pendirian partai politik dalam sejarah Islam.

Bahkan sebagian dari mereka sampai mengeluarkan statemen unik, yaitu bahwa ikut pemilu dan menjalankan partai merupakan sebuah bid’ahdhalalah, di mana pelakunya pasti akan masuk neraka.

Ditambah lagi pandangan sebagian mereka bahwa sistem pemilu, partai politik dan ide demokrasi merupakan hasil pemikiran orang-orang kafir. Sehingga semakin haram saja hukumnya.Tentu saja pendapat seperti ini bukan satu-satunya buah pikiran yang muncul di kalangan umat. Sebagian lain dari elemen umat ini punya pandangan berbeda.Mereka tidak mempermasalahkan bahwa dahulu Rasulullah SAW dan para shahabat tidak pernah ikut pemilu dan berpartai. Sebab pemilu dan partai hanyalah sebuah fenomena zaman tertentu dan bukan esensi. Lagi pula, tidak ikutnya beliau SAW dan tidak mendirikan partai, bukanlah dalil yang sharih dari haramnya kedua hal itu. Bahwa asal usul pemilu, partai dan demokrasi yang konon dari orang kafir, tidak otomatis menjadikan hukumnya haram.

Dan kalau mau jujur, memang tidak ada satu pun ayat Quran atau hadits nabi SAW yang secara zahir mengharamkan partai politik, pemilu atau demokrasi. Sebagaimana juga tidak ada dalil yang secara zahir membolehkannya. Kalau pun ada fatwa yang mengharamkan atau membolehkan, semuanya berangkat dari istimbath hukum yang panjang. Tidak berdasarkan dalil-dalil yang tegas dan langsung bisa dipahami.

Namun tidak sedikit dari ulama yang punya pandangan jauh dan berupaya melihat realitas. Mereka memandang meski pemilu, partai politikserta demokrasi datang dari orang kafir, merekatetap bisa melihat esensi dan kenyataan. Berikut ini kami petikkan beberapa pendapat sebagian ulama dunia tentang hal-hal yang anda tanyakan.

Seruan Para Ulama untuk Mendukung Dakwah Lewat Parlemen

Apa komentar para ulama tentang masuknya muslimin ke dalam parlemen? Dan apakah mereka membid’ahkannya?

Ternyata anggapan yang menyalahkan dakwah lewat parlemen itu keliru, sebab ada sekian banyak ulama Islam yang justru berkeyakinan bahwa dakwah lewat parlemen itu boleh dilakukan. Bahkansebagiannya memandang bahwa bila hal itu merupakan salah stu jalan sukses menuju kepada penegakan syariat Islam,maka hukumnya menjadi wajib.Di antara para ulama yang memberikan pendapatnya tentang kebolehan atau keharusan dakwah lewat parlemen antara lain:

1.Imam Al-‘Izz Ibnu Abdis Salam
2.Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
3.Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
4.Muhammad Rasyid Ridha
5.Syeikh Abdurrahman Bin Nashir As-Sa’di: Ulama Qasim
6.Syeikh Ahmad Muhammad Syakir: Muhaddis Lembah Nil
7.Syeikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi
8.Syeikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
9.Syeikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin
10.Syeikh Muhammad Nashiruddin Al-AlBani
11.Syeikh Dr. Shalih bin Fauzan12.Syeikh Abdullah bin Qu’ud
13.Syeikh Dr. Umar Sulaiman Al-‘Asyqar
14.Syeikh Abdurrahman bin Abdul Khaliq

Kalau diperhatikan, yang mengatakan demikian justru para ulama yang sering dianggap kurang peka pada masalah politik praktis. Ternyata gambaran itu tidak seperti yang kita kira sebelumnya. Siapakah yang tidak kenal Bin Baz,Utsaimin, Albani, Asy-Syinqithi, Shalih Fauzan dan lainnya?

1. Pendapat Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baza.

a. Fatwa Pertama

Sebuah pertanyaan diajukan kepada Syaikh Abdul Aziz bin Baz tentang dasar syariah mengajukan calon legislatif untuk Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan hukum Islam atas kartu peserta pemilu dengan niat memilih untuk memilih para da’i dan aktifis sebagai anggota legislatif. Maka beliau menjawab: Rasulullah SAW bersabda bahwa setiap amal itutergantung pada niatnya. Setiap orang mendapatkan apa yang diniatkannya. Oleh karena itu tidak ada masalah untuk masuk ke parlemen bila tujuannya memang membela kebenaran serta tidak menerima kebatilan. Karena hal itu memang membela kebenaran dan dakwah kepada Allah SWT.Begitu juga tidak ada masalah dengan kartu pemilu yang membantu terpilihnya para da’i yang shalih dan mendukung kebenaran dan parapembelanya, wallahul muwafiq.

b. Fatwa Kedua

Di lain waktu, sebuah pertanyaan diajukan kepada Syeikh Bin Baz: Apakah para ulama dan duat wajib melakukan amar makruf nahi munkardalam bidang politik? Dan bagaimana aturannya?

Beliau menjawab bahwa dakwah kepada Allah SWT itu mutlak wajibnya di setiap tempat. Amar makruf nahi munkar pun begitu juga. Namun harus dilakukan dengan himah, uslub yang baik, perkataan yang lembut, bukan dengan cara kasar dan arogan. Mengajak kepada Allah SWT di DPR, di masjid atau di masyarakat.Lebih jauh beliau menegaskan bahwa bila dia memiliki bashirah dan dengan cara yang baik tanpa berlaku kasar, arogan, mencela atau ta’yir melainkan dengan kata-kata yang baik.

Dengan mengatakan wahai hamba Allah, ini tidak boleh semoga Allah SWT memberimu petunjuk. Wahai saudaraku, ini tidak boleh, karena Allah berfirman tentang masalah ini begini dan Rasulullah SAW bersabda dalam masalah itu begitu. Sebagaimana firman Allah SWT:Serulah kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS An-Nahl: 125).

Ini adalah jalan Allah dan ini adalah taujih Rabb kita. Firman Allah SWT :Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu? (QS Ali Imran: 159) Dan tidak merubah dengan tangannya kecuali bila memang mampu. Seperti merubha isteri dan anak-anaknya, atau seperti pejabat yang berpengaruh pada sebuah lembaga. Tetapi bila tidak punya pengaruh, maka dia mengangkat masalah itu kepada yang punya kekuasaan dan memintanya untuk menolak kemungkaran dengan cara yang baik.

c. Fatwa Ketiga

Majalah Al-Ishlah pernah juga bertanya kepada Syeikh yang pernah menjadi Mufti Kerajaan Saudi Arabia. Mereka bertanya tentang hukum masuknya para ulama dan duat ke DPR, parlemen serta ikut dalam pemilu pada sebuah negara yang tidak menjalankan syariat Islam. Bagaimana aturannya?

Syaikh Bin Baz menjawab bahwa masuknya mereka berbahaya, yaitu masuk ke parlemen, DPR atau sejenisnya. Masuk ke dalam lembaga seperti itu berbahaya namun bila seseorang punya ilmu dan bashirah serta menginginkan kebenaran atau mengarahkan manusia kepada kebaikan, mengurangi kebatilan, tanpa rasa tamak pada dunia dan harta, maka dia telah masuk untuk membela agam Allah SWT, berjihad di jalan kebenaran dan meninggalkan kebatilan. Dengan niat yang baik seperti ini, sayamemandang bahwa tidak ada masalah untuk masuk parlemen. Bahkan tidak selayaknya lembaga itu kosong dari kebaikan dan pendukungnya.Bila dia masuk dengan niat seperti ini dengan berbekal bashirah hingga memberikan posisi pada kebenaran, membelanya dan menyeru untuk meninggalkan kebatilan, semoga Allah SWT memberikan manfaat dengan keberadaannya hingga tegaknya syariat dengan niat itu. Dan Allah SWT memberinya pahala ataskerjanya itu.

Namun bila motivasinya untuk mendapatkan dunia atau haus kekuasaan, maka hal itu tidak diperbolehkan. Seharusnya masuknya untuk mencari ridha Allah, akhirat, membela kebenaran dan menegakkannya dengan argumen-argumennya, niscaya majelis ini memberinya ganjaran yang besar.

d. Fatwa Keempat

Pimpinan Jamaah Ansharus sunnah Al-Muhammadiyah di Sudan, Syaikh Muhammad Hasyim Al-Hadyah bertanya kepada Syaikh bin Baz pada tanggal 4 Rabi’ul Akhir 1415 H. Teks pertanyaan beliau adalah: Dari Muhammad Hasyim Al-Hadyah, Pemimpin Umum Jamaah Ansharus-Sunnah Al-Muhammadiyah di Sudan kepada Samahah Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, mufti umum Kerajaan Saudi Arabia dan Ketua Hai’ah Kibar Ulama wa Idarat Al-buhuts Al-Ilmiyah wal Ifta’.

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. Saya mohon fatwa atas masalah berikut: Bolehkah seseorang menjabat jabatan politik atau adminstratif pada pemerintahan Islam ataukafir bila dia seorang yang shalih dan niatnya mengurangi kejahatan dan menambah kebaikan? Apakah dia diharuskan untuk menghilangkan semua bentuk kemungkaran meski tidak memungkinkan baginya? Namun diatetap mantap dalam aiqdahnya, kuat dalam hujjahnya, menjaga agar jabatan itu menjadi sarana dakwah. Demikian, terima kasih wassalam.

Jawaban Seikh Bin Baz: Wa ‘alaikumussalam wr wb. Bila kondisinya seperti yang Anda katakan, maka tidak ada masalah dalam hal itu. Allah SWT berfirman,"Tolong menolonglah kamu dalam kebaikan." Namun janganlah dia membantu kebatilan atau ikut di dalamnya, karena Allah SWT berfirman,"Dan janganlah saling tolong dalam dosa dan permusuhan." Waffaqallahul jami’ lima yurdhihi, wassalam wr. Wb.Bin Baz

2. Wawancara dengan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin Pada bulan Oktober 1993 edisi 42,

Majalah Al-Furqan Kuwait mewawancarai Syaikh Muhammad bin shalih Al-‘Utsaimin, seorang ulama besar di Saudi Arabia yang menjadi banyak rujukan umat Islam di berbagai negara. Berikut ini adalah petikan wawancaranya seputar masalah hukum masuk ke dalam parlemen.

Majalah Al-Furqan:. Fadhilatus Syaikh Hafizakumullah, tentang hukm masuk ke dalam majelis niyabah (DPR) padahal negara tersebut tidak menerapkan syariat Islam secara menyeluruh, apa komentar Anda dalam masalah ini? Syaikh Al-‘Utsaimin: Kami punya jawaban sebelumnya yaitu harus masuk dan bermusyarakah di dalam pemerintahan. Dan seseorang harus meniatkan masuknya itu untuk melakukan ishlah (perbaikan), bukan untuk menyetujui atas semua yang ditetapkan.

Dalam hal ini bila dia mendapatkan hal yang bertentangan dengan syariah, harus ditolak. Meskipun penolakannya itu mungkin belum diikuti dan didukung oleh orang banyak pada pertama kali, kedua kali, bulan pertama, kedua, ketiga, tahun pertama atau tahun kedua, namun ke depan pasti akan memiliki pengaruh yang baik.Sedangkan membiarkan kesempatan itu dan meninggalkan kursi itu untuk orang-orang yang jauh dari tahkim syariah merupakan tafrit yang dahsyat. Tidak selayaknya bersikap seperti itu.

Majalah Al-Furqan: Sekarang ini di Majelis Umah di Kuwait ada Lembaga Amar Ma’ruf NahiMunkar. Ada yang mendukungnya tapi ada juga yang menolaknya dan hingga kini masih menjadi perdebatan. Apa komentar Anda dalam hal ini, juga peran lembaga ini. Apa taujih Anda bagi mereka yang menolak lembaga ini dan yang mendukungnya? Syaikh Al-Utsaimin: Pendapat kami adalah bermohon kepada Allah SWT agar membantu para ikhwan kita di Kuwait kepada apa yang membuat baik dien dan dunia mereka. Tidak diragukan lagi bahwa adanya Lembaga Amar Makmur Nahi Munkar menjadikan simbol atas syariah dan memiliki hikmah dalam muamalah hamba Allah SWT. Jelas bahwa lembaga ini merupakan kebaikan bagi negeri dan rakyat. Semoga Allah SWT menyukseskannya buat ikhwan di Kuwait.

Pada bulan Zul-Hijjah 1411 H bertepatan dengan bulan Mei 1996 Majalah Al-Furqan melakukan wawancara kembali dengan Syaikh Utsaimin: Majalah Al-Furqan: Apa hukum masuk ke dalamparlemen? Syaikh Al-‘Utsaimin: Saya memandang bahwa masuk ke dalam majelis perwakilan (DPR) itu boleh. Bila seseorang bertujuan untuk mashlahat baik mencegah kejahatan atau memasukkan kebaikan. Sebab semakin banyak orang-orang shalih di dalam lembaga ini, maka akan menjadi lebih dekat kepada keselamatan dan semakin jauh dari bala’.Sedangkan masalah sumpah untuk menghormati undang-undang, maka hendaknya dia bersumpah unutk menghormati undang-undang selama tidak bertentangan dengan syariat. Dan semua amal itu tergantung pada niatnya di mana setiap orang akan mendapat sesuai yang diniatkannya.

Namun tindakan meninggalkan majelis ini buat orang-orang bodoh, fasik dan sekuler adalah perbuatan ghalat (rancu) yang tidak menyelesaikan masalah. Demi Allah, seandainya ada kebaikan untuk meninggalkan majelis ini, pastilah kami akan katakan wajib menjauhinya dan tidak memasukinya. Namun keadaannya adalah sebaliknya. Mungkin saja Allah SWT menjadikan kebaikan yang besar di hadapan seorang anggota parlemen. Dan dia barangkali memang benar-benar mengausai masalah, memahami kondisi masyarakat, hasil-hasil kerjanya, bahkan mungkin dia punya kemampuan yang baik dalam berargumentasi, berdiplomasi dan persuasi, hingga membuat anggota parlemen lainnya tidak berkutik. Dan menghasilkan kebaikan yang banyak. (lihat majalah Al-Furqan – Kuwait hal. 18-19) Jadi kita memang perlu memperjuangkan Islam di segala lini termasuk di dalam parlemen. Asal tujuannya murni untuk menegakkan Islam. Dan kami masih punya 13 ulama lainnya yang juga meminta kita untuk berjuang menegakkan Islamlewat parlemen. Insya Allah SWT pada kesempatan lain kami akan menyampaikan pula. Sebab bila semua dicantumkan di sini, maka pastilah akan memenuhi ruang ini. Mungkin kami akan menerbitkannya saja sebagai sebuah buku tersendiri bila Allah SWT menghendaki.

3. Pendapat Imam Al-‘Izz Ibnu Abdis Salam

Dalam kitab Qawa’idul Ahkam karya Al-‘Izz bin Abdus Salam tercantum: Bila orang kafir berkuasa pada sebuah wilayah yang luas, lalu mereka menyerahkan masalah hukum kepada orang yang mendahulukan kemaslahatan umat Islam secara umum, maka yang benar adalah merealisasikan hal tersebut.

Hal ini mendapatkan kemaslahatan umum dan menolak mafsadah. Karena menunda masalahat umum dan menanggung mafsadat bukanlah hal yang layak dalam paradigma syariah yang bersifat kasih. Hanya lantaran tidakterdapatnya orang yang sempurna untuk memangku jabatan tersebut hingga ada orang yang memang memenuhi syarat.

Dari penjelasan di atas dapat dipahami menurut pandangan imam rahimahullah, bahwa memangku jabatan di bawah pemerintahan kafiritu adalah hal yang diperlukan. Untuk merealisasikan kemaslahatan yang sesuai dengan syariat Islam dan menolakmafsadah jika diserahkan kepada orang kafir. Jika dengan hal itu maslahat bisa dijalankan, maka tidak ada larangan secara sya’ri untuk memangku jabatanmeski di bawah pemerintahan kafir.

Kasus ini mirip dengan yang terjadi di masa sekarang ini di mana seseorang menjabat sebagai anggota parlemen pada sebuah pemeritahan non Islam. Jika melihat pendpat beliau di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa menjadi anggota parlemen diperbolehkan.

4. Pendapat Ibnu Qayyim Al-Jauziyah

Dalam kitab Thuruq Al-Hikmah, Ibnul Qayyim Al-Jauziyah (691- 751 H) dalam kitabnya At-Turuq al-Hukmiyah menulis:Masalah ini cukup pelik dan rawan, juga sempit dan sulit. terkadang sekelompok orang melewatibatas, meng hilangkan hak-hak,dan mendorong berlaku kejahatan kepada kerusakan serta menjadikasn syariat itu sempi sehingga tidak mampu memberikan jawaban kepada pemeluknya. dan menghalangi diri mereka dari jalan yang benar, yaitu jalan untuk mengetahui kebenaran dan menerapkannya. Sehingga mereka menolak hal tersebut, pada hal mereka dan yang lainnya tahu secara pasti bahwa hal ituadalah hal yang wajib diterapkan namun merekamenyangkal bahwa hal itu bertentangan dengan qowaid syariah.

Mereka mengatakan bahwa hal itu tidak sesuai yang dibawa rosulullah, yang menjadikan mereka berpikir seperti itu kurang nya mereka dalam memahami syariah dan pengenalan kondisi lapangan atau keduanya, sehingga begitu mereka melihat hal tersebut dan melihat orang-orang melakukan halyang tidak sesuai yang dipahaminya, mereka melakukan kejahatan yang panjang, kerusakan yang besar.mka permasalahannya jadi terbalik.

Di sisi lain ada kelompok yang berlawanan pendapatnya dan menafikan hukum allah dan rosulnya. Kedua kelompok di atas sama-sama kurang memahami risalah yang dibawa rosulnya dan diturunkan dalam kitabnya, padahal Allah swt. telah mengutus rasulnya dan menurunkan kitabnya agar manusia menjalankan keadilan yang dengan keadilan itu bumi dan langit di tegakkan. Bila ciri-ciri keadilan itu mulai nampak dan wajahnya tampil dengan beragam cara mak itulah syariat allah dan agamanya. Allah swt maha tahu dan maha hakim untuk memilih jalan menuju keadilan dan memberinya ciri dan tanda. maka apapun jalan yang bisa membawa tegaknya keadilan maka itu adalah bagian dari agama, dan tidak bertentangan dengan agama.

Maka tidak boleh dikatakan bahwa politik yang adil itu berbeda dengan syariat, tetapi sebaliknya justru sesuai dengan syariat, bahkan bagian dari syariat itru sendiri. kami menamakannya sebagai politik sekedar mengikuti istilah yang Anda buat tetapi pada hakikatnya merupakan keadilan allah dan rosulnya.Imam yang muhaqqiq ini mengatakan apapun cara untuk melahirkan keadilan maka itu adakahbagian dari agama dan tidak bertentangan dengannya. Jelasnya bab ini menegaskan bahwa apapun yang bisa melahirkan keadilan boleh dilakukan dan dia bagian dari politik yang sesuai dengan syariah. Dan tidak ada keraguan bahwa siapa yang menjabat sebuah kekuasaan maka ia harus menegakkan keadilan yang sesuai dengan syariat. Dan berlaku ihsan bekerja untuk kepentingan syariat meskipun di bawah pemerintahan kafir.

5. Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan

Syekh Shaleh Alfauzan ditanya tentang hukum memasuki parlemen. Syekh Fauzan balik bertanya, "Apa itu parlemen?" Salah seorang peserta menjawab "Dewan legislatif atau yang lainnya" Syekh, "Masuk untuk berdakwah di dalamnya?" Salah seorang peserta menjawab,"Ikut berperan serta di dalamnya" Syekh, "Maksudnya menjadi anggota di dalamnya?" Peserta, "Iya."Syeikh:"Apakah dengan keanggotaan di dalamnya akan menghasilkan kemaslahatan bagi kaum muslimin? Jika memang ada kemaslahatan yang dihasilkan bagi kaum muslimin dan memiliki tujuan untuk memperbaiki parlemen ini agar berubah kepadaIslam, maka ini adalah suatu yang baik, atau paling tidak bertujuan untuk mengurangi kejahatan terhadap kaum muslimin dan menghasilkan sebagian kemaslahatan, jika tidakmemungkinkan kemaslahatan seluruhnya meskipun hanya sedikit.

"Salah seorang peserta, "Terkadang didalamnya terjadi tanazul (pelepasan) dari sejumlah perkara dari manusia." Syeikh:"Tanazul yang dimaksud adalah kufur kepada Allah atau apa?"Salah seorang peserta, "Mengakui."Syeikh:"Tidak boleh. adanya pengakuan tersebut. Jika dengan pengakuan tersebut ia meninggalkan agamanya dengan alasan berdakwah kepada Allah, ini tidak dibenarkan. Tetapi jika mereka tidak mensyaratkan adanya pengakuan terhadap hal-hal ini dan ia tetap berada dalam keIslaman akidah dan agamanya, dan ketika memasukinya ada kemaslahatan bagi kaum muslimin dan apa bila mereka tidak menerimanya ia meninggalkannya, apa mungkin ia bekerja untuk memaksa mereka?Tidak mungkin kan untuk melakukan hal tersebut. Yusuf as ketika memasuki kementrian kerajaan, apa hasil yang ia peroleh? atau kalian tidak tahu hasil apa yang di peroleh Nabi Yusuf as?Atau kalian tidak tahu tentang hal ini, apa yang diperoleh Nabi Yusuf ketika ia masuk, ketika rajaberkata kepadanya, "Sesungguhnya kamu hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercaya dis isi kami" Nabi Yusuf saat itu menjawab, "Jadikan aku bendaharawan negara karena aku amanah dan pandai.

" Maka beliau masuk dan hukum berada di tangannya. Dan sekarang dia menjadi raja Mesir, sekaligus nabi.Jadi bila masuknya itu melahirkan sesuatu yangbaik, silahkan masuk saja. Tapi kalau hanya sekedar menyerahkan diri dan ridho terhadap hukum yang ada maka tidak boleh. Demikian juga bila tidak mendatangkan maslahat bagi umat Islam, maka masuknya tidak dibenarkan. Para ulama berkata, "Mendatangkan manfaat dan menyempurnakannya, meski tidak seluruh manfaat, tidak boleh diiringi dengan mafsadat yang lebih besar.

"Para ulama mengatakan bahwa Islam itu datangdengan visi menarik maslahat dan menyempurnakannya serta menolak mafsadah dan menguranginya. maksudnya bila tidak bisa menghilangkan semua mafsadat maka dikurangi, mendapatkan yang terkecil dari dua dhoror, itu yang diperintahkan. Jadi tergantung dari niat dan maksud seseorang dan hasil yang diperolehnya. Bila masuknya lantaran haus kekuasaan dan uang lalu diam atas segala penyelewengan yang ada, maka tidak boleh. Tapi kalau masuknya demi kemaslahatan kaum muslimin dan dakwah kepada jalan Allah, maka itulah yang dituntut. Tapi kalau dia harus mengakui hukum kafir maka tidak boleh, meski tujuannya mulia. seseorang tidak boleh menjadi kafir dan berkata "Tujuan saya mulia, saya berdakwah kepada Allah," tidak tidak boleh itu."Salah seorang peserta, "Apa yang menjadi jalan keluarnya?""Jalan keluarnya adalah jika memang di dalamnya ada maslahat bagi kaum muslimin dan tidak menghasilkan madharat bagi dirinya, maka hal tersebut tidak bertentangan. Adapun jika tidak ada kemaslahatan di dalamnya bagi kaum muslimin atau hal tersebut mengakibatkan adanya kemadorotan yaitu pengakuan yaitu pengakuan akan kekufuran, maka hal tersebut tidak diperbolehkan" (Rekaman suara)

6. Syaikh Abdullah bin Qu’ud

Sebagian orang-orang meremehkan partai-partai politik Islam yang terdapat di sejumlah negara-negara Islam seperti Aljazair, Yaman, Sudan dan yang lainnya. Mereka yang ikut didalamnya dituduh dengan tuduhan sekuler danlain-lainnya. Apa pendapat Anda tentang hal tersebut? Sikap atau peran apa yang harusnya dilakukan oleh kaum muslimin untuk menyikapi kondisi tersebut?Jawaban: Akar persoalan dari semua itu adalahadanya dominasi sebagian para dai terhadap yang lainnya. Dan saya berpendapat bahwa seorang muslim yang diselamatkan Allah dari malapetaka untuk memuji Allah dan bersyukur kepada-Nya serta berdoa untuk saudara-saudaranya di Sudan, Aljazair, Tunisia dan negara-negara lainnya, ataupun bagi kaum muslimin yang berada di negeri-negeri yang jelas-jelas kafir.

Dan jika hal tersebut tidak memberikan manfaatkepada mereka, aku berpendapat minimal jangan memadhorotkan mereka. Karena sampaisekarang tidak ada bentuk solidaritas yang nyata kepada para dai tersebut padahal mereka telah mengalami berbagai ujian dan siksaan.Dan kita wajib mendoakan kaum msulimin dan manaruh simpati kepada mereka di setiap tempat. Karena seorang mokmin adalah saudara bagi muklmin yang lainnya, jika mendengar kabar yang baik mengenai saudaranya di Sudan, Aljazair, Tunisia atau dinegeri mana saja maka hendaknya ia merespon positif dan seakan-akan ia berkata:"Wahai kiranya saya ada bersama-sama mereka, tentu saya mendapat kemenangan yang besar" (QS. An-Nisaa: 73).

Dan apa bila mendengar malapetaka yang menimpa mereka, maka hendaklah ia mendoakan untuk saudarnya-saudaranya yang sedang diuji di negeri mana saja, supaya Allah melepaskan mereka dari orang-orang yang sesat dan menjadikan kekuasaan bagi kaum muslimin dan hendaklah ia memuji Allah karenatelah menjaga dirinya.Jangan sampai ada seseorang yang bersandar dengan punggungnya di negeri yang aman lalu mencela orang-orang atau para dai yang berjuang demi Islam di bawah kedholiman dan keseweng-wenangan dan intimidasi. Tidak diragukan lagi bahwa hal ini merupakan tindakan yang tidak fair. boleh jadi engkau akan mendapat ujian jika Anda tidak merespon dengan perasaan Anda apa yang dirasakan oleh kaum muslimin yang sedang mengalami ujian dari Allah..

Demikian petikan beberapa pendapat para ulama tentang dakwah lewat pemilu, partai politik, parlemen dan sejenisnya. Semoga ada manfaatnya.

Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikumwarahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc.

Sumber : http://m.eramuslim.com/negara/adakah-berpolitik-dan-berpartai-dicontohkan-nabi-dan-sahabat.htm

Baca selengkapnya

Masih Berani Tidur Setelah Sahur? Baca Ini!

Berita Islam 24H- Tidur setelah sahur memang tidak haram. Namun, dari sisi ilmu gizi dan kesehatan tidursetelah makan sangat tidak dianjurkan bahkan dalam kategori dilarang karena dampak buruknya sangat banyak.

Pramono, ahli gizi dari Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin dalam tulisannya kepada Tribunnews.com mengatakan dampaknya antara lain perut akan jadi buncit karena saat tidur tubuh jadi hemat energi dan secara otomatis lemak akan mudah tertimbun di perut kita.Juga akan terjadi refluks, karena makanan belum dicerna maka bisa berbalik dari lambung ke kerongkongan (atau biasa disebut refluks) karena pengaruh gravitasi akibat kita tidur.

"Jika terjadi refluks maka asam lambung akan naik dan melukai kerongkongan. Karena mengalami luka, kerongkongan akan terasa panas seperti terbakar, dan mulut pun terasa pahit," tulis Pramono.

Normalnya isi lambung/maag akan kosong kembali sekitar dua jam setelah kita makan, tapi kalau posisi tubuh kita berada pada posisi baring, maka proses pengosongan lambung/maag akan terhambat/terlambat. Hal ini akan mengakibatkan timbulnya gangguan pencernaan seperti mencret atau sembelit tergantung bahan makanan yang kitamakan.

Meningkatnya resiko terkena stroke juga bisa saja terjadi kalau kita tidur setelah sahur. Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa orang yang memiliki jeda paling lama antara makan dan tidur mempunyai risiko terendah untuk mengalami stroke.Jika seandainya kita masih ingin tidur setelah makan sahur atur saja minimal 2 jam setelah makan sahur baru tidur.

Tak heran jika banyak ulama berpendapat bahwa tidur setelah makan sahur sebaiknya tidak di lakukan.Nabi Muhammad SAW telah memberika tuntunan bahwa makan sahur jangan ditinggalkan dan dianjurkan untuk diakhirkan waktunya jadi sampai menjelang subuh atau waktu imsyak sehingga secara logika maka setelah sahur maka langsung dilanjutkan ibadah Sholat Subuh dan jika setelah sholat subuh dilanjutkan dengan wirid yang cukup panjang maka matahari telah terbit dan sudah waktunya untuk bekerja.

Rasulullah SAW tidak langsung tidur setelah makan. Beliau beraktivitas terlebih dahulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan baik sehingga mudah dicerna.Caranya bisa juga dengan shalat. Rasulullah SAW bersabda, "Cairkan makanan kalian dengan berdzikir kepada Allah SWT dan shalat, serta janganlah kalian langsung tidur setelah makan, karena dapat membuat hati kalian menjadi keras."(HR Abu Nu'aim dari Aisyah r.a.).

Nah, masih nekad tidur setelah sahur? [beritaislam24h.com/tnc]

Baca selengkapnya

Boleh Engkau Bermaksiat, Asalkan Bisa Penuhi 5 Hal Ini! Sanggup Kah?

Berita Islam 24H- Seorang laki-laki pernah meminta nasehat kepada Ibrahim bin Adham, ulama ahli tazkiyah. Laki-laki itu minta nasehat agar dirinya berhenti dari maksiat.Ibrahim bin Adham lalu menyebutkan 5 hal yang membuat laki-laki tersebut terngiang-ngiang dan membuatnya berhenti bermaksiat.Lima hal itu adalah:

- Jika engkau akan melakukan perbuatan maksiat kepada Allah, jangan engkau makan rezeki dari-Nya

- Jika engkau akan melakukan perbuatan maksiat kepada Allah, jangan tinggal di bumi Allah

- Jika engkau akan melakukan perbuatan maksiat kepada Allah, carilah tempat di mana saja yang engkau tidak dilihat Allah dan lakukan maksiat di tempat itu

- Engkau boleh bermaksiat asalkan engkau bisa meminta penundaan satu hari kepada Malaikat Maut. “Tundalah satu hari wahai Malaikat, agar aku bisa bertaubat.”

- Engkau boleh bermaksiat asalkan engkau bisa menolak ketika Malaikatmemasukkanmu ke dalam neraka.

Semoga lima hal tersebut dapat menjadi bahan renungan untuk kita semua, bahwa semua yang ada di Dunia ini adalah milik Allah. Sehingga membuat kita semua sadar, bahwa kita tidak bisa berbuat semau kita, terlebih jika kita melanggar dari aturan-aturan yang telah Allah berikan melalui Alqur'an.

Mengingat saat ini, sudah terlalu banyak kasus pemerkosaan yang terjadi di Negeri ini. Dan dengan kasus yang ada, tidak sedikit diantaranya yang berakhir dengan cara yang sangat tragis. Sehingga tidak ada salahnya jika anda bagikan artikel ini. Semoga menjadi amal kebaikan untuk kita semua, jika ternyata ada seseorang yang sadar, dan mengurungkan niatnya untuk berbuat maksiat melalui hal ini, tentunya dari apa yang anda bagikan ini. Aamiin... (pmc)

Baca selengkapnya

Setiap Muslim akan Dihisab Sebelum Masuk Surga, Terkecuali 70.000 Orang Ini

Berita Islam 24H- Seperti yang kita ketahui, bahwa setiap manusia masuk surga dibagi dalam 3 kategori, yaitu: langsung masuk surga tanpa hisab (dihitung kebaikan dan keburukannya), masuk surga setelah dihisab, dan masuk surga setelah diadzab terlebih dulu.Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dalam Bukhari, Muslim,dan Ahmad, Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam bersabda tentang 70.000 orang yang masuk surga tanpa dihisab.

Berikut ini haditsnya dalam Sahih Bukhari: "Ditampakkan beberapa umat kepadaku, maka ada seorang nabi atau dua orang Nabi yang berjalan dengan diikuti oleh antara 3-9 orang. Ada pula seorang nabi yang tidak punya pengikut seorangpun, sampai ditampakkan kepadaku sejumlah besar. Aku pun bertanya apakah ini? Apakah ini ummatku? Maka ada yang menjawab: 'Ini adalah Musa dan kaumnya,' lalu dikatakan, 'Perhatikanlah ke ufuk.' Maka tiba-tiba ada sejumlah besar manusia memenuhi ufuk kemudian dikatakan kepadaku, 'Lihatlah ke sana dan ke sana di ufuk langit.' Maka tiba-tiba ada sejumlah orang telah memenuhi ufuk. Ada yang berkata, 'Inilah ummatmu, di antara mereka akan ada yang akan masuk surga tanpa hisab sejumlah 70.000 orang.

Kemudian Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam masuk tanpa menjelaskan hal itu kepada para shahabat. Maka para shahabat pun membicarakan tentang 70.000 orangitu. Mereka berkata, 'Kita orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti rasul-Nya maka kitalah mereka itu atau anak-anak kita yang dilahirkan dalam Islam, sedangkan kita dilahirkan di masa jahiliyah.' Maka sampailah hal itu kepada Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam, lalu beliau keluar dan berkata, mereka adalah orang yang tidak minta diruqyah (dimanterai), tidak meramal nasib dan tidak minta di-kay, dan hanya kepada Allah lah mereka bertawakkal." (HR. Bukhari)

Baca selengkapnya

Tujuh Tahun Setelah Kematian Dajjal, Manusia Hidup dengan Keadaan Seperti Ini

Setelah matinya Dajjal, manusia kemudian hidup dengan damai selama 7 tahun. Tidak ada permusuhan di antara mereka. Sampai akhirnya Allah mengutus angin yang sejuk dari arah Syam. Maka setiap orang yang di dalam hatinya memiliki kebaikan dan iman walaupun seberat biji sawi, akan dicabut nyawanya.

Sampai-sampai seandainya seseorang masuk ke tengah gunung niscaya angin itu akan mengejar dan mencabut nyawanya.Maka tinggallah orang-orang yang jahat di muka bumi. Mereka hidup seperti burung (berlomba dalam kejahatan) dan berjiwa seperti binatang buas yang saling bermusuhan dan mendholimi. Mereka tidak mengenal kebaikan dan tidak menolak syaithon di tengah-tengah mereka, ia berkata, “Tidakkah kalian menyambutku?” Mereka bertanya, “Apa yang engkau perintahkan kepada kami?”

Maka syaithon memerintahkan mereka agar menyembah berhala. Padahal ketika itu mereka mendapat rizki yang terus mengalir dan kehidupan mereka makmur sekali. Kemudian ditiuplah sangkakala tanda hari kiamat telah datang. Tidakseorangpun mendengarnya melainkan mengalihkan perhatian dan mengangkat kepala.

Orang yang pertama kali mendengarnya adalah orang yang sedang memperbaiki telaga untanya.Maka orang itu kemudian mati. Selanjutnya mati pula seluruh manusia. Kemudian Allah menurunkan hujan gerimis. Maka tumbuhlah jasad-jasad manusia karenanya (kembali ke asal penciptaannya). Kemudian ditiuplah sangkakala untuk kedua kalinya. Saat itu bangkitlah manusia untuk menunggu (keputusan Allah).

Kemudian dikatakan “Wahai sekalianmanusia marilah menghadap Rabb kalian. Tegakkan mereka karena mereka kan ditanya oleh Allah.”Kemudian dikatakan, “Keluarkanlah bagian untuk menjadi penghuni neraka.”Terdengar jawaban “Berapa?”

“Dari setiap seribu orang sembilan ratus sembilan puluh sembilan untuk jadi bagian penghuni neraka ”Maka itulah hari kiamat yang membuat anak kecil segera beruban (putih rambutnya), dan pada hari itu terbukalah segala kedahsyatan.

Sumber: islampos

Baca selengkapnya

Situs Tuo Sumay dan Kerajaan Tertua di Kabupaten Tebo

Ada Apa Dengan Situs Tuo Sumay....?:

PT.Pusat Penerangan Terkini Minggu, 05 Juli 2015 Minggu, Juli 05, 2015

The Jambi Times - Tebo - Secara administratif Situs Tuo Sumay terletak di Dusun Ulu Gedong DesaTuo Sumay Kecamatan Sumay Kabupaten Tebo. Situs Tuo Sumay beberapa tahun ini mencuat kepermukaan hingga dapat menarik minat peneliti - peneliti tersohor di Indonesia. Situs Tuo Sumay pertama kali diperkenalkan pada tahun 1990 dalam Pameran Pembangunan di Jambi namun yang dipamerkan adalahFragmen Bata Kuno oleh perwakilan Bungo - Tebo. Batu Bata Kuno yang ditemukan diduga menandakan adanya sebuah candi pada wilayah tersebut. Setelah itu, Pada tahun 1991 Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Propinsi Jambi, Sumatera Selatan, dan Bengkulu melakukan pendataan namun tidak menghasilkan informasi. Hal ini dikarenakan lokasi penemuan Fragmen Bata Kuno masih terdapat pohon - pohon besar, pohon salak, dll.

Disamping itu, masyarakat setempat juga melaporkan adanya temuan - temuan seperti piring - piring keramik, tusuk konde, kalung, cincin, jarum dll. Pada Seminar Melayu Kuno pada tahun 1992 di Jambi Fachrudin Saudagar dalam Pemaparanya mengenai The Expansion of The Ancient Malay in Jambi atau Perkembangan Kerajaan Melayu Kuno di Jambi menempatkan Dusun Tuo Sumay menjadi salah satu wilayah yang dianjurkan untuk diselidiki. Pada tahun 1995 dilakukan survey dilokasi temuan bata - bata kuno. Hasil Survey menunjukan bahwa fragmen bata - bata kuno ditemukan diatas gundukan dan disekitar rumah penduduk. Namunfragmen bata kuno tersebut dijadikan sebagai alas tiang rumah, dapur, teras,dan halaman rumah.

Kemudian, pada tahun 1996 dilakukan pemugaran gundukan dimana disisi barat dan utara adalah tempat perkampungan penduduk. Sementara sisi timur dan selatan berbatasan dengan makam. Pada tahun 1999 dilakukan ekskavasi penyelamatan oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Provinsi Jambi, Sumatera Selatan, dan Bengkulu. Dalam ekskavasi tersebut menghasilkan temuan Keramik Asing berbentuk wadah dan keramik lokal. Perbedaan temuan keramik menunjukan adanya perbedaan prilaku dengan kebudayaanpada situs lainnya. Hal ini dapat di simpulkan dikarenakan lokasi yang terdapat di pinggir Batang Sumay serta banyaknya pemukiman kuno maka menunjukan akulturasi budaya.Kerajaan Melayu Kuno Banyak perspektif dan dugaan - dugaan yang muncul perihal penemuan Situs Tuo Sumay yang diperkirakan usianya lebih tua dibandi Situs Candi di Muaro Jambi. Dimana diSitus Candi Tuo Sumay memiliki perbedaan Fragmen Bata yaitu bata merah dan putih. Diduga batu batamerah digunakan sebagai dasar bangunan dan batu bata putih sebagaibangunan utama dari ukuran batu batasaja sudah menunjukan perbedaan dengan Candi di Muaro Jambi. Dalam dunia sejarah di Indonesia mengenai kerajaan - kerajaan kuno banyak yang menyangka bahwa Kerajaan Kutai Kartanegara adalah kerajaan tertua di Indonesia. Di Jambi sendiri terdapat sedikitnya dalam berita china ada 3 kerajaan tua.

Kandali/Kantoli/Kuntala

Dalam makalah Prof. Sartono yang diseminarkan di Jambi mengenai Sejarah Melayu Kuno hanya salah satudari sekian banyak pakar peneliti mengenai Kerajaan Melayu Kuno. Nama Kandali telah dikenal oleh Kaisar Hsiau-wu (459 - 464) menurut catatanya Raja dari Kandali bernama Sa-pa-la-na-lin-da menyuruh utusanya bernama Taruda untuk pergi ke negeri China sebagai Utusanya. Sedangkan menurut Catatan Kaisar Wu dari Dinasti Liang (502 - 549) Kerajaan Kandali mengirim utusanya keChina pada tahun 502, 519, dan 520. Dilaporkan juga bahwa Kerajaan Kandali berada di laut selatan dan adatkebiasaanya seperti penduduk kamboja dan champa. Menurut Mulyana menuturkan bahwa Toponin Kantoli dan Kandala yang berada di sekitar Jambi mungkin berasal dari India Selatan. Kedua Toponim yakni Kandali dan Kantoli, berasal dari Transliterasi China . Namun peneliti banyak meyakini lokasi Kuntala beradadi Sungai Tungkal yang bagian hulunya bernama Sungai Pengabuan.

Koying

Catatan yang dibuat oleh K'ang-tai dan Wan-chen dari Dinasti Wu (222 - 280) tentang adanya negeri bernama Koying. Tentang negeri juga dimuat dalam ensklopedi Tung - tien yang ditulis oleh Tu-yu (375 - 812) dan disalin oleh Ma-tu-an-lin dalam ensklopedi Wen-hsien-t'ungkao (Wolters dalam Sartono 1992 : 86) diterangkan bahwa kerajaan Koying ada gunung api dan daerah sebelah selatan ada sebuah teluk bernama Wen. Dalam teluk tersebut ada pulau bernama Pulei. Serta penduduk yang mendiami pulau tersebut semuanya telanjang bulat, dengan kulit bewarna hitam, giginya putih, dan matanya merah. Menurut catatan china yang lain disimpulkan lokasi Koying berada di Indonesia bagian barat seiring perkembangan zaman maka kerajaan koying sesuai dengan bukti arkeologi serta sumber - sumber lainnya disimpulkan lokasi Koying di Kerinci.

Tupo, Shepo, Tchupo

Menurut Ferrand (1992 dalam Sartono: 86) ada catatan sejarah China yang ditulis Fu-nan-t'u-su-chw'en berasal dari K'ang-tai bertahun 245 - 250 yang melaporkan adanya negeri bernama Tupo. Selain itu adanya transliterasi toponim Tupo yang identik berbunyi Tebo maka ada kemungkinan lokasi Tupo berada di Tebo.

Dari perdebatan sejarah selama ini Kerajaan Tupo lah yang menjadi perdebatan menarik selain minimnya sumber berita china tidak seperti Koying dan Kuntala namun tentunya Tupo memiliki sejarahtersendiri. Dalam Folklore masyarakat jambi tentang asal - usul rajo jambi menyebutkan wilayah tebo memegangperanan penting.Situs Tuo Sumay mencuat kepermukaan bisa jadi adalah untuk mengungkap Sejarah Kerajaan Tupo. Hal ini menarik untuk dikaji mengingat minimya penelitian sejarah di Kabupaten Tebo. Padahal Kabupaten Ini memiliki peranan cukup krusial di Sejarah Jambi bahkan sampai internasional. Berbondong - bondong peneliti untuk mencari data dan fakta jika dalam penelitian menunjukan Situs Tuo Sumay dibangun pada Abad ke 3 - 5 bisa jadi Kebesaran Kerajaan Tupo akan terungkap dan Kesejarahandi Kabupaten Tebo bukan lagi sebuah cerita pengantar tidur.

Slamet Setya Budi
Penulis adalah  Pengurus Palang Merah Indonesia Kabupaten Tebo

Baca selengkapnya

Opini Mahasiswa : PR Pemerintah Jambi,Selesaikan Konflik Agraria




(Foto:ilustrasi)
The Jambi Times - Opini - Berlarutnya konflik agraria yang terus menelan korban jiwa, membuktikan bahwa pemerintah daerah dan pusat hingga sekarang belum berkomitmen untuk menyelesaikan konflik agraria yang terjadi di tanah air, tidak terkecuali di Propinsi Jambi.
Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) yang telah menginjak usia 55 tahun terasa hanya sebuah peraturan yang dibuat untuk dilanggar. Sejak diundangkan pada tanggal 24 September 1960, UUPA 1960 ditetapkan menjadi Payung Hukum Agraria di Indonesia, tujuan diundangkannya UUPA
1960 yaitu untuk merombak ketidakadilan struktur agraria warisan kolonial.
Pembangunan di Propinsi Jambi memang berlangsung pesat tidak terkecuali dalam sektor perekonomian. Kebijakan pemerintah membuka kran investasi bagi perusahaan besar adalah satu bukti untuk mengembangkan sektor perekonomian di Propinsi Jambi. Namun kadangkala tidak semua investasi bagi perusahaan memberikan dampak positif bagi Masyarakat. Konflik Agraria merupakan sebuah dampak dari Kebijakan pemerintah yang kurang hati - hati dalam memutuskan sebuah kebijakan. Akibatnya, kini kualitas kehidupan petani semakin menurun karena lahan
garapan semakin menyempit.
Sektor perkebunan dan infrastruktur merupakan dua sektor yang paling banyak konfliknya di Indonesia. Disamping itu, konflik di kedua sektor itu cenderung meningkat dengan tajam. Seperti dikutip dalam situs inkrispena.org Selama 2012-2014, konflik di sektor perkebunan meningkat sebanyak 95 konflik atau 105,6%, sementara konflik di sektor infrastruktur meningkat sebanyak 155 konflik atau 258%.
Pada tahun 2012 dan 2013, perkebunan merupakan sektor yang konfliknya pertama terbanyak. Namun, pada 2014, sektor yang konfliknya pertama terbanyak adalah sektor infrastruktur dengan 215 konflik, sementara sektor perkebunan ada di posisi kedua dengan 185 konflik. Adapun sektor lainnya, seperti kehutanan, pertambangan dan pesisir/perairan, meski konfliknya terus ada, tetapi jumlahnya cenderung fluktuatif.
Di Propinsi Jambi kondisinya tidak jauh berbeda dimana konflik agraria akibat pembangunan infrastruktur dan perkebunan menjadi isu terhangat. Konflik perampasan tanah (land grabbing) yang kian marak terjadi akhir-akhir ini. Land Grabbing adalah muara dari berbagai konflik yang lama terpendam. Berbagai konflik itu di akibatkan oleh praktik perusahaan besar monopoli. Utamanya oleh perkebunan besar kelapa sawit, HTI (Hutan Tanaman Industri) dan Tambang.
Akar berbagai konflik agraria di Jambi selama ini di latar belakangi oleh berbagai hal. Seperti perampasan tanah, perebutan lahan, tumpang tindih lahan dan berbagai konflik lainnya. Hampir setiap tahun terjadi berbagai konflik antara Petani dan Perusahaan di banyak tempat. Kejadian semacam ini merupakan manifestasi dari kekecewaan masyarakat terhadap perilaku perusahaan besar nakal serta pengawasan pemerintah yang belum maksimal.
Konflik agraria dan penguasaan sumberdaya alam tidak hanya mengakibatkan tanah yang menjadi tumpuan hidup petani “terampas”. Disamping itu, kadang kala terjadi kriminalisasi dan pengalihan isu yang cenderung menggunakan pendekatan kekerasan. Sementara pemerintah seakan-akan berpangku tangan dan lambat merespons untuk upaya penyelesaian.
Pemerintahan Desa dan lembaga adat desa seharusnya menjadi ujung tombak dalam penyelesaian namun kadang kala tidak berdaya dalam menengahi persoalan tersebut. Berbagai konflik agraria dan korban jiwa terus berjatuhan sudah seharusnya ini menjadi prioritas pemerintah untuk lebih jeli dan tegas dalam pengawasan serta hukum. Pekerjaan Rumah yang tidak mudah bagi Pemimpin di Propinsi Jambi namun harus diselesaikan. Bahkan akan lebih bijaksana bila pemerintah berani menindak tegas perusahaan-perusahaan yang melakukan pelanggaran HAM dan tindakan kekerasan lainnya terhadap masyarakat di Propinsi Jambi.
 Ditulis Oleh : Slamet Setya Budi
Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris Universitas Muara Bungo
Baca selengkapnya

Posted on Monday, 20 July 2015 | garis 05:48

Muslimedianews.com ~

Oleh: Slamet Setya Budi*


Kabupaten Tolikara yang terletak di Provinsi Papua sesaat meledak menjadi buah bibir dan menyita perhatian masyarakat di Indonesia bahkan Dunia. Sesaat predikat Indonesia yang dikenal dimata dunia atas Kerukunan Umat Beragamanya mulai luntur akibat konflik antara Agama Minoritas dan Agama Mayoritas di Kabupaten Tolikara. 17 Juli 2015 menjadi tragedi yang menyayat hati Umat Islam, dimana Islam menjadi agama mayoritas di Indonesia walaupun menjadi minoritas di Tolikara.

Berbondong - bondong media menyorot tragedi ini walaupun kadang kala berita yang disampaikan masih simpang siur. Mendengar kejadian tersebut JK notabene Wapres RI menyataan konflik tersebut diakibatkan oleh Pengeras Suara. Orang nomor dua di Indonesia ini dianggap melakukan pernyataan yang tidak sesuai dengan realita.

Pernyataan dari Pak JK mendapat bantahan dari berbagai pihak setelah beredar Surat dari GIDI (Gereja Injil Di Indonesia) wilayah Tolikara tertanggal 11 Juli 2015 lengkap dengan kop surat, stempel, serta tandatangan Ketua dan Sekretarisnya di Dunia Maya. Surat tersebut disampaikan juga kepada Bupati Tolikara, Ketua DPRD, Kepolisian Resor Tolikara, Komando Rayon Militer TNI. Adapun isi dari Surat tersebut Pemberitahuan bahwa mereka mengadakan seminar dan KKR Pemuda GIDI yg (menurutnya) tingkat Internasional, Pelarangan kegiatan hari raya Idul Fitri (takbir dan shalat Ied) di seluruh wilayah Kab. Tolikara, Jika umat Islam tetap ingin merayakan hari raya Idul Fitri, hendaklah merayakannya di luar Kab. Tolikara, Pelarangan penggunaan jilbab, Bahwa GIDI melarang pendirian tempat ibadah selain mereka, termasuk aliran Kristen yg lain (Katholik dan Protestan lainnya).

Surat tersebut dituding menjadi penyebab adanya Konflik di Tolikara. Namun adanya pernyataan mengenai Kelalaian aparat menjadi tambahnya kisruh di Tolikara. Konflik ini seharusnya dapat diantisipasi jika sosialisasi dan toleransi terus dijalankan. Konflik ini meluas dan saling menyalahkan bahkan BIN (Badan Intelijen Negara) dituding menjadi garda terdepan dalam kelalaian mengantisipasi Konflik di Tolikara. Umat muslim di Indonesia sudah terlanjur tersayat hatinya dan mengecam kejadian tersebut. Walaupun di akhir paragraf tercantum larangan kepada umat beragama lainnya namun meletusnya konflik dengan Umat Muslim membuat konflik ini membesar. Dikhawatirkan kejadian ini akan menjadi konflik antar umat beragama yang meluas di seluruh Indonesia ataupun dimanfaatkan sebagai ajang politik. Untuk itu umat Islam seluruh Indonesia ataupun yang menjadi korban perlu adanya Intropeksi dan belajar dari masalah ini.

Islam Toleransi

Tersayatnya hati umat muslim dikarenakan kecintaan terhadap agama mereka. Karena rasa cinta itulah yang menyebabkan kita merasa sakit hati, tersulut emosi, dikhawatirkan menjadi tidak adil. Ditambah lagi, pemberitaan yang belum lengkap yang terus dikonsumsi tanpa melihat hasil nantinya menyebabkan rumitnya permasalahan ini.

Emosi karena kebencian yang terus disuarakan ditakutkan akan menyulutkan api - api kecil yang akan membesar di seluruh penjuru negeri. Bahkan dikhawatirkan memunculkan statemen yang mengatakan dan menghujat agama lain berasal dari kaum yang dibenci Allah. Sebagai umat muslim janganlah kita hanya memandang dari satu arah seperti mengharamkan toleransi sehingga kita memeranginya hanya karena ada ayat yang berbunyi " Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka " (QS Al - Baqarah :120). Kebencian timbul biasanya disebabkan karena ketidakadilan baik oleh umat lain, pemerintah, LSM, pemberitaan, dll. Sehingga kadangkala kita menuntut hal tersebut bahkan berlaku tidak adil juga bahkan sampai melarangnya padahal ada ayat yang menyatakan "Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adil-lah! karena adil itu lebih dekat kepada takwa." (QS Al - Maidah :8).

Kita sebagai umat muslim juga harus belajar memahami umat minoritas lainnya. Mungkin kadangkala mereka juga merasakan kepenatan yang sama. Untuk itu, kehidupan beragama perlu adanya toleransi, belajar merasa, dan berlaku adil terhadap sesama maupun umat lainnya. Memahami bahwa arti adil mendekati dengan Takwa maka Janji Allah bagi umatnya adalah “Kalau seandainya penduduk-penduduk negeri tersebut mau beriman dan bertaqwa kepada Allah maka pasti Kami akan bukakan untuk mereka pintu-pintu barakah dari langit dan bumi” (QS. Al - Araf : 96). Umat muslim harus  kembali memahami dan menerapkan syariat Islam Kaffah seperti Rasulullah dan para sahabat beliau menerapkanya Dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat dan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Jangan hanya karena tragedi Tolikara kita menjadi buta mata dan melakukan Jihad dan Perang terhadap umat lain. Jika kita menuruti ego masing - masing maka setiap ada Agama atau Kaum yang merasa terganggu maka akan melakukan hal yang sama akibat tidak adanya keadilan. Karena Al - Qur'an memang telah memerintahkan Amar Ma'ruf Nahi Mungkar.

Sesuai dengan perintah tersebut juga menerangkan jalannya. Jika terjadi hal yang tidak baik maka bantahlah dengan jalan yang baik seperti yang diterangkan dalam QS. An - Nahl : 125 " Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah dengan cara yang baik ". Untuk itu petiklah pelajaran berharga dalam menyikapi Tragedi di Tolikara dan mulailah ciptakan Toleransi antar umat beragama. Perang terbesar adalah melawan diri sendiri Jihad utama adalah melawan amarah. Islam yang dicintai Allah adalah "Al-Hanifiyyah As-Samhah - Islam Yang Toleran". Sehingga kita harus saling kenal mengenal, memahami, serta memiliki sifat toleransi terhadap suku - suku dan bangsa - bangsa.

*Slamet Setya Budi
Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris Universitas Muara Bungo

Kunjungi www.facebook.com/muslimedianews Sumber MMN: http://www.muslimedianews.com/2015/07/berkaca-dari-tragedi-tolikara.html#ixzz3k4s5P0Ht

 

 

Berkaca Dari Tragedi Tolikara



(Foto:Ist)
Kabupaten Tolikara yang terletak di Provinsi Papua sesaat meledak menjadi buah bibir dan menyita perhatian masyarakat di Indonesia bahkan Dunia. 
Sesaat predikat Indonesia yang dikenal dimata dunia atas Kerukunan Umat Beragamanya mulai luntur akibat konflik antara Agama Minoritas dan Agama Mayoritas di Kabupaten Tolikara. 17 Juli 2015 menjadi tragedi yang menyayat hati Umat Islam, dimana Islam menjadi agama mayoritas di Indonesia walaupun menjadi minoritas di Tolikara.

Berbondong - bondong media menyorot tragedi ini walaupun kadang kala berita yang disampaikan masih simpang siur. Mendengar kejadian tersebut JK notabene Wapres RI menyataan konflik tersebut di akibatkan oleh Pengeras Suara. Orang nomor dua di Indonesia ini dianggap melakukan pernyataan yang tidak sesuai dengan realita.

Pernyataan dari Pak JK mendapat bantahan dari berbagai pihak setelah beredar Surat dari GIDI (Gereja Injil Di Indonesia) wilayah Tolikara tertanggal 11 Juli 2015 lengkap dengan kop surat, stempel, serta tandatangan Ketua dan Sekretarisnya di Dunia Maya. 
Surat tersebut disampaikan juga kepada Bupati Tolikara, Ketua DPRD, Kepolisian Resor Tolikara, Komando Rayon Militer TNI. 
Adapun isi dari Surat tersebut Pemberitahuan bahwa mereka mengadakan seminar dan KKR Pemuda GIDI yang (menurutnya) tingkat Internasional, Pelarangan kegiatan hari raya Idul Fitri (takbir dan shalat Ied) di seluruh wilayah Kab. Tolikara, Jika umat Islam tetap ingin merayakan hari raya Idul Fitri, hendaklah merayakannya di luar Kab. Tolikara, Pelarangan penggunaan jilbab, Bahwa GIDI melarang pendirian tempat ibadah selain mereka, termasuk aliran Kristen yg lain (Katholik dan Protestan lainnya).

Surat tersebut dituding menjadi penyebab adanya Konflik di Tolikara. Namun adanya pernyataan mengenai Kelalaian aparat menjadi tambahnya kisruh di Tolikara.
 Konflik ini seharusnya dapat diantisipasi jika sosialisasi dan toleransi terus dijalankan. Konflik ini meluas dan saling menyalahkan bahkan BIN (Badan Intelijen Negara) dituding menjadi garda terdepan dalam kelalaian mengantisipasi Konflik di Tolikara. Umat muslim di Indonesia sudah terlanjur tersayat hatinya dan mengecam kejadian tersebut.
 Walaupun di akhir paragraf tercantum larangan kepada umat beragama lainnya namun meletusnya konflik dengan Umat Muslim membuat konflik ini membesar. 
Dikhawatirkan kejadian ini akan menjadi konflik antar umat beragama yang meluas di seluruh Indonesia ataupun dimanfaatkan sebagai ajang politik. Untuk itu umat Islam seluruh Indonesia ataupun yang menjadi korban perlu adanya Intropeksi dan belajar dari masalah ini.

Islam Toleransi

Tersayatnya hati umat muslim dikarenakan kecintaan terhadap agama mereka. Karena rasa cinta itulah yang menyebabkan kita merasa sakit hati, tersulut emosi, dikhawatirkan menjadi tidak adil. Ditambah lagi, pemberitaan yang belum lengkap yang terus dikonsumsi tanpa melihat hasil nantinya menyebabkan rumitnya permasalahan ini.

Emosi karena kebencian yang terus disuarakan ditakutkan akan  menyulutkan api - api kecil yang akan membesar di seluruh penjuru negeri. Bahkan dikhawatirkan memunculkan statemen yang mengatakan dan menghujat agama lain berasal dari kaum yang dibenci Allah. 
Sebagai umat muslim janganlah kita hanya memandang dari satu arah seperti mengharamkan toleransi sehingga kita memeranginya hanya karena ada ayat yang berbunyi " Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka " (QS Al - Baqarah :120). Kebencian timbul biasanya disebabkan karena ketidakadilan baik oleh umat lain, pemerintah, LSM, pemberitaan, dll. 
Sehingga kadangkala kita menuntut hal tersebut bahkan berlaku tidak adil juga bahkan sampai melarangnya padahal ada ayat yang menyatakan "Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adil-lah! karena adil itu lebih dekat kepada takwa." (QS Al - Maidah :8). 
Kita sebagai umat muslim juga harus belajar memahami umat minoritas lainnya. Mungkin kadangkala mereka juga merasakan kepenatan yang sama. Untuk itu, kehidupan beragama perlu adanya toleransi, belajar merasa, dan berlaku adil terhadap sesama maupun umat lainnya.
 Memahami bahwa arti adil mendekati dengan Takwa maka Janji Allah bagi umatnya adalah “Kalau seandainya penduduk-penduduk negeri tersebut mau beriman dan bertaqwa kepada Allah maka pasti Kami akan bukakan untuk mereka pintu-pintu barakah dari langit dan bumi” (QS. Al - Araf : 96). Umat muslim harus kembali memahami dan menerapkan syariat Islam Kaffah seperti Rasulullah dan para sahabat beliau menerapkanya Dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat dan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Jangan hanya karena tragedi Tolikara kita menjadi buta mata dan melakukan Jihad dan Perang terhadap umat lain.
 Jika kita menuruti ego masing - masing maka setiap ada Agama atau Kaum yang merasa terganggu maka akan melakukan hal yang sama akibat tidak adanya keadilan. Karena Al - Qur'an memang telah memerintahkan Amar Ma'ruf Nahi Mungkar. Sesuai dengan perintah tersebut juga menerangkan jalannya. 
Jika terjadi hal yang tidak baik maka bantahlah dengan jalan yang baik seperti yang diterangkan dalam QS. An - Nahl : 125 " Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah dengan cara yang baik ". Untuk itu petiklah pelajaran berharga dalam menyikapi Tragedi di Tolikara dan mulailah ciptakan Toleransi antar umat beragama. 
Perang terbesar adalah melawan diri sendiri Jihad utama adalah melawan amarah. Islam yang dicintai Allah adalah "Al-Hanifiyyah As-Samhah - Islam Yang Toleran". 
Sehingga kita harus saling kenal mengenal, memahami, serta memiliki sifat toleransi terhadap suku - suku dan bangsa - bangsa.
 Ditulis Oleh : Slamet Setya Budi
Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris Universitas Muara Bungo
Baca selengkapnya

TANTANGAN MEA, SASTRA DAN BAHASA JANGAN HILANG

F-Slamet Setya Budi
Ditulis Oleh  : Slamet Setya Budi Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris Universitas Muara Bungo

METROBUTE.COM- Masyarakat Ekonomi Asean tinggal menghitung hari sudah siapkah kita.Sebuah permasalahan besar bagi masyarakat yang belum siap akan adanya Masyarakat Ekonomi Asean atau yang lebih dikenal dengan nama Pasar Bebas Asean. Permasalahan terus melanda negeri ini mulai dari gonjang ganjing politik ditmbah aspek pendidikan yang semakin rumit hingga masyarakat kecil yang mulai tercekik. Bagaimana masyarakat akan siap jika dari segi pemerintahan belum stabil, pendidikan belum merata, dan kesejahteraan terasa semakin langka.
Tentunya ini bukanlah tugas pemerintah semata namun ini tugas kita semua. Menyoroti kinerja media yang terfokus kepada Pendidikan, Politik dan Kesejahteraan masyarakat namun kadangkala aspek sastra dan bahasa terlupakan. Kemungkinan karena Sastra dan Bahasa tidak begitu berpengaruh kepada masyarakat dibanding ekonomi, politik, dan pendidikan. Menyikapi permasalahan Sastra dan Bahasa tentunya tidak hanya dikaji dari keindahan kata – kata maupun teori belaka. Dimana sastra memiliki pengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Seperti pendapat Mursal Esten, sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan punya efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan). Kita tentu mengetahui bahwa dari sebuah karya sastra kita dapat mengetahui keadaan kultur budaya suatu bangsa.

Dengan bergulirnya Masyarakat Ekonomi Asean tentunya berbagai kesusasteraan dari luar negeri bebas masuk ke Indonesia. Tentunya menimbulkan berbagai pemasalahan ketika para generasi muda bersifat konsumtif tanpa memfilter terlebih dahulu. Doktrin, Budaya hingga pola hidup hedonis yang tecurah dalam sebuah karya sastra tentunya dengan cepat mempengaruhi generasi muda Indonesia. Ini merupakan ancaman terhadap penggiat Kesusastraan di Indonesia dikala masyarakat sendiri tidak menghargai hasil dari negaranya sendiri. Namun dari banyaknya hal negatif, tentunya memberikan dampak positif bagi penggiat kesusastraan Indonesia, tanpa harus kehilangan identitas. Bercampurnya berbagai hasil Kesusastraan Asing menimbulkan persaingan yang positif untuk lebih kreatif namun kontrol pemerintah juga harus diperketat serta penggiat sastra dituntut mampu memperkenalkan ke dunia internasional.

Dalam bergulirnya Masyarakat Ekonomi Asean tentunya bukan hanya kesusastraan yang berpengaruh namun segi kebahasaan juga berpengaruh. Slogan jika kita ingin menguasai dunia maka kuasai bahasa ternyata bukan hanya sebuah slogan. Bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional memberikan dampak serius bagi eksistensi bahasa daerah. Padahal selain fungsi bahasa untuk berkomunikasi namun satu sisi bahasa juga memiliki fungsi sebagai Perdamaian abadi, diciptakan dengan menjadikan fungsi bahasa sebagai strategi, baik strategi untuk memahami diri setiap anggota komunitas maupun strategi untuk memahami cara pandang komunitas lain. Disamping itu, potensi bahasa sebagai bentuk diplomasi terus digali serta diterapkan dalam rangka keikutsertaan Indonesia mewujudkan perdamaian dunia.

Apresiasi perlu ditujukan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah mendirikan Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDB). Namun ini perlu didukung dengan pengembangan Bahasa di daerah – daerah, dimana di Indonesia memiliki berbagai macam ragam bahasa. Permasalahan ini tentunya sangat serius dimana permasalahan dalam penggunaan bahasa dapat menimbulkan kesalah pahaman dan konflik. Penguatan identitas bahasa daerah maupun bahasa nasional harus lebih ditonjolkan dalam setiap pertemuan internasional serta pendirian kursus – kursus bahasa Indonesia di luar negeri. Disamping itu Peningkatan kompetensi berbahasa asing strategis dan penerjemah. Dimana para ahli bahasa harus fokus terhadap pendidikan dan pelatihan kebahasaan, diplomasi bahasa, juru bahasa, penerjemahan dokumen strategis, karya sastra, dan buku ipteks.


Editor: dbr
Baca selengkapnya
Kerajaan Kuntala

Kerajaan Kuntala

Kerajaan Kuntala merupakan kerajaan yang belum dapat diidentifikasi lokasi keberadaannya. Mayoritas sejarawan berpendapat, Kuntala terdapat di pantai timur Sumatera di sekitar Jambi sekarang. Kerajaan ini muncul pada abad ke-5 - 6 Masehi, dimana hal ini merujuk dari sumber Cina, yang menyatakan bahwa Kuntala telah berkali-kali mengirim utusan mulai tahun 441 – 563 Masehi. Pada abad ke-7 kerajaan ini menghilang, mungkin dikarenakan munculnya dua kerajaan lain di pantai timur Sumatera yakni; Melayu (Jambi) dan Sriwijaya (Palembang).
Kerajaan Kuntala diperkirakan berdiri sejak abad ke 5 Masehi. Terbentuknya kerajaan ini oleh ahli – ahli sejarah dinyatakan sebagai akibat pendangkalan yang terjadi di Teluk Wen.  Sementara itu Negeri Ko-ying sebagai penguasa Teluk Wen  terpaksa memindahkan pelabuhan dagang dari Teluk Wen ke daerah pantai timur sekitar Kuala Tungkal.
Dalam perkembangannya, Negeri Ko-ying melepaskan daerah pantai timur, hal itu mendorong terbentuknya pemerintahan baru yang disebut Kerajaan Kantoli. Prof. Slamet Mulyana dalam buku yang berjudul ”Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara – Negara Islam di Nusantara” (LKIS Yogyakarta,2005) menyatakan bahwa di muara sungai Tembesi ada sebuah kerajaan bernama Kuntala yang mengirim utusannya ke negeri Cins di tahun 455,502,519, dan 563.
Prof. Slamet Mulyana berkesimpulan toponim Kan-to-li sama dengan Kuntala atau Tungkal dan keberadaannya terdapat di pedalaman sungai Tungkal antara Jambi dengan Palembang. Dalam Kitab Tiongkok kuno yang disalin oleh Groenevelt ke dalam bahasa Inggris bahwa kerajaan Kantoli atau Kuntala telah mengirim utusannya yang pertama ke Cina pada tahun 454-464. Raja yang mengirim utusan itu bernama Sri Varanarendra sedangkan utusannya bernama Rudra berasal dari India. Pada tahun 502 kerajaan Kantol dipimpin oleh Gautama Subhadra ia adalah putera dari Pyravarman Vinylavarman yang mengirim utusan ke Cina tahun 519. Di bidang perekonomian kerajaan Kantoli sangat bergantung pada ekspor hasil hutan karena letaknya berada di pulau Sumatera dan memiliki hasil hutan yang melimpah ruah serta sangat laku di pasaran.
Kerajaan ini mulai menunjukkan tanda – tanda kemunduran akibat serangan dari Cina, tetapi pihak kerajaan Cina tidak secara langsung menguasai kerajaan Kuntala. Penguasa Cina hanya membentuk sebuah pemerintahan otonomi di Kuntala, sehingga pihak kerajaan masih dapat mengekspor kembali hasil hutan mereka. Namun hasil dari keuntungan itu digunakan oleh para bangsawan di kerajaan Kuntala untuk berfoya – foya. Sementara hasil komoditi ekspor hutang semakin kurang laku di pasaran. Akibatnya lambat laun kerajaan Kuntala mengalami kemunduran.
Source : Diolah
Baca selengkapnya